Konten dari Pengguna

Memahami Neurodiversity: Merayakan Keberagaman Cara Berpikir Otak Manusia

Yogi
Sejak tahun 2017 mulai terjun bebas sebagai praktisi marketing dan layanan produk kesehatan di industri kesehatan nasional. Penikmat dunia digital dan saat ini mulai terlibat aktif di proses digitalisasi pada beragam sektor kehidupan.
5 Juli 2025 17:15 WIB
·
waktu baca 45 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Memahami Neurodiversity: Merayakan Keberagaman Cara Berpikir Otak Manusia
Artikel ini akan membuat kita mempertanyakan lagi tentang label normal dan tidak normal, pintar dan tidak pintar, nakal atau tidak nakal pada setiap anak yang kita miliki.
Yogi
Tulisan dari Yogi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang sangat pintar dalam bidang tertentu, tetapi kesulitan dalam hal lain yang tampak sederhana? Atau mungkin Anda pernah merasa bahwa cara berpikir Anda berbeda dari kebanyakan orang? Jika ya, Anda mungkin telah bersentuhan dengan konsep yang disebut neurodiversity atau keberagaman neurologis.
ADVERTISEMENT
Buku "The Pocket Guide to Neurodiversity" karya Daniel Aherne sangat menarik untuk ditelaah. Setelah membacanya, kita akan dibuat untuk mempertanyakan lagi tentang label normal dan tidak normal, pintar dan tidak pintar, nakal atau tidak nakal pada setiap manusia atau anak yang kita miliki. Ujungnya kita akan semakin meyakini kalam Illahi yang menyatakan bahwa sungguh dalam setiap penciptaanNYA tidak ada yang sia-sia. Selalu ada hal penting, hikmah dan pelajaran yang dapat diambil.
Daniel adalah seorang ahli neurodiversity dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Daniel mencoba membantu kita untuk memahami bahwa perbedaan cara berpikir bukanlah kekurangan atau masalah, melainkan kekuatan. Melalui perusahaannya, Adjust, Daniel memberikan pelatihan kepada perusahaan-perusahaan global untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif bagi karyawan neurodivergent.
ADVERTISEMENT
Yang membuat perspektif Daniel begitu berharga adalah pengalaman pribadinya. Didiagnosis dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) saat dewasa, Daniel memahami secara langsung tantangan yang dihadapi oleh individu neurodivergent dalam sistem pendidikan dan dunia kerja yang dirancang untuk mayoritas neurotypical.
Perjalanan Daniel dimulai pada tahun 2000 ketika ia berusia 17 tahun dan memutuskan untuk menjadi relawan mendampingi seorang anak autis. Pengalaman ini membuka matanya tentang potensi luar biasa yang dimiliki oleh individu dengan cara berpikir yang berbeda. Alih-alih menjadi pekerja sosial seperti rencana awalnya, Daniel justru menemukan passion-nya untuk meningkatkan kesadaran tentang neurodiversity.
Sayangnya, masih banyak kesalahpahaman tentang neurodiversity. Banyak orang masih melihat kondisi seperti autisme, disleksia, ADHD, dan dispraxia sebagai "gangguan" yang perlu "diperbaiki". Padahal, dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, individu neurodivergent dapat berkontribusi luar biasa bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Artikel yang berdasarkan buku Daniel Aherne ini mencoba memahami dunia neurodiversity dengan cara yang sederhana dan praktis. Kita akan menjelajahi berbagai jenis neurotype, memahami tantangan yang mereka hadapi, dan yang terpenting, merayakan kekuatan unik yang mereka miliki.

Neurodiversity Explained - Memahami Keberagaman Neurologis

Bayangkan jika dunia ini hanya dihuni oleh satu jenis tanaman. Tidak ada variasi, tidak ada keunikan, tidak ada adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Dunia seperti itu akan sangat membosankan dan rapuh, bukan? Konsep neurodiversity mengajak kita untuk melihat keberagaman cara berpikir manusia dengan cara yang sama seperti kita menghargai keanekaragaman hayati.
Neurodiversity pada dasarnya merujuk pada kekayaan keberagaman alami pikiran manusia. Ini adalah perayaan, pengakuan, dan penerimaan bahwa kita semua mengalami dan memandang dunia dengan cara yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Konsep revolusioner ini pertama kali dicetuskan oleh seorang sosiolog bernama Judy Singer pada tahun 1998. Pada masa itu, kondisi neurodivergent masih dipandang sebagai beban atau hambatan bagi individu dan orang-orang di sekitarnya. Singer percaya bahwa semua otak berbeda, dan kita semua berpikir serta memproses dunia dengan cara yang unik.
Wartawan Harvey Blume kemudian membandingkan neurodiversity dengan biodiversity: "Neurodiversity mungkin sama krusialnya bagi umat manusia seperti halnya biodiversity bagi kehidupan secara umum".

Analogi Kaktus: Memahami Lingkungan yang Tepat

Untuk memahami konsep neurodiversity dengan lebih mudah, Daniel Aherne sering menggunakan analogi kaktus yang sangat menarik. Bayangkan sebuah kaktus yang tumbuh subur dan berbunga indah di gurun Arizona. Di lingkungan yang tepat – dengan sinar matahari yang cukup, tanah yang kering, dan iklim yang sesuai – kaktus ini mencapai potensi penuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun, apa yang terjadi jika kita memindahkan kaktus yang sama ke halaman belakang rumah di Inggris yang lembab dan dingin? Kemungkinan besar kaktus itu akan layu dan mati. Tapi apakah kita akan mengatakan bahwa kaktus itu "rusak" atau "cacat"? Tentu tidak! Kita akan menyadari bahwa lingkungannya yang tidak sesuai.
Yang menarik adalah, jika kita ingin kaktus itu tetap hidup di Inggris, kita bisa membuat adaptasi lingkungan – misalnya dengan memindahkannya ke dalam rumah kaca yang memberikan kehangatan dan cahaya yang dibutuhkan.
Inilah filosofi yang sama yang harus kita terapkan pada manusia. Alih-alih mengatakan bahwa seseorang yang kesulitan di sekolah atau tempat kerja memiliki "defisit" atau "rusak", bagaimana jika kita mempertimbangkan untuk mengubah lingkungan agar orang tersebut bisa berkembang?
ADVERTISEMENT

Siapa yang Neurodivergent?

Seseorang dianggap neurodivergent jika otaknya bekerja secara berbeda dari mayoritas orang. Perbedaan ini mungkin terlihat dalam gaya belajar mereka, cara mereka berkomunikasi, dan bagaimana mereka memproses informasi.

Identitas neurodivergent yang umum meliputi:

Ilustrasi anak autis. Foto: Freepik
Autisme - mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan mengalami dunia
Disleksia - sering dikaitkan dengan kesulitan membaca dan menulis, tetapi juga membawa kekuatan visual dan kreativitas
ADHD - ditandai dengan kesulitan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas
Dispraxia - mempengaruhi koordinasi dan perencanaan gerakan
Sindrom Tourette - melibatkan tics motorik dan vokal
Disgrafia dan Diskalkulia - kesulitan dengan menulis dan matematika
Yang penting untuk dipahami adalah bahwa banyak orang memiliki lebih dari satu neurotype. Diagnosis yang tumpang tindih semakin umum terjadi, dan ini normal.
ADVERTISEMENT

Kekuatan vs Tantangan

Berbeda dengan orang neurotypical yang cenderung memiliki kemampuan yang relatif seragam di berbagai bidang, individu neurodivergent sering memiliki profil kemampuan yang kontras. Mereka mungkin luar biasa dalam bidang tertentu sambil membutuhkan dukungan di bidang lain.
Sebagai contoh, seorang anak neurodivergent mungkin mendapat nilai A di beberapa mata pelajaran tetapi F di mata pelajaran lain. Guru dan orang tua sering bingung memahami bagaimana hal ini bisa terjadi. Namun, ini adalah karakteristik alami dari cara berpikir neurodivergent.
Di tempat kerja, seseorang neurodivergent mungkin unggul dalam pemecahan masalah tetapi membutuhkan adaptasi dalam hal organisasi dan pemrosesan informasi. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat mencapai potensi penuh mereka, bahkan melampaui standar neurotypical.
ADVERTISEMENT

Mengubah Perspektif: Dari Defisit ke Kekuatan

Salah satu perubahan paradigma terpenting dalam memahami neurodiversity adalah beralih dari model "defisit" ke model "kekuatan". Alih-alih fokus pada apa yang "salah" dengan seseorang, kita perlu melihat apa yang unik dan berharga dari cara berpikir mereka.
Contoh nyata dari perubahan perspektif ini dapat dilihat dari pengakuan GCHQ (lembaga intelijen Inggris) yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir orang disleksia "mission critical" untuk keamanan nasional. Ini menunjukkan bahwa apa yang dulu dianggap sebagai "gangguan belajar" sebenarnya adalah aset berharga dalam konteks yang tepat.

Menciptakan Masyarakat yang Inklusif

Memahami neurodiversity bukan hanya tentang toleransi, tetapi tentang pengakuan aktif bahwa keberagaman cara berpikir adalah kekuatan. Ketika kita menciptakan lingkungan yang mendukung berbagai gaya belajar dan komunikasi, semua orang mendapat manfaat.
ADVERTISEMENT
Ini berarti mengidentifikasi area di mana kita dapat menawarkan fleksibilitas dan kasih sayang. Mungkin beberapa individu akan berkembang dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dari tempat mereka kesulitan, atau mereka akan lebih nyaman dalam lingkungan dengan aturan yang lebih fleksibel.
Tujuan utama dari pemahaman neurodiversity adalah untuk melampaui ide bahwa perbedaan adalah defisit, dan sebaliknya merayakan manfaat dari berpikir secara berbeda. Dengan melakukan ini, kita tidak hanya membantu individu neurodivergent mencapai potensi mereka, tetapi juga memperkaya masyarakat secara keseluruhan dengan perspektif dan kemampuan yang beragam.

Neurotypes - Mengenal Berbagai Jenis Cara Berpikir

Memahami Disleksia pada Anak Foto: Thinkstock
Salah satu hal menarik tentang neurodiversity adalah bahwa berbagai neurotype sering kali tumpang tindih. Selama kariernya, Daniel Aherne menemukan bahwa banyak orang autis yang juga memiliki ADHD, sementara yang lain juga memiliki dispraxia atau disleksia. Bahkan perilaku tertentu dapat muncul di berbagai neurotype.
ADVERTISEMENT
Misalnya, baik orang autis maupun orang dengan ADHD dapat mengalami hyper-focus pada minat atau pekerjaan yang mereka anggap menarik. Demikian pula, orang autis, disleksia, dispraxia, dan ADHD sering kali sangat kreatif.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dengan profil neurodivergent mendapat diagnosis formal. Hambatan untuk diagnosis dapat berarti orang tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan, dan setiap orang berhak mendapat dukungan terlepas dari diagnosis formal.
Disleksia: Lebih dari Sekadar Kesulitan Membaca
Disleksia adalah neurotype yang paling umum didiagnosis di antara empat yang akan kita bahas. British Dyslexia Association memperkirakan bahwa 10% dari populasi UK memiliki diagnosis disleksia. Untuk memberikan gambaran, ini setara dengan 7 juta orang – lebih dari tiga perempat populasi London!
ADVERTISEMENT
Kesalahpahaman Umum tentang Disleksia
Banyak orang mengasosiasikan disleksia terutama dengan kesulitan mengeja, tetapi itu hanya satu bagian kecil dari disleksia. Orang disleksia sering memiliki keterampilan visual dan kreativitas yang luar biasa, tetapi sistem pendidikan kita menempatkan mereka dalam posisi yang tidak menguntungkan ketika kita meminta mereka membuktikan pemahaman melalui membaca, menulis, dan mengingat secara tertulis.
Sekitar setengah dari orang disleksia melihat kata-kata dan kalimat bergerak-gerak saat mereka membaca. Ini disebut visual stress atau sindrom Irlen, dan bisa memburuk ketika seseorang lelah atau stres.
Kelebihan Orang Disleksia
Ketika orang disleksia didorong untuk mengejar keterampilan mereka daripada kesulitan mereka, mereka dapat berkembang pesat. Orang disleksia sering unggul dalam:
- Empati dan intuisi yang tinggi
ADVERTISEMENT
- Pemikiran visual yang kuat
- Kemampuan menghubungkan pola dan mengenali pola
- Kreativitas dan kewirausahaan yang tinggi
- Kemampuan melihat gambaran besar1
Adaptasi yang Membantu untuk Disleksia
Ilustrasi autisme pada anak. Foto: Thinkstock
Adaptasi sederhana yang dapat membantu orang disleksia meliputi:
- Memberikan waktu tambahan untuk memproses informasi
- Menggunakan kertas kuning atau slide PowerPoint berwarna lembut alih-alih putih
- Menyediakan komputer dalam ujian atau software speech-to-text
- Opsi untuk mempresentasikan karya secara visual atau verbal daripada tertulis
Autisme adalah neurotype yang mempengaruhi cara seseorang mengalami dunia dan berkomunikasi dengan orang lain. Autisme ada dalam spektrum, dan dapat terjadi variasi yang signifikan dalam kekuatan dan tantangan yang dimiliki orang autis yang berbeda.
Prevalensi dan Diagnosis
ADVERTISEMENT
National Autistic Society memperkirakan bahwa 1,1% dari populasi UK adalah autis, tetapi angka sebenarnya hampir pasti lebih tinggi karena banyak orang tidak mendapat diagnosis.
Laki-laki kulit putih mewakili mayoritas orang yang menerima diagnosis autisme. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ada dorongan untuk memperbaiki keseimbangan diagnostik dalam hal gender dan etnis. Rasio diagnosis laki-laki terhadap perempuan saat ini adalah tiga banding satu.
Masking pada Perempuan Autis
Perempuan dan anak perempuan sering didiagnosis terlambat karena mereka menampilkan diri secara berbeda dan sering "menyamarkan" kesulitan mereka lebih dari laki-laki dan anak laki-laki. Masking atau kamuflase adalah mekanisme perlindungan diri di mana seseorang akan meniru orang lain atau menyembunyikan diri sejati dan perilaku mereka agar bisa menyesuaikan diri.
ADVERTISEMENT
Adaptasi untuk Autisme
Adaptasi yang bermanfaat untuk orang autis meliputi:
- Mengomunikasikan informasi tentang perubahan terlebih dahulu di depan atau mengurangi perubahan sebanyak mungkin
- Memberikan tempat parkir atau tempat duduk kerja yang tetap
- Memperingatkan tentang perubahan rutinitas di depan
- Mengulangi atau mengklarifikasi ekspresi jika diperlukan
- Tidak menempatkan ekspektasi signifikan pada komunikasi mata
ADHD: Energi dan Fokus yang Dinamis
Ilustrasi anak dengan ADHD. Foto: japansainlook/Shutterstock
Banyak orang dengan ADHD menggambarkannya sebagai bagian "terbaik" dan "terburuk" dari identitas mereka. Musisi Loyle Carner mengatakan: "Ini adalah hal terbaik dan terburuk tentang saya. Saya mencintainya tetapi saya membencinya. Tetapi saya menjadi ADHD, itu hanya siapa saya. Semua hal terbaik tentang saya berasal dari itu – menjadi cerdas secara emosional, bersemangat, ingin tahu".
ADVERTISEMENT
Karakteristik ADHD
ADHD didefinisikan oleh kurangnya perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Seseorang mungkin memilikinya tanpa elemen hiperaktif, yang dapat membuatnya lebih sulit untuk didiagnosis, terutama untuk anak perempuan1.
Prevalensi ADHD dalam populasi diperkirakan sekitar 5%. Meskipun stereotip yang persisten bahwa ADHD hanya mempengaruhi anak-anak, .tapi ini adalah profil seumur hidup.
Hyper-focus: Kekuatan Tersembunyi ADHD
Salah satu aspek menarik dari ADHD adalah kemampuan untuk hyper-focus. Michael Phelps, perenang terhebat sepanjang masa, memiliki ADHD. Dan banyak atlet berprestasi tinggi memiliki ADHD, termasuk Simone Biles dan Michael Jordan. Bisa dikatakan bahwa ada kombinasi antara ADHD dan kemahiran untuk hiperfokus , dedikasi, dan energi yang dibutuhkan banyak bidang olahraga.
Adaptasi untuk ADHD
Adaptasi yang dapat membantu orang dengan ADHD meliputi:
ADVERTISEMENT
- Menerima dan mempromosikan kebutuhan untuk gerakan yang sering dilakukan
- Meja berdiri, pertemuan berjalan, dan pembelajaran di luar ruangan
- Lingkungan kerja yang cepat dengan tenggat waktu yang jelas
- Memahami bahwa gelisah atau menggambar dapat membantu konsentrasi
Merayakan Keunikan Individual
Seperti yang dijelaskan oleh John Elder Robinson, penulis autis dari "Look Me in the Eye", neurodiversity adalah ide bahwa perbedaan neurologis seperti autisme dan ADHD adalah hasil dari variasi normal dalam genom manusia. Neurotype ini adalah bagian alami dari umat manusia.
Sebagai spesies, kita membutuhkan orang yang berpikir dan bertindak berbeda agar kita dapat bertahan dan berkembang. Jika manusia semua berpikir dengan cara yang sama, kita tidak akan membuat kemajuan signifikan dalam perkembangan sosial, budaya, dan ilmiah kita.
ADVERTISEMENT
Memahami berbagai neurotype membantu kita mendukung kebutuhan individual orang dan menciptakan kondisi di mana mereka dapat berkembang. Yang terpenting, kita harus menyadari bahwa kita tidak semua harus masuk ke dalam kotak diagnostik yang rapi, dan meskipun diagnosis sering kali konstruktif, setiap orang unik dan memiliki keterampilan dan tantangan yang berbeda.
Processing - Memahami Cara Otak Memproses Informasi
Perbedaan dalam Pemrosesan Kognitif dan Sensorik
Salah satu aspek paling fundamental dari neurodiversity adalah cara individu neurodivergent memproses informasi. Perbedaan dalam pemrosesan kognitif dan sensorik sangat umum di antara orang neurodivergent, dan memahami hal ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
Beberapa orang neurodivergent mungkin merasa sulit untuk memproses informasi secepat yang diharapkan orang lain, sementara kesulitan pemrosesan sensorik dapat berarti bahwa individu neurodivergent kesulitan dengan suara, rasa, tekstur, cahaya terang, dan lingkungan yang ramai tertentu.
ADVERTISEMENT
Yang penting untuk dipahami adalah bahwa masalah pemrosesan sensorik juga dapat mempengaruhi dan mempersulit bagaimana seseorang neurodivergent mengalami pemrosesan kognitif. Misalnya, jika orang autis berada di tempat yang bising dan ramai dan menjadi kewalahan, hal itu dapat membuatnya lebih sulit untuk memproses pikiran dan informasi, yang berpotensi menyebabkan meltdown.
Pemrosesan Reflektif: Mengambil Waktu untuk Memahami
Daniel Aherne mengatakan bahwa orang neurodivergent adalah satu-satunya orang yang benar-benar mendengarkan apa yang dia katakan, karena banyak dari mereka benar-benar meluangkan waktu untuk memahami apa yang dia katakan.
Contoh Nyata Pemrosesan Reflektif
Daniel pernah bekerja dengan seorang pria autis yang dirujuk ke National Autistic Society oleh pusat kerja lokalnya untuk mendapatkan dukungan mencari pekerjaan. Mereka mengatakan kepadanya bahwa pria itu sama sekali non-verbal dan tidak berbicara. Namun, setelah Daniel bekerja dengannya selama beberapa minggu, dia menemukan bahwa pria itu bisa berbicara. Dia hanya membutuhkan waktu lebih lama dari yang mungkin Anda antisipasi untuk memproses secara reflektif apa yang telah Anda katakan, dan dia perlu ditanya satu pertanyaan pada satu waktu.
ADVERTISEMENT
Orang-orang sering bertanya kepadanya, "Apa kabar? Bagaimana kamu sampai di sini hari ini?" Itu dua pertanyaan untuk diproses. Waktu pemrosesannya sekitar 15 detik, jadi jika Daniel hanya bertanya, "Apa kabar?" dan menunggu 15 detik untuk jawaban, dia bisa merespons.
Mengubah Perspektif tentang Kecepatan
Penyesuaian kecil seperti ini dapat membuat hidup jauh lebih mudah bagi orang-orang yang memiliki cara mendengarkan dan memproses yang berbeda. Daniel sering mengatakan, "Jika halaman komputer membutuhkan waktu lebih lama untuk dimuat, itu tidak berarti halaman itu mengandung informasi yang kurang penting." Seringkali itu berarti ada lebih banyak informasi yang sedang diakses.
Seperti yang dijelaskan oleh penulis Carl Honoré, "setiap orang memiliki metronom ( kecepatan dan irama hidup) personal mereka sendiri". Kita semua beroperasi dengan kecepatan yang berbeda, dan toleransi yang lebih besar terhadap pemrosesan reflektif, maka hasilnya bisa konstruktif untuk semua pihak.
ADVERTISEMENT
Dalam banyak keadaan, baik di sekolah, di tempat kerja, atau dalam lingkungan sosial, seseorang dengan pemrosesan reflektif mungkin telah diberi label sebagai "lambat". Daniel tidak setuju dengan terminologi negatif itu. Ini hanya berarti bahwa seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyerap informasi, memprosesnya, dan merumuskan respons.
Pemrosesan Super-Cepat: Kecepatan Pikiran yang Luar Biasa
Di sisi lain spektrum, Daniel telah bekerja dengan banyak orang dengan ADHD yang memiliki pemrosesan super-cepat dan tampaknya tahu apa yang akan Anda katakan sebelum Anda mengatakannya, dan bahkan menjawab pertanyaan Anda sebelum Anda menanyakannya.
Tantangan Pemrosesan Super-Cepat
Akibatnya, orang dengan pemrosesan super-cepat dapat dianggap kasar karena mereka memotong orang sebelum mereka selesai berbicara. Namun, pemrosesan super-cepat bisa menjadi positif dan orang dapat terlihat karismatik, cerdas, tajam, dan mampu memahami konsep dan melihat gambaran besar dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Penulis Maxine Frances Roper, yang memiliki ADHD dan dispraxia, menggambarkan bagaimana kecepatan pemrosesannya sebagai anak telah mempengaruhi komunikasinya sebagai orang dewasa: "Saya cenderung mudah terbuka kepada orang lain dan dikenal sebagai pendengar yang baik. Meskipun saya bangga dengan sifat-sifat ini, saya menyadari bahwa keduanya mungkin merupakan bentuk kompensasi berlebihan karena sering disalahpahami sebagai orang yang pemalu atau tidak terlibat, terutama saat masih muda dulu, padahal sebenarnya saya hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk memproses hal-hal tertentu."
Pemrosesan Sensorik: Mengalami Dunia dengan Intensitas Berbeda
Perbedaan sensorik yang dimiliki banyak orang neurodivergent sering disebut sebagai "kesulitan pemrosesan sensorik", di mana otak mengalami kesulitan menerima dan merespons informasi yang datang melalui indra.
Manifestasi Pemrosesan Sensorik
ADVERTISEMENT
Ini mungkin bermanifestasi sebagai orang neurodivergent yang tidak dapat menyaring suara tertentu, dapat mencium terlalu banyak, menemukan tekstur tertentu menyakitkan, atau bahkan menjadi canggung. Kita paling sering mengasosiasikan masalah sensorik dengan orang autis, beberapa di antaranya bahkan dapat mendengar listrik di dinding atau mungkin menemukan suara keras menyakitkan.
Aspek tertentu dari pemrosesan sensorik bisa sulit untuk dialami, dan kesalahpahaman tentang bagaimana pemrosesan sensorik dialami dapat membuat hidup rumit bagi orang neurodivergent.
Dampak pada Fungsi Sehari-hari
Misalnya, jika seseorang kesulitan di ruang kelas atau lingkungan sosial karena mereka merasa terlalu bising atau terlalu merangsang, hal itu dapat membuat sangat sulit untuk berfungsi. Kelebihan beban sensorik mungkin menyebabkan meltdown atau tekanan lainnya, yang bagi pengamat luar mungkin terlihat seperti "tantrum".
ADVERTISEMENT
Pemahaman yang lebih baik tentang fakta bahwa seseorang yang mengalami kelebihan beban sensorik berada dalam tekanan yang nyata akan mengurangi banyak stres bagi orang-orang dengan masalah pemrosesan sensorik.
Sensitivitas Sensorik yang Meningkat: Kekuatan Tersembunyi
Banyak orang neurodivergent memiliki sensitivitas sensorik yang meningkat, dan itu mungkin terhadap sentuhan, bau, rasa, cahaya, atau kombinasi dari semua ini. Kadang-kadang ini bisa sangat melumpuhkan, tetapi kadang-kadang bisa sangat memungkinkan dalam keadaan atau lingkungan yang tepat – memberikan lensa yang berbeda yang melaluinya orang neurodivergent melihat dan mengalami dunia.
Contoh Jo Malone: Mengubah Sensitivitas Menjadi Kekuatan
Jo Malone, pembuat parfum yang disleksia, sangat kesulitan di sekolah dan dianggap "sangat" terganggu dalam lingkungan di mana kecerdasan hanya diukur melalui kata-kata tertulis. Dia meninggalkan sekolah pada usia 13 tahun untuk merawat ibunya.
ADVERTISEMENT
Seperti banyak orang neurodivergent, Jo Malone memiliki indra penciuman yang sangat meningkat, yang dalam beberapa situasi mungkin sangat menyiksa. Namun, dalam kasusnya, dikombinasikan dengan kemampuan kewirausahaannya untuk memecahkan masalah dan melihat hal-hal secara berbeda, indra penciumannya membuatnya secara unik memenuhi syarat untuk membuat dan menjual lilin dan parfum mewah.
Sensory Seeking: Mencari Stimulasi yang Dibutuhkan
Sementara masalah pemrosesan sensorik sering dapat menyebabkan tekanan bagi orang-orang yang kewalahan, perlu diingat bahwa ada banyak kegembiraan yang dapat ditemukan bagi orang-orang yang mampu mencari sensorik.
Sensory seeking adalah perilaku apa pun di mana Anda mengejar stimulasi melalui indra Anda: mencium lilin, bergerak-gerak, merasakan kain yang bagus. Kita semua mencari sensorik dengan cara tertentu, tetapi, terutama untuk orang autis dan mereka yang memiliki ADHD, hal itu bisa menjadi perlu.
ADVERTISEMENT
Sensory seeking sering disebut "stimming", dan perilaku tersebut dapat terlihat seperti bergoyang maju mundur, merasakan material, dan bermain dengan tangan mereka. Ini adalah perilaku yang dapat dihukum, terutama dalam terapi perilaku yang kontroversial, tetapi memahami bahwa itu tidak hanya normal tetapi perlu dan mendorong orang untuk merasa aman untuk terlibat dalam perilaku ini sering akan membuatnya lebih mudah bagi orang neurodivergent untuk mengatasi.
Adaptasi yang Membantu untuk Pemrosesan
Salah satu adaptasi paling membantu yang dapat Anda buat untuk orang neurodivergent dengan pemrosesan reflektif adalah menunggu hingga sepuluh detik untuk mereka merespons; cobalah untuk sadar bahwa tidak semua orang dapat menjawab pertanyaan secara instan.
Memperhatikan perbedaan dalam pemrosesan sensorik juga sangat penting: ketika seseorang memberi tahu Anda bahwa mereka melihat lampu fluoresen berkedip, percayalah pada mereka, bahkan jika itu tidak berkedip untuk Anda!
ADVERTISEMENT
Jika kita semua mendekati interaksi dengan kesabaran dan kesadaran yang lebih besar tentang gaya komunikasi dan pemrosesan orang yang berbeda, orang neurodivergent yang mengalami tantangan di bidang ini akan merasa lebih dipahami dan didukung.
Working Memory - Memahami Memori Kerja
Apa Itu Working Memory?
Working memory atau memori kerja pada dasarnya merujuk pada jumlah informasi yang dapat Anda simpan di otak dan gunakan. Ini adalah sistem kognitif yang bertanggung jawab untuk menyimpan dan memanipulasi informasi secara sementara selama melakukan tugas-tugas kognitif yang kompleks.
Working memory dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan mengikuti instruksi verbal. Bagi banyak orang neurodivergent, working memory adalah area yang dapat menjadi tantangan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Manifestasi Kesulitan Working Memory dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh-contoh Praktis
Bayangkan Anda pergi ke dapur untuk membuat minuman, merebus air, dan begitu Anda berjalan pergi, Anda lupa bahwa Anda perlu membuat teh. Atau mungkin tugas sederhana seperti mencuci pakaian membutuhkan dua atau tiga kali percobaan, karena Anda lupa mengapa Anda masuk ke ruangan itu.
Anda mungkin naik ke atas untuk mengambil buku tetapi lupa tujuan perjalanan Anda setelah terganggu dengan menutup jendela karena hujan! Situasi-situasi seperti ini sangat umum bagi orang dengan kesulitan working memory.
Dampak pada Interaksi Sosial
Kesulitan dengan working memory juga dapat mempengaruhi orang neurodivergent ketika mereka bertemu orang baru. Daniel Aherne sering menemukan bahwa dia lupa nama orang, karena nama mereka mungkin hal yang paling tidak menarik tentang mereka. Dia mungkin mengingat dari mana mereka berasal, atau pekerjaan yang mereka lakukan, atau cerita lucu yang mereka ceritakan, tetapi ingatan tentang nama mereka hilang begitu saja.
ADVERTISEMENT
Working Memory dan Komunikasi
Masalah dengan working memory dapat menjadi alasan mengapa banyak orang neurodivergent mungkin menyela orang ketika mereka berbicara. Ketika mereka sedang melakukan percakapan yang bergerak cepat, mereka mungkin memiliki ide, dan jika mereka tidak membagikannya segera, ide itu akan mengambang keluar dari kesadaran mereka.
Working memory penting untuk pengambilan keputusan, tetapi sering kali secara tidak adil dilihat sebagai refleksi dari kompetensi seseorang. Seseorang dengan kesulitan working memory mungkin hanya membutuhkan lebih banyak pengingat di rumah atau di tempat kerja untuk membantu mereka menindaklanjuti tugas.
Dampak pada Kemampuan Mengikuti Instruksi
Working memory juga dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menerima instruksi verbal. Karena ADHD-nya, Daniel memiliki kesulitan dengan working memory-nya, dan dia kadang-kadang kesulitan mengikuti dan mengingat arah.
ADVERTISEMENT
Contoh Konkret dari Daniel Aherne
Misalnya, Daniel sering menemukan dirinya perlu bertanya kepada orang asing bagaimana cara pergi ke suatu tempat dan kemudian kesulitan untuk secara mental mempertahankan arah yang diberikan kepadanya! Dia bisa diberitahu, "Keluar dari Stasiun Victoria, belok kanan, Anda akan menemukan Sainsbury's di sudut, tepat setelah itu belok kiri, lalu ambil kanan kedua setelah jembatan dan Anda sampai", dan dia sering hanya mengingat bagian pertama dari instruksi verbal ini.
Akibatnya, dia harus terus-menerus bertanya kepada orang bagaimana cara sampai ke tujuannya sampai dia tiba. Dalam kasusnya, dia bahkan tidak mendengarkan sebagian besar arah yang diberikan; dia hanya berpegang pada instruksi pertama itu (sambil tersenyum dan mengangguk!) saat dia mencoba mengingatnya.
ADVERTISEMENT
Kesalahpahaman dan Stigma
Perbedaan kognitif ini mungkin membuat orang neurodivergent tampak kasar atau pelupa, dan mereka mungkin disalahpahami karena hal itu. Misalnya, jika seseorang menyadari Anda tidak mengingat nama mereka, mereka mungkin tersinggung atau terluka. Namun, penting untuk diingat bahwa dengan alat yang tepat, seperti smartphone dengan peta dan kemampuan untuk mengatur pengingat, orang itu bisa jauh lebih tidak terhambat di dunia.
Seperti yang dicerminkan oleh pengalaman penulis Maxine Frances Roper, jika masalah working memory orang neurodivergent disalahartikan sebagai tanda bahwa mereka kasar atau ceroboh, hal itu juga bisa menyedihkan bagi mereka: "Dulu saya sering di-bully di sekolah karena terlihat canggung, tapi sekarang saya sudah bisa melupakan dan menerima pengalaman itu. Namun, saya masih sering mengalami trauma mendadak ketika ada orang dewasa yang bertengkar dengan saya gara-gara saya pelupa atau sulit mengingat hal-hal jangka pendek. Saya pernah terus-menerus disalahkan dan tidak dipercaya sampai menangis karenanya, baik di tempat kerja maupun di rumah."
ADVERTISEMENT
Dampak pada Perencanaan dan Organisasi
Jika Anda mengalami kesulitan dengan pemrosesan dan working memory, ini dapat mempengaruhi perencanaan dan organisasi Anda, yang juga dapat menciptakan masalah dan gesekan dengan orang lain.
Orang dengan ADHD sering terlihat gelisah atau menggambar ketika orang berbicara kepada mereka, yang lagi-lagi dapat diartikan sebagai kasar, tetapi itu bisa menjadi cara untuk membantu working memory dan keterampilan mendengarkan, menjaga tubuh terstimulasi sehingga pikiran dapat fokus.
Daniel pernah mendengar frasa seperti "Masuk telinga kiri keluar telinga kanan" yang mencerminkan bagaimana kita memandang orang dengan masalah working memory. Jika Anda pernah mengatakan sesuatu yang serupa tentang seorang anak atau seseorang yang Anda ajak bekerja, ketahuilah bahwa kesulitan mereka dengan mempertahankan informasi mungkin terhubung dengan working memory dalam beberapa cara.
ADVERTISEMENT
Adaptasi yang Membantu untuk Working Memory
Jika Anda mengenal seseorang yang kesulitan dengan working memory, ada berbagai cara Anda dapat mendukung mereka. Satu pendekatan yang dapat efektif adalah memberikan pengingat dengan menggunakan alat bantu visual seperti papan tulis.
Strategi Praktis
Untuk mengurangi kesulitannya sendiri dengan working memory, Daniel suka menggunakan kertas putih ajaib yang dapat ditempelkan pada dinding, dan kemudian dia menulis hal-hal yang perlu dia ingat untuk dilakukan atau tempat-tempat yang perlu dia kunjungi! Atau kadang-kadang dia mencoba memicu ingatannya dengan meninggalkan objek yang relevan di dekat pintu, seperti karton susu untuk mengingatkan dirinya bahwa dia perlu membeli susu lagi.
Pendekatan Interpersonal
Seringkali, hanya bersabar ketika Anda harus mengulangi hal-hal kepada seseorang bisa membantu. Pastikan Anda memberikan waktu ekstra jika seseorang membutuhkan waktu sejenak untuk menuliskan instruksi, dan bersikap pengertian jika mereka mengajukan pertanyaan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Ini juga dapat membantu untuk merefleksikan bagaimana Anda mengajukan pertanyaan dan memeriksa pemahaman; cobalah untuk memberikan instruksi dengan tenang dengan jeda, biarkan seseorang waktu untuk membuat catatan, dan bertujuan untuk tidak menghakimi jika mereka perlu merekam sesuatu yang Anda katakan.
Working memory bukanlah refleksi dari kecerdasan atau kemampuan seseorang secara keseluruhan. Dengan pemahaman, kesabaran, dan adaptasi yang tepat, orang dengan kesulitan working memory dapat berfungsi dengan baik dan berkontribusi secara signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan yang mendukung dan memahami bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam memproses dan mengingat informasi.
Communication - Seni Berkomunikasi dengan Perbedaan
Memahami Spektrum Komunikasi
Ketika kita berpikir tentang komunikasi, kemungkinan besar kita hanya berpikir dalam hal berbicara dengan orang lain. Namun, ada banyak jenis komunikasi yang berbeda: komunikasi non-verbal (yang mencakup bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa isyarat), komunikasi visual, komunikasi tertulis, dan mendengarkan.
ADVERTISEMENT
Kita mungkin menilai seseorang yang tidak dapat mengekspresikan diri secara verbal atau yang kesulitan mendengarkan orang lain sebagai komunikator yang buruk, tetapi seringkali bukan itu masalahnya.
Contoh Komunikasi Alternatif
Seorang tuna rungu yang dapat membaca bibir dan berbicara melalui bahasa isyarat adalah komunikator yang hebat dalam konteks yang tepat, tetapi mereka mungkin kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak berusaha memperhatikan atau belajar bahasa isyarat.
Seorang autis non-verbal dengan mesin text-to-speech atau yang melukis gambar indah masih berkomunikasi. "The Reason I Jump", memoar bestseller yang hidup dari seorang anak autis non-verbal berusia 13 tahun, Naoki Higashida, disusun secara kreatif menggunakan grid alfabet.
Tantangan Komunikasi untuk Neurodivergent
Ada masalah lain dalam komunikasi untuk orang neurodivergent, dan ini sering berkaitan dengan apa yang tidak dikatakan orang seperti halnya dengan apa yang mereka katakan, terutama secara budaya. Mengenali apa yang umumnya dianggap sebagai topik percakapan yang tepat dapat menjadi tantangan bagi orang neurodivergent.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Wawancara Kerja
Di National Autistic Society, ketika Daniel berspesialisasi dalam mendukung pencari kerja autis, bagian besar dari pekerjaannya adalah membantu mereka mempersiapkan wawancara. Dalam perannya saat ini di Adjust, menjalankan workshop pelatihan untuk pengusaha tentang rekrutmen dan neurodiversity, dia mendorong pengusaha untuk mengubah pertanyaan wawancara mereka sehingga tidak terlalu membingungkan.
Pertanyaan pembuka yang tampaknya sederhana seperti, "Ceritakan tentang diri Anda" bisa rumit bagi orang autis untuk diinterpretasikan, karena mereka mungkin berpikir: "Nah, seberapa banyak yang ingin Anda ketahui tentang saya? Saya tidak yakin apa yang harus dikatakan."
Jika seorang pengusaha mengubah pertanyaan wawancara menjadi sesuatu yang lebih spesifik seperti, "Ceritakan tiga keterampilan dan pengalaman yang Anda miliki dalam hidup Anda yang berkaitan dengan pekerjaan ini", maka itu dapat membuat proses wawancara lebih mudah diakses oleh orang autis.
ADVERTISEMENT
Statistik Ketenagakerjaan yang Mengkhawatirkan
Tingkat ketenagakerjaan yang sangat rendah untuk orang autis (hanya 29% orang autis yang bekerja di Inggris pada tahun yang berakhir Juni 2021, menurut perkiraan Office for National Statistics) menyoroti betapa pentingnya membuat rekrutmen lebih neuro-inklusif.
Gaya Komunikasi yang Berbeda
Konsistensi dan keandalan bisa sangat penting bagi orang autis. Sangat penting dalam interaksi Anda dengan orang autis untuk melakukan persis apa yang Anda katakan akan Anda lakukan. Apakah Anda telah menjadwalkan rapat kerja, merencanakan kencan, atau mengatur untuk bertemu untuk kopi, jika Anda memberi tahu orang autis bahwa Anda akan berada di sana pada pukul 2 siang, maka berada di sanalah pada pukul 2 siang.
Perubahan dan ketidakpastian dapat menyiksa bagi orang autis, dan memastikan bahwa Anda berkomunikasi dengan benar dan berkomitmen pada waktu dan tanggal yang telah diatur sebelumnya dapat membuat perbedaan besar.
ADVERTISEMENT
Persiapan sebagai Kunci
Selain itu, sementara orang autis mungkin kesulitan untuk menyampaikan ide secara verbal, persiapan bisa menjadi kunci untuk membuat mereka merasa nyaman dalam situasi baru. Misalnya, pengusaha dapat menawarkan untuk mengirim pertanyaan kepada orang autis sebelum wawancara sehingga mereka dapat memproses apa yang akan ditanyakan dan menyiapkan jawaban.
Komunikasi dalam Konteks yang Berbeda
Contoh Greta Thunberg
Komunikasi bisa berbeda dalam pengaturan yang berbeda juga. Greta Thunberg, aktivis iklim muda, adalah autis dan memiliki ADHD. Daniel pernah ditanya dalam workshop neurodiversity bagaimana Greta bisa autis jika dia bisa memberikan pidato di depan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Tetapi bagi banyak orang autis, mungkin lebih mudah untuk melakukan pembicaraan yang telah dilatih dan disiapkan di depan 500 orang daripada melakukan percakapan satu-satu dengan seseorang. Dalam pengaturan satu-satu itu, ada banyak komunikasi bernuansa yang terjadi seperti bahasa tubuh, menavigasi pergantian giliran, dan mengubah topik, yang semuanya bisa cukup sulit.
ADVERTISEMENT
Mengatasi Bias dalam Komunikasi
Flat Affect dan Kontak Mata
Bagi mereka dengan "flat affect", yang nada dan nadanya mungkin tidak berubah tergantung pada emosi mereka, percakapan sosial bisa sulit karena mereka khawatir disalahartikan. Ada cara sederhana kita semua dapat membantu meringankan ketidaknyamanan itu: dengan mendengarkan kata-kata yang dikatakan orang dan memahami bahwa bahkan jika nada mereka tampak datar, mereka mungkin masih bersemangat atau bahagia.
Menolak mereka sebagai "dingin", "tumpul", atau "kasar" menyakitkan dan hanya dapat menghambat komunikasi. Demikian pula, cobalah untuk tidak berasumsi bahwa seseorang kasar, atau bahwa mereka tampak tidak dapat dipercaya karena mereka tidak melakukan kontak mata ketika mereka berbicara dengan Anda.
Bagi banyak orang neurodivergent, terutama beberapa orang autis, memaksa diri mereka untuk melakukan kontak mata bisa menjadi pengalaman yang menyedihkan dan kadang-kadang bahkan menyakitkan, sedangkan mereka merasa lebih mampu fokus dan mendengarkan Anda jika mereka tidak melihat mata Anda.
ADVERTISEMENT
Komunikasi Langsung vs Tidak Langsung
Beberapa orang autis berbicara dengan sangat langsung dan jujur, yang mungkin terdengar kasar bagi orang pada umumnya. Tapi sebenarnya, cara komunikasi yang lebih langsung ini bisa membuat hidup lebih mudah untuk semua orang.
Orang pada umumnya sering mengatakan "Aku baik-baik saja" padahal sebenarnya tidak. Mereka berharap lawan bicara bisa menebak bahwa mereka sebenarnya sedang tidak baik-baik saja. Tapi orang autis biasanya sulit membaca 'kode' seperti ini—mereka kesulitan memahami nada suara, ekspresi wajah, atau isyarat tersirat. Jadi mereka akan mempercayai kata-kata Anda apa adanya.
Adaptasi untuk Komunikasi yang Lebih Baik
Menghormati perbedaan komunikasi dan meresponsnya dengan cara yang tidak menghakimi akan membantu membuat orang neurodivergent lebih nyaman selama interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
Menangani orang secara langsung dengan nama, menyederhanakan pertanyaan dalam percakapan, dan berpegang pada komitmen yang telah diatur sebelumnya untuk mengurangi ketidakpastian semuanya dapat meningkatkan komunikasi dengan orang neurodivergent juga.
Penting untuk diingat bahwa banyak adaptasi yang dibahas dalam bab ini dapat meningkatkan lingkungan untuk semua orang! Siapa yang tidak mendapat manfaat dari komunikasi yang jelas?
Komunikasi yang efektif dengan orang neurodivergent bukan tentang mengubah siapa mereka, tetapi tentang menciptakan lingkungan di mana gaya komunikasi mereka yang unik dapat dihargai dan dipahami. Dengan kesabaran, pemahaman, dan adaptasi yang tepat, kita dapat membangun jembatan komunikasi yang kuat yang menguntungkan semua orang.
Unwritten Rules - Memahami Aturan Tak Tertulis
Apa Itu Unwritten Rules?
ADVERTISEMENT
Unwritten rules atau aturan tak tertulis adalah salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi orang neurodivergent, khususnya orang autis, dalam berkomunikasi.
Apa itu aturan tak tertulis?Aturan tak tertulis adalah kebiasaan atau sopan santun yang "dianggap" sudah diketahui semua orang, padahal tidak pernah diajarkan secara jelas. Orang berasumsi bahwa semua orang punya pengalaman dan nilai yang sama, jadi mereka tidak perlu menjelaskan aturan-aturan ini. Contoh-contoh aturan tak tertulis:
-Ketika kamu membuat teh untuk diri sendiri, kamu harus menawarkan buatkan untuk orang lain juga
-Boleh terlambat sedikit dari deadline yang diberikan
-Jangan menanyakan hal-hal yang terlalu pribadi kepada orang yang baru dikenal
Masalahnya: Kalau seseorang tidak mengikuti aturan-aturan ini, mereka sering dicap tidak sopan atau tidak peduli. Orang neurotypical (orang pada umumnya) menganggap aturan-aturan ini sudah "otomatis" diketahui semua orang.
ADVERTISEMENT
Intinya: Aturan tak tertulis ini seperti permainan yang semua orang mainkan, tapi tidak ada yang menjelaskan cara bermainnya kepada orang autis atau neurodivergent.
Dampak Aturan Tak Tertulis di Tempat Kerja
Daniel pernah bekerja dengan banyak orang autis yang mengalami masalah besar di kantor. Mereka sering dikucilkan, di-bully, atau bahkan hampir dipecat hanya karena tidak tahu aturan-aturan yang "tidak tertulis" di tempat kerja.
Solusinya sederhana: Jelaskan aturan-aturan ini dengan jelas dan jangan berasumsi bahwa semua orang sudah tahu. Dengan begitu, semua orang punya kesempatan yang sama untuk berhasil di tempat kerja.
Contoh: Jangan hanya berpikir: "Harusnya dia tahu kalau meeting jam 9 artinya boleh datang jam 9:05"
Tapi jelaskan: "Meeting jam 9 artinya kamu boleh datang 5 menit telat, tapi jangan lebih dari itu"
ADVERTISEMENT
Intinya: Kalau kita mau semua orang berhasil di tempat kerja, kita harus menjelaskan aturan-aturan yang selama ini dianggap "sudah pasti diketahui semua orang.
Contoh Nyata: Kesalahpahaman di Tempat Kerja
Suatu hari, seorang wanita yang dibantu Daniel menelepon ke kantor bahwa dia sakit. Dia istirahat di rumah, nonton TV sebentar, dan tidur. Tapi karena merasa lebih baik di sore hari, dia pergi bekerja jam 2 siang.
Dia berpikir: "Aku sudah sehat, jadi aku mau kembali bekerja." Tapi bosnya marah dan berpikir: "Dia cuma mau tidur-tiduran, terus datang sesukanya."
Masalahnya: Ada aturan tak tertulis yang tidak dijelaskan: "Kalau kamu sakit dan tidak masuk kerja, kamu tidak boleh datang hari itu meskipun sudah merasa sehat." Wanita itu tidak tahu aturan ini, dan bosnya tidak menjelaskan. Akibatnya, terjadi kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
Aturan Tak Tertulis Bisa Berbeda-beda Tergantung Budaya
Contoh di Inggris: Orang Inggris suka mengantri hampir di mana-mana: di restoran, toilet umum, kasir supermarket
Tapi di pub dan bar, mereka tidak mengantri - bebas siapa yang duluan
Sulit kan menebak kapan harus mengantri dan kapan tidak? Dan sering kali tidak sopan kalau kita tanya langsung. Solusi yang Dilakukan Daniel: Ketika Daniel bekerja di universitas, ada sesi khusus untuk mahasiswa asing tentang budaya Inggris. Daniel minta mahasiswa autisnya juga boleh ikut, karena mereka juga butuh belajar aturan-aturan tak tertulis ini.
Masking: Menyembunyikan Diri yang Asli
Mengapa Perempuan Autis Sering Tidak Terdeteksi? Anak perempuan autis sering tidak diketahui sejak kecil, berbeda dengan anak laki-laki yang biasanya lebih jelas menunjukkan tanda-tanda autisme.
ADVERTISEMENT
Apa itu Masking? Masking adalah ketika seseorang menyembunyikan sifat asli mereka dan berusaha meniru orang lain agar bisa "diterima" secara sosial. Bagaimana Anak Perempuan Melakukan Masking: Mereka mengamati anak populer di kelas, mereka meniru cara bicara, tingkah laku, dan kepribadian anak tersebut. Mereka menyembunyikan kesulitan mereka sendiri.
Mengapa Ini Menyakitkan?
Ada banyak aturan sosial yang tidak pernah dijelaskan dengan jelas. Kalau mereka tidak mengikuti aturan ini, mereka sering di-bully atau dikucilkan. Karena belum terdiagnosis autis, mereka tidak tahu mengapa mereka "berbeda". Mereka merasa bingung dan sakit hati.
Bullying Tersembunyi pada Perempuan
Anak perempuan tidak mem-bully secara langsung seperti anak laki-laki (yang mungkin berkelahi atau berteriak). Mereka lebih suka:
-Bergosip tentang seseorang
ADVERTISEMENT
-Mengucilkan seseorang dari grup
-Melakukan bullying secara halus
Masalahnya: Bullying seperti ini sulit dideteksi guru, jadi anak perempuan autis terus menderita tanpa ada yang membantu.
Contoh Pengalaman Siena Castellon
Anak perempuan autis sering menjadi target orang-orang yang berpura-pura menjadi teman mereka, dengan niat menggunakan mereka sebagai sumber hiburan. Advokat neurodiversity Siena Castellon menggambarkan pengalamannya tentang covert bullying:
"Ketika saya berusia 12 tahun, sekelompok anak perempuan, yang mengaku sebagai teman saya, bersikeras bahwa saya mengenakan onesie panda ke dansa Natal sekolah. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka juga akan mengenakan onesie hewan. Saya percaya mereka. Untungnya, ibu saya campur tangan dan membuat saya mengenakan gaun pesta. Ketika saya sampai di dansa, anak-anak perempuan itu mengenakan gaun pesta dan terlihat jelas kecewa bahwa saya tidak datang ke dansa berpakaian seperti panda".
ADVERTISEMENT
Akibat Jangka Panjang dari Masking
Kapan Masking Mulai Tidak Berhasil? Masking (menyembunyikan diri asli) biasanya masih bisa dilakukan anak perempuan sampai umur 13-14 tahun. Tapi setelah itu, ketika hubungan pertemanan menjadi lebih rumit, mereka mulai kewalahan. Apa yang Terjadi Ketika Masking Gagal? Mereka mulai menunjukkan masalah perilaku seperti: Menyakiti diri sendiri, mencuri dan melawan atau memberontak
Diagnosis yang Salah
Daniel pernah bekerja dengan anak perempuan yang didiagnosis dengan berbagai macam gangguan lain sebelum akhirnya ketahuan bahwa mereka autis. Mulai dari gangguan kepribadian borderline, gangguan makan, kecemasan dan ODD (gangguan melawan).
Masalahnya: Karena diagnosis yang salah, mereka tidak mendapat bantuan yang tepat untuk kebutuhan autis mereka.
Masalah dalam Hubungan Romantis
Masking juga terjadi saat pacaran. Mereka bingung dengan "aturan kencan" yang tidak jelas, seperti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di kencan pertama. Dampak Psikologisnya adalah semakin lama menyembunyikan diri asli, semakin besar tekanan mental yang mereka rasakan.
ADVERTISEMENT
Jadi, solusinya adalah, lebih jujur dalam berkomunikasi, jelaskan aturan-aturan sosial dengan terang-terangan dan ngan terlalu kaku dengan aturan tak tertulis.
Ingat: komunikasi yang jujur akan membuat semua orang (baik neurotypical maupun neurodivergent) lebih nyaman.
Menemukan Ruang yang Aman
Greta Thunberg mengatakan bahwa dia menghargai menjadi autis karena "Berbeda adalah hadiah. Itu membuat saya melihat hal-hal dari luar kotak. Saya tidak mudah tertipu oleh kebohongan, saya bisa melihat melalui banyak hal". Sementara orang autis, terutama anak perempuan, berjuang untuk mengatasi dalam situasi sosial yang penuh dengan aturan tak tertulis dan kode perilaku yang kompleks, mereka sering berkembang di ruang di mana topeng-topeng itu dapat dijatuhkan.
Ketika orang menemukan teman, hobi, atau tempat kerja yang merayakan dan merangkul siapa mereka, dan berusaha untuk bertemu mereka di tengah jalan, hidup menjadi jauh lebih mudah – bahkan, diagnosis dini dapat secara serius mengurangi risiko perilaku berbahaya yang disebutkan diatas.
ADVERTISEMENT
Adaptasi untuk Aturan Tak Tertulis
Selalu cobalah untuk mentoleransi perbedaan orang neurodivergent dan tidak hanya berasumsi bahwa mereka berbagi pandangan dan pengalaman yang sama. Ini dapat mengurangi kesalahpahaman tentang aturan tak tertulis dan tekanan yang terkait dengan perasaan gagal memenuhi ekspektasi sosial.
Dalam tempat kerja, sekolah, atau komunitas Anda, jika Anda melihat seseorang berjuang untuk memahami norma sosial, cobalah untuk mengkomunikasikan dengan jelas "aturan" yang mungkin membingungkan mereka.
Emotions - Mengelola Emosi dalam Dunia Neurodivergent
Kompleksitas Emosi Neurodivergent
Emosi dapat menjadi subjek yang rumit bagi orang neurodivergent karena berbagai alasan. Pertama, ketika Anda mengalami dunia secara berbeda dari orang lain atau mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, subjek emosional dapat menjadi rumit untuk dinavigasi.
ADVERTISEMENT
Ada masalah lain juga. Orang dengan ADHD, misalnya, mungkin memiliki disregulasi emosional, di mana mereka berjuang untuk mengendalikan dan mengatur perasaan. Insiden yang relatif kecil mungkin memicu apa yang tampak dari luar sebagai tantrum, atau mereka mungkin berjuang dengan perasaan penolakan atau kekecewaan.
Meltdown vs Tantrum
Orang autis sering harus berurusan dengan situasi menantang dalam dunia sosial yang diorganisir di sekitar kebutuhan orang neurotypical, dan berakhir mengalami meltdown, yaitu ketika indra mereka menjadi sangat kewalahan sehingga mereka benar-benar berhenti mampu berfungsi dengan baik.
Penting untuk memahami bahwa meltdown berbeda dari tantrum. Meltdown adalah respons neurologis terhadap kelebihan beban sensorik atau emosional, bukan perilaku yang dipilih atau manipulatif.
Alexithymia: Kesulitan Mengenali Emosi
ADVERTISEMENT
Ada istilah khusus untuk kesulitan mengekspresikan, mengidentifikasi, atau mengatur emosi yang dialami oleh banyak orang neurodivergent. Alexithymia, misalnya, adalah ketika seseorang tidak dapat mengidentifikasi atau menamai emosi mereka sendiri. Orang neurodivergent mungkin tahu bahwa mereka merasakan sesuatu tetapi merasa sulit untuk mengartikulasikannya kepada orang luar. Ini bisa sangat menyedihkan, terutama jika itu adalah emosi yang menyakitkan.
Interoception: Mengenali Sinyal Tubuh
Selain itu, banyak orang autis berjuang dengan interoception, persepsi sensasi dari dalam tubuh. Ini adalah indra yang dimiliki kebanyakan orang yang memberi tahu mereka jika mereka lapar, kesakitan, atau perlu ke kamar mandi, misalnya.
Berjuang untuk mengenali kebutuhan tersebut – atau mengartikulasikannya – juga dapat mempengaruhi regulasi emosional, menyebabkan burnout dan meltdown pada orang yang tidak dapat memberikan tubuh mereka apa yang mereka butuhkan.
ADVERTISEMENT
Mitos tentang Empati Autis
Kesulitan dengan mengelola dan mengekspresikan perasaan dapat menyebabkan kesalahpahaman bahwa beberapa orang, terutama orang autis, sebenarnya tidak merasakan emosi – mereka merasakan, tetapi menamai dan mengekspresikannya bisa lebih sulit.
Ini adalah apa yang mengarah pada mitos bahwa orang autis kurang empati – mereka tidak, dan banyak yang hyper-empathetic. Mereka hanya memiliki lebih banyak kesulitan memahami apa yang mereka rasakan dan berusaha mengetahui cara "benar" untuk mengekspresikannya. Ini juga dapat menyebabkan kewalahan dan burnout ketika orang autis mengalami emosi dan empati yang mengkonsumsi semua tetapi tidak tahu bagaimana menentukan atau mengelolanya.
Mengelola Perasaan Berbeda
Ada alasan sosial yang memperburuk emosi yang intens dan sulit bagi orang neurodivergent. Banyak orang neurodivergent akan memiliki kecemasan yang sangat tinggi dan kepercayaan diri yang rendah. Tidak mengherankan jika, di setiap kesempatan, Anda mencoba melakukan sesuatu dan Anda berjuang dalam hal itu atau merasa sangat sulit.
ADVERTISEMENT
Banyak orang neurodivergent akan mengalami kritik berulang karena gagal memenuhi standar perilaku neurotypical atau mengikuti aturan tak tertulis. Untuk beberapa orang dengan ADHD, terutama mereka yang mengalami sensitivitas emosional intens yang dikenal sebagai rejection sensitive dysphoria (RSD), kritik seperti itu dapat terasa hampir tak tertahankan.
Kegelisahan dan Rutinitas
Kegelisahan dapat menjadi bagian dari ADHD, dan menjaga rutinitas dapat menjadi menantang bagi orang dengan ADHD. Mereka mungkin berkembang dengan mengikuti rutinitas yang mapan, tetapi bisa cukup sulit untuk mendapatkan rutinitas itu dan menaatinya. Frustrasi yang mungkin dirasakan seseorang dengan diri mereka sendiri ketika mereka melakukan kesalahan bisa sangat ekstrem dan luar biasa.
Sisi Positif Emosi Intens
Di sisi lain, mengalami emosi yang tinggi tidak selalu negatif; orang yang neurodivergent sering sangat penyayang, terbuka, dan empathetic. Mereka juga bisa sangat bersemangat dan karismatik dan melemparkan diri mereka ke dalam minat mereka dengan meninggalkan. Tidak semua orang dengan ADHD dapat melakukan ini, tetapi Daniel sering mengatakan bahwa ADHD adalah dua sisi dari koin yang sama dan kebanyakan orang dengan ADHD sangat fokus pada hasil dan beberapa sangat baik dalam bisnis dan peran yang didorong target.
ADVERTISEMENT
Menerima Perbedaan Emosional
Dalam situasi sosial atau romantis, cara orang neurodivergent mengekspresikan perasaan mereka dapat menyebabkan gesekan dengan orang yang tidak memahami perbedaan emosional mereka.
Misalnya, orang dengan ADHD mungkin tidak menghubungi teman selama beberapa minggu; mungkin mereka telah terganggu atau sibuk. Namun, teman mereka mungkin menemukan kurangnya komunikasi mereka aneh dan berpikir bahwa mereka telah berhenti ingin mempertahankan persahabatan. Jawabannya, seperti biasa, adalah berkomunikasi dan memahami bahwa orang mungkin memiliki bahasa cinta yang berbeda.
Peran Medikasi dalam ADHD
ADHD adalah satu-satunya dari empat neurotype yang kita fokuskan dalam panduan ini yang mana obat diresepkan untuk neurotype – sering dalam bentuk stimulan yang meningkatkan aktivitas di bagian tertentu otak. Banyak orang dengan otak neurodivergent mungkin mengonsumsi obat untuk kondisi tumpang tindih lainnya seperti kecemasan, depresi, tidur, dan epilepsi, tetapi ADHD adalah satu-satunya neurotype yang memiliki obat khusus.
ADVERTISEMENT
Daniel pernah mendengar seseorang menyamakan gejala ADHD dengan alergi serbuk sari. Jika Anda alergi terhadap serbuk sari, Anda tidak akan berjalan melalui ladang besar tanpa mengonsumsi antihistamin. Dia menjelaskan bahwa hidup sangat merangsang baginya, dengan kelebihan beban sensorik dan pikiran yang berpacu, sehingga obatnya memungkinkannya untuk fokus.
Namun, orang lain menemukan bahwa obat ADHD mengubah rasa siapa mereka sebenarnya, dan mereka tidak merasa memiliki tingkat gairah, kreativitas, hyper-focus, dan energi yang sama ketika mereka mengonsumsinya. Untuk penulis Maxine Frances Roper, obat ADHD membantunya menulis lebih kreatif: "Obat ADHD membantu saya sampai ke titik manis di mana saya memiliki perasaan dan ide untuk menjadi kreatif, tanpa begitu kewalahan oleh perasaan dan ide sehingga saya tidak bisa secara fisik duduk dan mengorganisirnya menjadi sebuah karya".
ADVERTISEMENT
Adaptasi untuk Mendukung Regulasi Emosi
Mendukung seseorang yang berjuang dengan mengatur emosi dan perasaan kadang-kadang bisa sesederhana menawarkan pengingat ramah: Apakah mereka sudah makan? Apa yang mereka butuhkan untuk merasa baik hari ini? Apakah akan membantu untuk berjalan-jalan?
Di lain waktu bisa sesederhana hanya memahami: Bisakah mereka memberi tahu Anda tentang perasaan mereka dengan cara mereka sendiri, mungkin secara visual atau dengan cara yang tidak terlalu berat? Pada akhirnya, kita perlu memahami bahwa setiap orang berbeda, dan bersabar – fakta bahwa seseorang berjuang untuk mengartikulasikan perasaan mereka tidak berarti mereka tidak memilikinya!
Problem-Solving - Kekuatan Pemecahan Masalah Neurodivergent
Cerita Inspiratif: Kreativitas dalam Kesederhanaan
Suatu tahun, beberapa hari sebelum Natal, Daniel duduk dengan seorang anak laki-laki muda sementara ibunya membuatnya menulis kartu Natal. Kartu-kartu itu tidak dieja dengan benar karena disleksianya, dan karena dispraxianya, tulisan tangannya berantakan. Ibunya membuatnya menulis ulang berulang-ulang dan itu membuat frustrasi. Mungkin butuh 45 menit air mata dan kemarahan, emosi negatifnya meningkat seiring berjalannya menit.
ADVERTISEMENT
Kemudian di sore hari, setelah ibunya menempel dekorasi Natal, anak laki-laki itu berkata mereka harus menciptakan pita superglue karena ketika Anda menempel sesuatu dengan Sellotape dan kemudian menyalakan pemanas, Sellotape mengering. Kreativitasnya adalah hasil dari dia memiliki keterampilan verbal dan kemampuan pemecahan masalah untuk menciptakan ide dan menjadi kreatif, tapi ibunya hanya berkata, "Apa pun".
Daniel tidak mengkritik orang tua, tetapi dia berkata kepada ibunya bahwa mereka seharusnya anak itu diminta untuk membuat poster untuk Sellotape superglue dan kemudian menjualnya. Kemudian, ketika anaknya tumbuh dewasa, dia bisa merujuk pada ide-ide brilian anaknya untuk menjelaskan kepadanya bahwa profil disleksia dan dispraxianya bukan hanya hal yang tidak bisa dia lakukan. Tetapi juga kehebatan dari otak inventifnya.
ADVERTISEMENT
Merayakan Keterampilan Neurodivergent
Banyak orang neurodivergent adalah pemecah masalah yang hebat karena mereka sering memiliki salah satu dari dua keterampilan kunci: pemikiran out-of-the-box dan pemecahan masalah logis. Anak laki-laki yang Daniel temui adalah pemikir out-of-the-box, dan itu adalah sesuatu yang bisa melayaninya dengan baik jika dia menemukan jenis jalur karir yang tepat.
Keterampilan seperti ini sangat bermanfaat dalam STEM dan seni. Pengenalan pola adalah kemampuan lain yang umum pada beberapa orang neurodivergent. Pola ada di mana-mana di alam, dan kemampuan bawaan untuk mengenali dan memahaminya kurang dihargai.
Perubahan dalam Dunia Kerja
Dan hal-hal berubah. Banyak organisasi, termasuk GCHQ, sekarang secara aktif merekrut orang disleksia dan neurodivergent karena kekuatan mereka seperti pengenalan pola, pemikiran kreatif, dan pemecahan masalah.
ADVERTISEMENT
Daniel baru-baru ini melatih sebuah organisasi yang merangkul keragaman dan inklusi, menyesuaikan proses rekrutmen mereka untuk merekrut dari kumpulan bakat yang lebih beragam. Majikan ini telah menciptakan lingkungan di mana orang bisa menjadi diri mereka yang otentik – sementara Daniel mengunjungi kantor mereka, seseorang melompat melalui resepsi dengan sepatu dan kaus kaki mereka lepas. Daniel tidak tahu apakah orang itu neurodivergent atau tidak, tetapi dia terkesan bahwa mereka merasa cukup nyaman di lingkungan itu untuk berperilaku persis seperti yang mereka inginkan.
Kemampuan yang Kontras
Banyak orang autis, bersama dengan semua profil neurodivergent, memiliki kemampuan yang sangat kontras. Mereka mungkin memiliki area kekuatan luar biasa dan area lain di mana mereka membutuhkan dukungan atau penyesuaian. Ada sedikit stereotip bahwa semua orang autis unggul dalam matematika atau IT, tetapi Daniel telah bekerja dengan berbagai macam orang sepanjang karirnya, dan dia telah melihat orang autis berhasil dalam berbagai pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Mata untuk Detail
Satu hal yang dimiliki banyak orang yang telah Daniel kerjakan adalah mata yang baik untuk detail. Kadang-kadang itu mungkin diwujudkan dalam kemampuan untuk melihat kesalahan orang lain: dalam copyediting, misalnya. Banyak orang autis menggambarkan kesalahan sebagai melompat keluar pada mereka. Jika Daniel membaca dokumen, terutama jika dia yang menulisnya, otaknya masuk ke mode bertahan hidup, dan dia tidak melihat kesalahan apa pun, tetapi seseorang yang autis mungkin melihat dokumen yang sama dan segera melihat kesalahan.
Kekuatan dalam Tes Diagnostik
Dalam tes diagnostik untuk disleksia, banyak orang disleksia mencetak skor tinggi dalam pemecahan masalah, dan banyak orang disleksia dan autis mencetak skor tinggi dalam penalaran verbal. Orang disleksia juga bisa sangat intuitif dan baik dengan orang.
ADVERTISEMENT
Contoh Profesi yang Cocok
Ketika Daniel bekerja di sekolah kedokteran, dia bekerja dengan kelompok profesional kesehatan medis yang berbeda, dan beberapa fisioterapis memiliki disleksia. Ini karena kekuatan mereka, seperti keterampilan verbal mereka, pemecahan masalah, kemampuan untuk bekerja dengan baik dengan orang dan pemikiran 3D (memvisualisasikan sesuatu dalam pikiran Anda dan memutarnya) membuat mereka cocok untuk profesi mereka.
Melihat Gambaran Besar
Banyak orang disleksia pandai melihat "gambaran besar" - maksudnya mereka tidak terjebak pada detail kecil, tapi bisa melihat keseluruhan masalah dengan lebih luas.
Contoh Nyata: Bayangkan kamu pergi ke dokter karena kaki sakit. Dokter biasa mungkin hanya fokus pada kaki yang sakit
Nah, Fisioterapis yang berpikir holistik akan melihat lebih luas: "Mungkin kaki kamu sakit karena otot perut lemah, atau cara kamu jalan yang salah"
ADVERTISEMENT
Mengapa Ini Penting? Cara berpikir seperti ini sangat berharga karena: Mereka bisa menemukan solusi yang tidak terpikirkan orang lain. Mereka melihat hubungan antara berbagai hal yang mungkin tidak terlihat. Mereka bisa berpikir kreatif dan "di luar kotak"
Kita butuh semua jenis pemikir yang berbeda-beda. Ada yang pandai detail, ada yang pandai melihat gambaran besar. Inilah inti dari neurodiversity - setiap orang punya kekuatan unik yang bisa saling melengkapi. Jadi, perbedaan cara berpikir itu kekuatan, bukan kelemahan.
Contoh Sukses dalam Arsitektur
Proporsi tinggi arsitek yang disleksia, termasuk mendiang Richard Rogers, yang merancang Millennium Dome London dan Centre Pompidou Paris, mungkin juga mencerminkan keterampilan banyak orang disleksia di bidang pemecahan masalah, kesadaran spasial, dan pengenalan pola.
ADVERTISEMENT
Mengubah Paradigma
Dengan memahami dan menghargai kekuatan unik yang dimiliki orang neurodivergent, kita dapat menciptakan lingkungan di mana mereka tidak hanya bertahan tetapi berkembang. Ini bukan tentang "memperbaiki" mereka, tetapi tentang menciptakan kondisi di mana kemampuan alami mereka dapat bersinar.
Neurodiversity di Indonesia
Gerakan neurodiversity di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, menghadapi tantangan unik yang berbeda dari negara-negara Barat. Meskipun kesadaran global tentang neurodiversity terus meningkat, kondisi di Indonesia masih menunjukkan kesenjangan signifikan dalam pemahaman, penerimaan, dan dukungan terhadap individu neurodivergent.
Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia yang dirilis pada Hari Kesadaran Autisme Sedunia 2018, sekitar 2,4 juta warga Indonesia lahir dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) dengan 500 diagnosis baru tercatat setiap tahunnya. Namun, angka sebenarnya diprediksi jauh lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak terdiagnosis, terutama pada perempuan dan dewasa muda.
ADVERTISEMENT
Tingkat penerimaan masyarakat terhadap pengidap gangguan neurodevelopmental di Indonesia dinilai masih rendah karena belum ada kesadaran secara massif tentang penerimaan pengidap ADHD, bipolar, disleksia dan sindrom kejiwaan lainnya. Hal ini kontras dengan negara-negara maju di mana gerakan neurodiversity sudah menggeliat dengan dukungan kebijakan yang lebih komprehensif.
Di Indonesia, masih banyak stigma dan stereotip negatif yang berkembang di masyarakat tentang difabel. Neurodivergent sering kali tidak diterima di masyarakat karena dinilai pemikiran mereka "berbeda" dari yang lain, dengan label seperti "bodoh", "tidak normal", atau "aneh" menjadi santapan rutin bagi neurodivergent.
Sebagai negara dengan 87% penduduk beragama Islam, Indonesia menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan untuk mengakomodasi neurodivergent. Nilai-nilai tradisional dan konsep agama perlu dievaluasi ulang untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif bagi individu neurodivergent.
ADVERTISEMENT
Hal sebaliknya terjadi di negara tetangganya. Singapura menunjukkan perkembangan yang lebih progresif dalam hal neurodiversity. Terjadi peningkatan 60 kali lipat dalam pencarian topik neurodiversity di Singapura dari 2019 hingga 2024, dengan Singapura menempati peringkat kedelapan global dalam penggunaan istilah pencarian 'neurodiversity'. Hal ini menunjukkan kesenjangan signifikan dalam kesadaran dan engagement antara Indonesia dan negara tetangganya.
Meskipun menghadapi tantangan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan gerakan neurodiversity. Para pengidap neurodevelopmental umumnya dapat bekerja bahkan memiliki IQ jauh di atas rata-rata normal dan superior. Mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata bahkan superior, namun karena gangguan ini, pencapaian akademis mereka tidak sesuai dengan IQ.
Indonesia telah memiliki kerangka hukum yang mendukung, termasuk UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa setiap warga negara, tanpa terkecuali, berhak memperoleh pendidikan yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Dan untuk mengoptimalkan potensi neurodiversity di Indonesia, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan:
- Peningkatan Kesadaran Publik: Kampanye edukasi massal untuk mengubah persepsi masyarakat dari model defisit ke model kekuatan
- Pelatihan Vokasional: Seperti yang ditunjukkan dalam penelitian di Thailand, pelatihan vokasional yang disesuaikan dapat mengubah pandangan masyarakat dari defisiensi menjadi keragaman alami
- Kolaborasi Lintas Sektor: Kerjasama antara pemerintah, NGO, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem yang mendukung
- Diagnosis dan Intervensi Dini: Meningkatkan akses terhadap diagnosis profesional dan intervensi yang tepat waktu
Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin regional dalam gerakan neurodiversity jika dapat mengatasi tantangan budaya dan struktural yang ada. Dengan populasi yang besar dan keragaman yang kaya, Indonesia berpotensi menjadi contoh bagaimana neurodiversity dapat diintegrasikan dalam konteks budaya Asia Tenggara yang unik.
ADVERTISEMENT
Epilog - Merangkul Masa Depan yang Inklusif
Daniel dalam bukunya berharap bahwa panduan ini dapat menggalakkan minat kita semua pada neurodiversity dan membantu mengembangkan pemahaman tentang beberapa konsep kunci. Jika kita merasa lebih siap untuk merayakan keberagaman berpikir dibandingkan ketika Anda belum membaca artikel ini atau bukunya, maka Daniel telah mencapai salah satu tujuannya1.
Buku ini memang baru fokus pada empat neurotype untuk menggambarkan konsep neurodiversity, tetapi ada banyak neurotype lain di luar sana juga.
Tantangan yang Masih Ada
Penting untuk diingat bahwa, sementara hal-hal jauh lebih baik telah dialami untuk orang neurodivergent dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, namun masih ada banyak hambatan untuk diatasi. Pendidikan dan pekerjaan masih diorganisir di sekitar kerangka kelompok masyarakat umum yang neurotypical (cara berpikir kebanyakan), sementara neurodivergent belum tersentuh secara lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Selain itu, stereotip dan kesalahpahaman yang tersebar luas tentang kondisi neurodivergent yang lebih terstigmatisasi, seperti autisme, dapat membuat sulit bagi mereka untuk terlibat aktif di masyarakat dan aktivitas sosial .
Kembali ke Metafora Kaktus
Dari Metafora kaktus yang telah disebutkan diatas, kadang-kadang penyesuaian lingkungan sederhana adalah yang diperlukan untuk memungkinkan seseorang berkembang. Penyesuaian ini bisa sederhana: memahami mengapa seseorang sering terlambat, menawarkan latar belakang berwarna yang berbeda pada dokumen, menantang asumsi Anda jika seseorang tidak melakukan kontak mata.
Visi untuk Masa Depan
Dengan terus meningkatkan kesadaran, mengubah sistem yang ada, dan merayakan keberagaman cara berpikir, kita dapat menciptakan masyarakat di mana setiap orang – neurotypical dan neurodivergent – dapat mencapai potensi penuh mereka. Neurodiversity bukan hanya tentang akomodasi; ini tentang mengakui bahwa keberagaman kognitif adalah kekuatan yang membuat kita semua lebih kuat dan lebih inovatif.
ADVERTISEMENT
Perjalanan menuju masyarakat yang benar-benar inklusif masih panjang, tetapi setiap langkah kecil yang kita ambil – setiap percakapan yang kita mulai, setiap prasangka yang kita tantang, setiap adaptasi yang kita buat – membawa kita lebih dekat ke dunia di mana perbedaan dirayakan, bukan ditakuti.
Seperti yang dikatakan Harvey Blume pada tahun 1998, "Neurodiversity mungkin sama krusialnya bagi umat manusia seperti halnya biodiversity bagi kehidupan secara umum."
Mari kita bersama-sama mewujudkan visi ini menjadi kenyataan.