Keluarga, Masyarakat, dan Sekolah Jadi Jawaban Pendidikan Humanis

Mochammad Yogik Septiawan
Peneliti Muda Academia Forum Karya Buku : Buku Syair-syair terbuang (ISBN Progresif) Buku Meniti jalan sunyi, menggapai mimpi (ISBN Umsurabaya Publishing)
Konten dari Pengguna
19 Februari 2023 10:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Yogik Septiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keluarga yang tengah membuat ukiran labu untuk perayaan Halloween. Foto: Evgeny Atamanenko/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga yang tengah membuat ukiran labu untuk perayaan Halloween. Foto: Evgeny Atamanenko/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini sering kita temui fenomena masyarakat yang melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji. Baik kita temui di lingkungan sekitar secara langsung atau melihatnya melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Maraknya kasus kekerasan seksual, KDRT, bullying, tawuran pelajar, gangster, minum-minuman keras, hamil di luar nikah dan fenomena lainnya yang sangat penting menjadi perhatian masyarakat terlebih pemerintah sebagai pemegang kebijakan.
Fenomena yang baru saja terjadi adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok gangster yang meresahkan masyarakat kota Surabaya. Bukan lagi aksi saling serang antar kelompok, melainkan sudah meresahkan bahkan menakuti masyarakat.
Terdapat juga kekerasan seksual yang dilakukan pelajar SD, SMP, SMA. Berdasarkan data dari Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Sebanyak 117 pelajar disebut menjadi korban kekerasan seksual yang terjadi di berbagai jenjang pendidikan sepanjang 2022. Dan masih banyak lagi fenomena dekadensi sosial
Tentu fenomena seperti ini harus diselesaikan secepat mungkin agar tidak terjadi lagi di kemudian hari, paling tidak menekan angka terjadinya tindakan yang tidak patut untuk dilakukan generasi muda Indonesia.
ADVERTISEMENT

Pendidikan Humanis yang Mengakar

Ilustrasi siswa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
Sebagai upaya untuk mengatasi fenomena kenakalan remaja, kekerasan seksual tentu hal paling fundamental adalah persoalan pendidikan. Sebelum jauh kita membahas fenomena masyarakat dalam beberapa tahun belakang ini. Mari kita merefleksikan bagaimana Pendidikan di Indonesia? Apakah selama ini sudah efektif atau tidak? Sejauh mana hasil daripada Pendidikan selama ini?
Sejenak kita lihat ke belakang, melihat bagaimana Pendidikan di Indonesia dari era sebelum kemerdekaan hingga era saat ini, apakah mengalami peningkatan dalam dunia pendidikan kita? Atau malah mengalami kemandegan atau jalan di tempat?
Pendidikan merupakan tempat yang sangat ideal untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan untuk mengangkat harkat serta martabat manusia ke tempat yang lebih mulia, selain itu dengan pendidikan manusia dapat memiliki kemampuan kognitif, dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
ADVERTISEMENT
Pendidikan secara umum dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
Namun demikian, nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam dunia Pendidikan menjadi sesuatu yang sangat kontras dengan fenomena yang ada dalam realitas sosial masyarakat, karena proses pendidikan yang berlangsung saat ini menurut hemat penulis belum cukup berhasil dalam menciptakan generasi yang memiliki kemampuan akademik, serta akhlak yang baik, yang kemudian berdampak pada terciptanya perilaku yang sangat tidak terpuji.
Sehingga jangan heran jika saat ini banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti korupsi, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, narkoba, pergaulan bebas, dan berbagai penyimpangan lainnya yang bahkan di berbagai pemberitaan guru sebagai pendidik ikut melakukan perbuatan tidak terpuji.
ADVERTISEMENT
Fenomena pendidikan dan realitas sosial masyarakat sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, harus ada sebuah solusi dari berbagai problem tersebut, dan salah satu solusinya adalah pendidikan humanis dan mengakar.
Menurut hemat penulis pendidikan humanis yang sinergis beberapa elemen yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan sebuah jawaban dari berbagai problem tersebut serta merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menjadi sebuah kegelisahan yang sangat mengganggu nurani.