Konten dari Pengguna

Psikoanalisis Carl Gustav Jung dalam Fenomena Tragedi Kanjuruhan Malang

Mochammad Yogik Septiawan
Peneliti Muda Academia Forum Karya Buku : Buku Syair-syair terbuang (ISBN Progresif) Buku Meniti jalan sunyi, menggapai mimpi (ISBN Umsurabaya Publishing)
17 Oktober 2022 0:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Yogik Septiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kejadian mencekam yang terjadi dalam lanjutan sepakbola Indonesia Liga 1 2022 yang mempertemukan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Pertandingan tersebut dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2022, pertandingan dimulai pada pukul 20.00 Wib hingga kejadian mencekam tersebut terjadi pada akhir pertandingan. Peristiwa sepakbola Indonesia yang akan menjadi sejarah kelam sepakbola Indonesia, 131 suporter arema meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang menewaskan supporter terbanyak ke dua dalam sejarah sepakbola dunia.
ADVERTISEMENT
Kepribadian Carl Gustav Jung
sepakbola. pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sepakbola. pixabay.com
Sebelum jauh memaparkan teori kepribadian Carl Gustav Jung, alangkah lebih baik kita mengenal siapa itu Carl Gustav Jung? Kenapa bisa disebut sebagai tokoh psikoanalisa? Kenapa gagasannya begitu laris dikalangan akademisi ? Sering dijadikan landasan teori dalam penelitian bahkan di kegiatan-kegiatan diskusi aktivis mahasiswa dan masyarakat.
Carl Gustav Jung akrab dipanggil dengan Jung, Jung adalah tokoh psikoanalisis terkemuka yang tidak kalah tenar dengan sang guru Sigmund Freud. Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil dan meninggal pada tanggal 6 Juni 1961 di Kusnacht, Swiss. Ia lulus di fakultas kedokteran Universitas Basle pada tahun 1900. Pada tahun 1939 ia berhenti menjadi dosen untuk lebih fokus pada penelitian.
ADVERTISEMENT
Jung menjadi guru besar di Politeknik Zurich dan pada tahun 1944, Jung diangkat sebagai guru besar dalam psikologi kedokteran di Universitas Basle. Antara tahun 1921 – 1926, jung mengadakan ekspedisi-ekspedisi ke masyarakat-masyarakat yang masih berkebudayaan primitive di Arizona, Mexico, Afrika Utara, dan Kenya untuk mendalami soal-soal mitologi, alkimia (alchemy) atau kimia kuno, agama dan ilmu gaib.
Dalam struktur kepribadian manusia, keseluruhan kepribadian terdiri dari tiga sistem yang saling berhubungan yaitu kesadaran (Ego), ketidaksadaran pribadi (personal unconsciousness) dan ketidaksadaran kolektif (collective unconsciousness).
Ego merupakan kondisi dimana manusia berada pada fase yang sadar, kondisi yang benar-benar bisa merasakan dirinya sadar. Sadar dalam berfikir, bertindak, bermimpi, berhasrat, berkeyakinan dan kondisi sadar lainnya. Pusat dari kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan, pikiran dan perasaan. Ego inilah yang memungkinkan seorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Dalam kaitannya dengan tragedi kanjuruhan, pada saat laga antara Arema melawan Persebaya selesai dengan kemenagan Persebaya Surabaya dengan Skor 2-3, ribuan supporter arema turun ke lapangan sebagai bentuk protes terhadap hasil yang didapat, pada kondisi tersebut aremania berda pada kondisi sadar. Kondisi tersebut yang dalam teori Jung disebut dengan ego. disini kita lihat bahwa Ketika polisi melepaskan tembakan gas air mata ke supporter Arema Fc, pada saat itu aremania merasakan perihnya gas air mata dan kondisi ini merupakan dalam struktur ego yaitu kondisi sadar. Sadar akan perihnya gas air mata.
Dalam kondisi ini adalah kondisi ketidaksadaran pribadi yang berisikan hal-hal yang diperoleh individu selama hidupnya. Ketidaksadaran pribadi merupakan bagian dari psyche
ADVERTISEMENT
yang berada dibawah ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah berada dalam kesadaran tetapi direpresi, disupresikan, dilupakan atau diabaikan. Pengalaman tak sadar ini merupakan rangkaian pengalaman dan kesan-kesan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari tetapi terlalu lemah untuk diterima di alam sadar. berpengaruh dalam tingkah laku secara tidak sadar.
Dalam fenomena tragedi kanjuruhan, kondisi ketidaksadaran personal sepertinya perlu pendalaman lagi untuk menelaah fenomena tersebut. Karena fenomena kanjuruhan tidak melibatkan individual, akan tetapi insiden yang melibatkan kelompok/institusi terkait.
Ketidak sadaran kolektif ini adalah bagian paling dalam dari kepribadian. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikis perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi.
Tragedi kanjuruhan malang dapat dilihat bahwa kondisi ketidaksadaran bersama hadir dalam fenomena sepakbola liga 1 2022 di kanjuruhan malang. Bagaimana rivalitas antara kelompok supporter persebaya dengan arema yang sudah puluhan tahun berlalu, Penyebabnya masih simpang siur dan ada banyak insiden yang jadi pemicunya. Meski beragam versi, pengalaman-pengalaman perseteruan terdahulu dari kedua kelompok supporter tersebut masih melekat hingga sampai saat ini. Dari pengalaman bersama tersebut masih terbawa kepada generasi penerusnya saat ini dan dengan ketidaksadarannya meneruskan rivalitas bonek dan aremania.
ADVERTISEMENT