Konten dari Pengguna

Rahasia Menguasai Suatu Bidang: Berapa Lama untuk Jadi Seorang Ahli?

Yogina Situmorang
Dosen di Bidang Ilmu Teknik Tanah dan Air, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran
14 Februari 2024 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yogina Situmorang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jurusan kuliah. Foto: dotshock/Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jurusan kuliah. Foto: dotshock/Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Hari ini cukup santai, bersyukur masih bisa menikmati kopi sambil santai di sebuah kafe di Dago. Hiruk pikuk renovasi bangunan di luar Gedung membuat pikiran saya melayang jauh ke dalam dunia ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Saya memikirkan betapa setiap orang memiliki keahlian yang unik, seperti jalinan benang dalam kain yang menghasilkan corak yang indah. Terlintas tulisan yang pernah saya baca "How long does it take to become an expert?" Dan Jawabannya adalah “10,000 hours to studying and practicing a subject or skill helps you achieve the level of expert
Menjadi ahli di suatu bidang, dibutuhkan waktu belajar dan latihan selama 10 ribu jam. "Wow, 10 ribu jam," gumam saya dalam hati. Saya mencoba menghitung-hitung berapa tahun waktu itu jika kita bisa belajar atau melakukan kegiatan spesifik itu secara konsentrasi penuh selama 3 jam setiap hari. Ternyata, hasilnya mengagetkan. Ya, dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk mencapai tingkat keahlian tersebut. Sungguh sesuatu yang menginspirasi untuk terus belajar dan berkembang.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, saya selalu mempraktikkan filosofi ini. Saya percaya pada konsep "bagi-bagi kerjaan dan bagi-bagi keahlian". Setiap orang memiliki peran dan keahlian yang berbeda, seperti potongan-potongan puzzle yang saling melengkapi. Misalnya, dalam pekerjaan konstruksi, saya selalu mengarahkan pekerjaan terkait struktur kepada ahli struktur yang memahami secara mendalam mengenai hal tersebut. Meskipun saya juga mengajar mekanika teknik dan kekuatan bahan, namun saya sadar bahwa ada ahli yang lebih mumpuni dalam hal ini.
Saya juga mengapresiasi keberagaman disiplin ilmu. Orang geoteknik, misalnya, lebih terampil dalam urusan geologi dan tanah, sedangkan ahli struktur lebih memahami mengenai kekuatan material dan konstruksi bangunan. Tak heran jika ada orang geoteknik yang tidak sepenuhnya memahami tentang struktur, dan sebaliknya. Tidak semua orang Geoteknik paham bagaimana respons gempa pada bangunan. Sejatinya setiap disiplin ilmu memiliki bidang spesialisasinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, hal ini bukanlah suatu keanehan. Sebaliknya, ini adalah sesuatu yang wajar karena masing-masing disiplin ilmu memiliki kompleksitasnya sendiri. Bahkan bagi saya yang memperdalam bidang geoteknik sejak tahun 2005, saya menyadari bahwa masih banyak hal yang belum saya ketahui. Namun, hal ini adalah bagian dari proses belajar yang tidak pernah berakhir.
Dalam menangani proyek, kerja sama antara ahli struktur dan geoteknik sangatlah penting. Keduanya harus saling bekerja sama untuk memastikan bangunan yang dibangun memiliki daya tahan teknis yang kuat dan juga ekonomis.
Dengan kesadaran akan keunikan dan kompleksitas setiap bidang ilmu, saya semakin yakin bahwa belajar dan berkembang menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Seiring waktu berjalan, saya berharap dapat terus memperdalam pengetahuan saya, sambil selalu menghargai kontribusi dari berbagai bidang ilmu yang ada di sekitar kita. Karena, pada akhirnya, kita semua adalah bagian dari sebuah puzzle besar yang saling melengkapi. ***
ADVERTISEMENT