Konten dari Pengguna

Walking Down The History Lane: Menelusuri Jejak Sejarah Dalam Buku "Sapiens"

Yohana Novarinda
Mahasiswi Psikologi Universitas Brawijaya.
10 Juni 2024 9:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yohana Novarinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menelusuri sejarah manusia melalui buku Sapiens karya Noah Yuval Harari

Manusia Neolitikum. Gambar Oleh Freepik:https://www.freepik.com/free-vector/flat-neolithic-people-illustration_37447155.htm#fromView=search&page=2&position=11&uuid=a9c9e329-b0b8-414a-858c-c036a9f9d379
zoom-in-whitePerbesar
Manusia Neolitikum. Gambar Oleh Freepik:https://www.freepik.com/free-vector/flat-neolithic-people-illustration_37447155.htm#fromView=search&page=2&position=11&uuid=a9c9e329-b0b8-414a-858c-c036a9f9d379
ADVERTISEMENT
Dalam buku "Sapiens" karya Yuval Noah Harari, kita diundang untuk melewati perjalananmelintasi ruang dan waktu, menapaki jejak peradaban manusia dari titik awal penciptaan hingga ke masa depan yang belum terungkap. Melalui linimasa sejarah yang disajikan oleh Yuval Noah Harari, kita dapat menyaksikan evolusi, pencapaian, dan tantangan yang telah membentuk jalan panjang perjalanan manusia.
ADVERTISEMENT
Perjalanan ini dimulai jauh sebelum bayangan kita. Pada saat materi dan energi pertama kali muncul yang menciptakan landasan bagi awal fisika dan kimia. Pada saat itu, alam semesta masih muda dan kosong. Namun, dengan berjalannya waktu, bintang-bintang dan planet-planet terbentuk. Perjalanan tersebut kemudian memasuki tahap awal biologi, ketika organisme pertama muncul di planet Bumi, membawa kehidupan ke permukaan yang sebelumnya kosong.
Mengembara dalam jejak sejarah manusia memungkinkan kita untuk mengetahui berbagai titik penting dalam evolusi kita sebagai spesies. Pertama-tama, kita menyaksikan masa ketika manusia berbagi nenek moyang terakhirnya dengan simpanse sekitar 6 juta tahun yang lalu. Ini adalah titik di mana garis keturunan kita mulai memisahkan diri dari garis keturunan simpanse, menjalani perjalanan evolusi yang unik menuju bentuk Homo Sapiens yang kita kenal saat ini.
ADVERTISEMENT
Sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, evolusi genus Homo dimulai di Afrika, yang menandai awal dari perjalanan panjang menuju keberadaan manusia modern. Selama periode ini, manusia mulai menggunakan alat-alat batu pertama mereka, menunjukkan tanda-tanda awal dari kecerdasan dan kreativitas manusia yang unik. Meskipun sederhana, alat-alat ini membuktikan bahwa manusia prasejarah telah mulai mengembangkan teknologi untuk bertahan hidup dan berkembang di dunia yang keras.
Revolusi kognitif yang terjadi sekitar 70.000 tahun yang lalu tidak hanya mengubah cara manusia berpikir, tetapi juga membuka pintu bagi perkembangan bahasa, pemikiran abstrak, dan kemampuan untuk berkolaborasi dalam kelompok yang lebih besar. Terlebih dalam bidang bahasa yang memungkinkan manusia untuk berbagi pengetahuan, membangun masyarakat yang lebih kompleks, dan mewariskan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan revolusi kognitif ini, manusia menjadi makhluk yang unik dalam hal kemampuan mereka untuk menciptakan budaya, institusi sosial, dan sistem kepercayaan yang kompleks. Mereka mulai membangun peradaban yang berkembang pesat, menjelajahi dan menguasai lingkungan sekitar mereka dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perjalanan manusia tidak lagi terbatas pada perburuan dan pengumpulan, tetapi meluas ke bidang-bidang lain dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan politik.
Salah satu tonggak penting dalam perjalanan manusia adalah revolusi pertanian, yang terjadi sekitar 12.000 tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh penemuan pertanian dan penjinakan hewan, yang mengubah pola hidup manusia dari pemburu-pengumpul menjadi petani yang menetap. Revolusi pertanian ini membuka jalan bagi munculnya permukiman permanen, pertumbuhan populasi yang cepat, dan perkembangan masyarakat yang lebih kompleks.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, manusia mulai membentuk peradaban yang berkembang pesat di seluruh dunia. Kerajaan pertama muncul, tulisan ditetapkan sebagai alat komunikasi dan rekaman, uang ditemukan sebagai sistem perdagangan yang lebih efisien, dan agama-agama besar lahir sebagai cara untuk menjelaskan alam semesta dan memberikan makna pada kehidupan manusia.
Kerajaan-kerajaan kuno seperti Kerajaan Akkadia, Kekaisaran Persia, dan Kekaisaran Romawi mengukuhkan kekuasaan mereka di seluruh dunia. Pencapaian besar dalam ilmu pengetahuan, seni, dan filsafat terjadi di seluruh dunia, membawa manusia ke puncak kejayaan budaya dan intelektual. Di Tiongkok, Kekaisaran Han membangun infrastruktur yang maju dan memperkenalkan konsep politik universal, sementara di India, munculnya agama-agama besar seperti Hinduisme dan Buddhisme mengubah pemikiran dan praktek keagamaan di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak ada peradaban yang abadi, dan sejarah manusia juga dipenuhi dengan konflik dan kehancuran. Perang, penjajahan, dan keruntuhan peradaban telah membentuk lanskap sejarah kita. Di tengah gemerlapnya kejayaan, terdapat pula bayangan kejatuhan yang menghantui. Revolusi ilmiah pada abad ke-15 memicu perubahan radikal dalam cara manusia memahami alam semesta dan diri mereka sendiri. Eropa mulai menaklukkan wilayah baru di Amerika dan lautan, membuka babak baru dalam sejarah kolonialisme dan kapitalisme. Namun, dengan kemajuan juga datang tantangan baru, termasuk punahnya massal tanaman dan hewan akibat revolusi industri.
Saat ini, kita berada di era di mana manusia harus menghadapi tantangan lingkungan yang mengancam keberlangsungan hidup kita sendiri. Teknologi senjata nuklir mengancam kedamaian dunia, sementara pertanyaan tentang peran desain cerdas dalam evolusi manusia membawa kita ke ambang masa depan yang belum terungkap sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun tantangan-tantangan ini mungkin menakutkan, kita juga memiliki kesempatan untuk membentuk masa depan kita sendiri. Dari perjalanan yang panjang dan penuh warna ini, kita dapat merenung tentang siapa kita sebagai manusia, dari mana kita berasal, dan ke mana kita menuju. Kita belajar tentang keberanian, ketahanan, dan kemampuan adaptasi manusia dalam menghadapi tantangan apa pun yang muncul di depan kita.
Dengan memahami sejarah ini, kita tidak hanya memahami asal-usul kita, tetapi juga mendapatkan wawasan yang mendalam tentang masa depan kita. Kita diingatkan untuk menghargai keanekaragaman dan kompleksitas kehidupan, serta untuk bertanggung jawab atas bumi yang kita tinggali dan generasi yang akan datang.
Kita berdiri di ambang masa depan yang belum terungkap, kita sebagai manusia memiliki peran penting dalam membentuk nasib kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Dalam menghadapi tantangan masa depan, kita dapat mengambil inspirasi dari jejak perjalanan panjang yang telah dilalui oleh manusia, dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi semua makhluk di planet ini. Dengan demikian, mengembara dalam jejak sejarah manusia bukan hanya sekadar melihat kembali masa lalu, tetapi juga menatap ke depan dengan penuh harapan dan tekad.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Harari, Y. N. (2015). Sapiens: A Brief History of Humankind. New York, NY: HarperCollins.