Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kesenjangan Gaji dan Harga Properti: Impian Rumah Sendiri Makin Jauh
14 Oktober 2024 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Yohanes Efendy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memiliki rumah sendiri adalah dambaan setiap keluarga, Begitupun juga saya, setiap hari memimpikan rumah mungil dengan halaman kecil untuk duduk santai. Namun, kenyataan pahit berkata lain. Sebagai seorang mahasiswa yang sudah berusia 25 tahun dengan pekerjaan sampingan, impian itu terasa semakin jauh lantaran dari Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa harga rumah di kota-kota besar Indonesia telah naik rata-rata 10% per tahun dalam lima tahun terakhir, jauh melampaui kenaikan gaji yang hanya sekitar 5%. Kesenjangan yang semakin lebar ini telah membuat jutaan keluarga Indonesia kesulitan mewujudkan impian memiliki rumah sendiri."
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam beberapa dekade terakhir tidak diiringi dengan peningkatan Gaji atau penghasilan yang rata-rata stagnan atau hanya naik sedikit setiap tahunnya, hal itu tentu berdampak pada masyarakat terutama dalam mengejar kenaikan harga properti yang cenderung lebih tinggi.
Menurut saya ada juga beberapa faktor pendukung yang menyebabkan fenomena ini seperti Tingkat inflasi yang relatif tinggi menyebabkan harga barang dan jasa, termasuk properti, terus merangkak naik dan juga Kenaikan suku bunga acuan bank sentral dapat berdampak pada peningkatan suku bunga KPR, sehingga cicilan menjadi lebih mahal.
Lalu jika berbicara tentang dampak Kesenjangan antara gaji dan harga properti ini pastinya menimbulkan sejumlah dampak negatif seperti banyak keluarga muda yang terpaksa tinggal di rumah kontrakan atau rumah susun dengan kualitas yang kurang memadai. Dan jika dipaksakan Untuk mewujudkan impian memiliki rumah, banyak masyarakat yang mengambil KPR dengan jangka waktu yang panjang dan beban cicilan yang berat..
ADVERTISEMENT
Menurut pemikiran pribadi saya untuk mengatasi masalah ini, diperlukan berbagai upaya baik dari pemerintah, pengembang, maupun masyarakat. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan,
Pertama pemerintah perlu fokus pada kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti memberikan insentif pajak bagi pekerja dengan gaji rendah atau meningkatkan upah minimum. Dan yang kedua Pemerintah perlu menyederhanakan prosedur perizinan dan memberikan insentif bagi pengembang yang membangun perumahan dengan harga terjangkau.
Kesenjangan antara gaji dan harga properti di Indonesia merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Pemerintah, pengembang, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Dengan demikian, impian memiliki rumah sendiri tidak hanya menjadi hayalan, tetapi dapat menjadi kenyataan bagi seluruh lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Live Update