Konten dari Pengguna

Anemia dan Remaja

Yohsintaaim
Dokter Umum (RSUD Dr Saiful Anwar Malang)
20 Februari 2023 22:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yohsintaaim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pusing. Foto: PBXStudio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusing. Foto: PBXStudio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Coba perhatikan anak remaja kita di rumah. Apakah dia sering merasa pusing dan cepat lelah? Coba periksa. Mungkin dia menderita anemia.
ADVERTISEMENT
Anemia adalah salah satu masalah kesehatan pada remaja yang masih harus diperhatikan di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 32 persen atau tiga dari sepuluh remaja Indonesia menderita penyakit anemia.
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah sehat yang cukup sehingga terjadi penurunan kemampuannya dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi anemia ditandai dengan penurunan jumlah hemoglobin/Hb.
Kriteria kadar Hb ini berbeda tergantung usia dan jenis kelamin. Pria dikatakan memiliki anemia jika kadar Hb<13,5 g/dL, sedangkan wanita jika kadar Hb<12 g/dL. Pada anak-anak, kriteria Hb untuk anemia adalah <11g/dL.
Penyebab anemia bisa bermacam-macam seperti perdarahan, penyakit kronis maupun asupan gizi yang kurang nutrisi. Anemia karena kurangnya asupan nutrisi dapat dicegah dengan mengkonsumsi makan bergizi seimbang.
ADVERTISEMENT
Anemia sering terabaikan karena anemia yang ringan bisa saja tidak menimbulkan gejala. Terkadang gejala awal yang biasanya dirasakan oleh penderita anemia adalah mudah lelah, letih, merasa lesu dan lunglai serta pusing.
Anemia yang terjadi pada remaja dapat mengakibatkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Remaja dengan anemia biasanya akan mudah merasa letih dan lelah, sulit berkonsentrasi dalam pelajarannya, tidak dapat melakukan aktivitas berat, serta dapat mengganggu pertumbuhan .
Anemia lebih berisiko terjadi pada remaja putri karena mereka mengalami haid tiap bulan. Pada remaja putri, jika kondisi anemia dibiarkan dan terus berlangsung hingga dewasa dan menikah, nantinya akan berdampak dalam kehamilan.
Anemia pada ibu hamil berbahaya karena dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Selain itu, ibu hamil yang menderita anemia berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan ada kemungkinan bayi tersebut juga menderita anemia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan menjaga remaja puteri dari anemia berarti menjaga penerus bangsa kita nantinya. Anak-anak yang lahir dan tumbuh sehat akan berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah anemia adalah dengan memberikan asupan nutrisi yang bergizi, terutama kaya akan zat besi dan protein. Berbagai sumber makanan yang disarankan untuk dikonsumsi adalah daging merah, ikan dan makanan laut, sayuran hijau, tahu dan juga kacang-kacangan.
Selain itu buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, tomat, dan stroberi juga dianjurkan. Sebab, vitamin C dapat memaksimalkan penyerapan zat besi.
Panen jeruk di sebuah pertanian di El Nobaria, timur laut Kairo, Mesir Foto: MOHAMED ABD EL GHANY/REUTERS
Tidak perlu menunggu terkena anemia untuk memulai pola makan bergizi seimbang. Mulailah dengan mengkonsumsi beragam jenis makanan dan tidak berpatokan dengan satu jenis makanan saja. Mari kita jaga diri dan keluarga, terutama anak remaja kita dari anemia.
ADVERTISEMENT