Ancaman Kepunahaan Penyu di Depan Mata

Muchamad yoi firman utina
mahasiswa teknik mesin,universitas muhammadiyah malang
Konten dari Pengguna
2 Juli 2023 13:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muchamad yoi firman utina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/Darwis Alwan
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/Darwis Alwan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanggal 16 Juni ditetapkan sebagai peringatan Hari Penyu Sedunia atau World Turtle. Sebelumnya, pada tanggal 23 Mei juga diperingati sebagai Hari Penyu, namun berbeda pada jenis penyu.
ADVERTISEMENT
Setiap 16 Juni, khusus untuk tujuh jenis penyu yang dilindungi Undang-Undang yakni penyu hijau (chelonia mydas), penyu sisik (eretmochelys imbricata), penyu lekang kempii (lepidochelys kempi), penyu lekang (lepidochelys olivachea), penyu belimbing (dermochelys coriacea), penyu pipih (natator depressus), dan penyu tempayan (caretta caretta).
Uniknya, enam di antaranya berada di Indonesia. Perayaan Hari Penyu ini untuk mendorong manusia menyelamatkan spesies penyu yang terancam. Namun, peringatan Hari Penyu Sedunia ini hanya menjadi gaung kosong. Sebab penyelamatan spesies penyu tersebut tidak berjalan baik di lapangan.
Penurunan populasi penyu semakin mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, pada tahun 2000 organisasi konversi penyu melakukan perkumpulan untuk membahas tentang peringatan Hari Penyu Sedunia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, tanggal 16 Juni dipilih sebagai tanggal peringatannya sekaligus untuk menghormati jasa Dr. Archie Carr yang berdedikasi penuh pada upaya penyelamatan penyu. Ancaman kepunahan penyu dapat berasal darimana saja. Bahkan dari manusia dan lingkungan di dekatnya. Salah satunya ialah pantai yang menjadi habitat penyu untuk berkembang biak.
Penyu yang dilepasliarkan Menteri Kelautan dan Perikanan di Perairan Natuna, Kepulauan Riau. Foto: Dok. Kementrian Kelautan dan Perikanan
Sampah yang ada di pantai dapat menghalangi sarang penyu. Oleh karena itu,pantai yang bersih dapat membuat penyu mempunyai sarang yang bersih pula. Namun, baru-baru ini ditemukan penyu yang meninggal ditumpukan sampah plastik di pulau Bali. Seekor penyu hijau berukuran besar ditemukan mati di antara tumpukan sampah plastik yang berserakan di Pantai Kedonganan, Kuta, Bali.
Hal ini bukan menjadi hal baru. Sebab, pada tahun 2021 ditemukan kasus yang sama di Pulau Bali, bahkan hingga 12 penyu mati akibat sampah plastik dan kail pancing. Dari 12 penyu rata-rata mati terdampar di sekitar perairan Kabupaten Badung.
ADVERTISEMENT
Kasus penyu meninggal akibat sampah tidak hanya ditemukan di Bali, beberapa daerah seperti Bengkulu, Kalimantan Barat, menyumbang angka kematian penyu. Selain itu, penyu memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga perburuan penyu marak dilakukan. Tentunya hal ini akan berbahaya pada keberadaan penyu dan keseimbangan ekosistem laut.
Manusia memiliki peran besar untuk menjaga kelestarian penyu di alam. Melakukan penangkaran atau konservasi penyu yang selanjutnya dilepasliarkan ke habitatnya menjadi salah satu cara untuk menjaga keberadaan penyu.
Dengan cara ini diharapkan dapat menghindarkan penyu dari ancaman kepunahaan. Selain itu, pentingnya membersihkan pantai dan membuang sampah di laut menjadi hal yang harus dilakukan oleh masyarakat.
Agar tidak hanya dijadikan peringatan semata tanpa aksi nyata, pelestarian penyu merupakan tanggung jawab bersama dengan kondisi perairan kita. Masyarakat perlu berkolaborasi dan bahu-membahu untuk menciptakan habitat yang lebih baik untuk penyu hidup dan berkembang biak.
ADVERTISEMENT