Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jadikan Indonesia Sebagai Pusat Pembelajaran Manajemen Resiko Bencana Dunia
23 Agustus 2018 21:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Yomi Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai bencana alam yang melanda Tanah Air beberapa waktu belakangan ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan materi namun juga merenggut sejumlah korban jiwa dan sedikit banyak mempengaruhi citra keamanan di Indonesia termasuk sektor pariwisata. Namun dibalik semua itu, masih ada kesempatan yang dapat diambil dan dimaksimalkan oleh Indonesia. Terletak di jalur “Ring of Fire” telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia, baik yang berbentuk geologi, wabah maupun meteorologi/perubahan iklim. Berbagai macam bentuk bencana ini disisi lain juga telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kemampuan serta pengalaman menangani penanggulangan bencana yang diakui dunia.
Gempa bumi dan Tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 tidak hanya memporakporandakan Indonesia namun juga berdampak kepada 14 negara lain di sekitar Samudra India dan menewaskan lebih kurang 300.000 jiwa. Bencana ini dideklarasikan oleh Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah modern manusia. Melalui pengalaman bencana Gempa dan Tsunami Aceh dimaksud, Indonesia belajar pentingnya manajemen resiko bencana disetiap lapisan, baik pusat maupun daerah.
Bencana alam yang terjadi tidak hanya berdampak kepada kehidupan masyarakat pasca bencana namun juga mempengaruhi kemajuan pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kerentanan terhadap bencana alam ini berdampak bagi kemajuan ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan hidup khususnya di tingkat lokal dan komunitas.
ADVERTISEMENT
Terkait manajemen resiko bencana ini, Millennium Development Goals (MDGs) dan Hyogo Framework for Action 2005-2015: Building Resilience of Nations and Communities to Disasters menjadi komitmen global yang mengajak masyarakat international bekerja sama agar dunia lebih aman dan tahan terdahap bencana alam. Sementara the 2030 Agenda for Sustainable Development dan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030 kembali menegaskan komitmen negara-negara dunia untuk menangani disaster risk reduction dan membangun resilience dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. Negara-negara juga mengakui pentingnya mengintegrasikan disaster risk reduction dan membangun resilience ke dalam kebijakan, perencanaan, program dan anggaran pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
Dengan lessons learned menangani bencana dan pasca bencana, Indonesia telah secara terus menerus memberikan bantuan teknis dibidang kebencanaan dan berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada negara-negara sahabat dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan, dimana disaster risk management merupakan salah satu flagship program nya. Sejak tahun 2000-2015, Indonesia telah melaksanakan 19 program peningkatan kapasitas di bidang disaster risk management dengan 180 peserta dari negara kawasan Asia, Pasifik, Afrika, Amerika Selatan dan Karibia.
Melalui berbagai pelatihan ini, Indonesia ingin menegaskan peran sentralnya dalam Kerjasama Selatan-Selatan. Dengan demikian, citra positif Indonesia akan semakin meningkat dan dapat mendukung upaya-upaya diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional maupun dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerjasama internasional, khususnya dengan sesama negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Live Update