Konten dari Pengguna

Perbandingan Antara Ajaran Rasulullah dan Psikologi Modern

Yonadia Meliana
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka.
7 Januari 2025 18:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yonadia Meliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
llustrasi: Menghindari sifat merusak kebahagiaan. (foto: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
llustrasi: Menghindari sifat merusak kebahagiaan. (foto: Freepik)
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat mengganggu kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Salah satu cara untuk melindungi diri dari hal-hal tersebut adalah melalui ajaran agama dan ilmu psikologi. Doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah ﷺ, yang meminta perlindungan dari delapan sifat merusak kebahagiaan, memberikan kita panduan berharga. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan ajaran Rasulullah dengan prinsip-prinsip dalam psikologi modern untuk menghindari sifat-sifat yang merusak kebahagiaan.
ADVERTISEMENT

1. Al-Hamm (Perasaan Khawatir)

Ajaran Rasulullah: Khawatir akan masa depan dapat mengganggu ketenangan jiwa. Penting untuk berserah kepada Allah dan percaya bahwa Dia memiliki rencana terbaik bagi kita.
Psikologi Modern: Psikologi mengajarkan pentingnya mindfulness dan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. Praktik seperti meditasi dan teknik pernapasan dalam dapat membantu individu untuk hidup di saat ini dan mengurangi kekhawatiran tentang masa depan.

2. Al-Hazan (Perasaan Sedih)

Ajaran Rasulullah: Meratapi masa lalu tidak akan mengubah apapun. Sebaiknya, fokuslah pada perbaikan diri dan masa depan.
Psikologi Modern: Terapi kognitif-behavioral (CBT) membantu individu mengatasi perasaan sedih dengan mengubah pola pikir negatif dan fokus pada pemecahan masalah. Melalui CBT, individu diajarkan untuk menerima masa lalu dan fokus pada hal-hal positif yang bisa dilakukan saat ini.
ADVERTISEMENT

3. Ajzun (Kelemahan)

Ajaran Rasulullah: Rasa tidak mampu bisa menjadi penghalang dalam beribadah atau melakukan kebaikan. Kita perlu berusaha meskipun dalam keadaan sulit.
Psikologi Modern: Psikologi positif menekankan pentingnya self-efficacy, yaitu keyakinan pada kemampuan diri untuk mencapai tujuan. Dengan membangun kepercayaan diri dan mengejar tujuan kecil, individu dapat mengatasi perasaan tidak mampu dan mencapai hal-hal yang lebih besar.

4. Khasal (Malas)

Ajaran Rasulullah: Malas adalah sifat yang bisa menjauhkan kita dari kebaikan. Dengan sedikit usaha, kita bisa mengatasi kemalasan dan melakukan hal-hal positif.
Psikologi Modern: Psikologi mengajarkan pentingnya motivasi intrinsik dan penerapan teknik manajemen waktu. Dengan menemukan tujuan yang bermakna dan membuat jadwal yang terstruktur, individu dapat mengatasi kemalasan dan menjadi lebih produktif.
ADVERTISEMENT

5. Bakhil (Kikir)

Ajaran Rasulullah: Sifat kikir membuat kita enggan berbagi rezeki dengan orang lain. Padahal, berbagi adalah salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan.
Psikologi Modern: Studi dalam psikologi menunjukkan bahwa memberi kepada orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Praktik kedermawanan dan beramal tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan perasaan puas dan bahagia bagi yang memberi.

6. Jubni (Pengecut)

Ajaran Rasulullah: Rasa takut berlebihan dapat membuat kita kehilangan kesempatan untuk melakukan hal-hal baik.
Psikologi Modern: Mengatasi rasa takut dapat dilakukan melalui terapi eksposur, di mana individu secara bertahap dihadapkan pada situasi yang menakutkan. Dengan cara ini, mereka belajar mengelola dan mengurangi rasa takut, sehingga bisa berani mengambil risiko yang positif.
ADVERTISEMENT

7. Lilitan Hutang

Ajaran Rasulullah: Berhutang bukanlah hal yang salah jika mendesak, tetapi harus dihindari agar tidak menambah beban hidup.
Psikologi Modern: Psikologi keuangan menekankan pentingnya manajemen keuangan yang baik untuk menghindari stres akibat hutang. Membuat anggaran yang realistis dan menghindari hutang yang tidak perlu adalah langkah penting dalam mencapai stabilitas keuangan dan kesejahteraan mental.

8. Kedzhaliman Orang Lain

Ajaran Rasulullah: Kita harus menjaga diri dari tindakan zalim karena itu akan membawa kegelapan di akhirat.
Psikologi Modern: Mengatasi trauma akibat tindakan zalim dapat dilakukan melalui terapi trauma, seperti EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing). Terapi ini membantu individu memproses pengalaman traumatis dan mengurangi dampak negatifnya pada kesejahteraan mental.
ADVERTISEMENT