Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Teknik Menulis Cerita: 'Show Don't Tell' ‐ Penjelasan, Contoh, dan Tips Praktis
26 Desember 2024 17:02 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Yonadia Meliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia penulisan, salah satu prinsip yang sering diajarkan kepada penulis adalah "Show, Don't Tell." Prinsip ini mengajak penulis untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang terjadi dalam cerita melalui aksi, dialog, dan deskripsi, alih-alih hanya memberi tahu mereka secara langsung. Dengan menggunakan teknik ini, pembaca bisa merasakan dan membayangkan situasi dengan lebih hidup. Hal ini tidak hanya membuat cerita lebih menarik, tetapi juga memungkinkan pembaca terhubung secara emosional dengan karakter dan situasi yang mereka hadapi. Oleh karena itu, memahami dan mengimplementasikan teknik ini menjadi sangat penting bagi seorang penulis.
ADVERTISEMENT
Perbedaan Antara "Show" dan "Tell"
1. Telling (Memberitahu)
Menyampaikan informasi secara langsung tanpa memberikan detail yang mendalam. Ini cenderung membuat pembaca merasa terpisah dari cerita.
Contoh:
"Dia sangat marah."
2. Showing (Menunjukkan)
Menggambarkan situasi dengan detail yang membuat pembaca dapat merasakan emosi atau suasana tanpa harus dijelaskan. Ini menciptakan pengalaman yang lebih mendalam.
Contoh:
"Wajahnya memerah dan tangannya mengepal erat di samping tubuhnya. Suaranya bergetar saat dia berkata, 'Aku tidak percaya kamu melakukan itu!'"
Contoh Dalam Dialog
Mari kita lihat bagaimana kita bisa menggunakan teknik "show" dalam dialog:
Telling:
"Dia merasa cemas sebelum presentasi."
Showing:
"Apakah kamu sudah siap untuk presentasi" tanya Lisa sambil melihat ke arah Mark yang berdiri kaku di depan cermin."
"Uh… ya" jawab Mark, suaranya hampir tak terdengar. Dia mengusap telapak tangannya yang basah di celana jeansnya dan menatap lantai seolah-olah itu akan memberikan jawaban.
ADVERTISEMENT
Dalam contoh di atas, kita tidak hanya diberitahu bahwa Mark merasa cemas; kita melihat perilakunya—berdiri kaku, telapak tangan basah—yang menunjukkan kecemasannya.
Contoh Dalam Narasi
Mari kita gunakan narasi untuk lebih memahami perbedaan ini:
Telling:
"Cuaca sangat dingin saat mereka berjalan ke sekolah."
Showing:
Angin berhembus kencang, membawa embun beku yang menggigit kulit mereka. Sarah menggenggam erat lengan Jaksa saat mereka melangkah di atas trotoar yang tertutup embun pagi. Napas mereka terlihat seperti asap putih di udara dingin, dan Jaksa tidak bisa menahan diri untuk tidak menggerakkan bahunya sambil berusaha menghangatkan dirinya.
Dalam narasi di atas, kita dapat merasakan dinginnya cuaca melalui deskripsi yang mendetail tentang bagaimana karakter bereaksi terhadap suhu tersebut.
ADVERTISEMENT
Tips untuk Mengoptimalkan Teknik Show, Don't Tell dalam penulisan
Menulis dengan teknik "Show, Don't Tell" mungkin terasa menantang di awal, tetapi dengan beberapa tips praktis, kamu bisa menguasainya dan membuat tulisanmu lebih hidup. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Gunakan Indra
Ketika mendeskripsikan sebuah adegan, pikirkan tentang bagaimana karakter merasakan lingkungan mereka melalui indra. Apa yang mereka lihat, dengar, cium, rasakan, atau rasakan? Misalnya:
Alih-alih mengatakan "Dia merasa bahagia," coba gambarkan senyum lebarnya dan tawa ceria yang menggema di ruangan.
2. Deskripsi Aksi
Tunjukkan emosi karakter melalui tindakan mereka. Misalnya, alih-alih memberitahu bahwa seseorang marah, tunjukkan bagaimana mereka membanting pintu atau berbicara dengan suara keras.
Contoh: “Dia memukul meja dengan telapak tangan, membuat semua orang terdiam.”
ADVERTISEMENT
3. Dialog yang Menunjukkan Perasaan
Gunakan dialog untuk menunjukkan perasaan dan hubungan antar karakter. Cara mereka berbicara dan nada suara bisa sangat menggambarkan emosi.
Contoh: “Kamu tidak mengerti sama sekali!” teriaknya, suaranya penuh kebencian.
4. Gunakan Simile dan Metafora
Perbandingan yang kreatif dapat memberi pembaca gambaran yang lebih vivid tanpa harus menjelaskan secara langsung.
Contoh: “Hatinya berdebar seperti genderang saat dia melangkah ke panggung.”
5. Konteks Emosional
Berikan konteks pada adegan dengan latar belakang emosional karakter. Apa yang terjadi sebelumnya yang memengaruhi perasaan mereka saat ini? Ini membantu pembaca memahami reaksi karakter.
Contoh: “Setelah menerima berita buruk itu, dia hanya duduk di sudut ruangan, tatapannya kosong seperti dinding abu-abu di sekitarnya.”
6. Latihan Menulis
Cobalah untuk menulis beberapa paragraf dengan fokus pada satu emosi tertentu menggunakan teknik ini. Misalnya, pilih emosi seperti kegembiraan atau kesedihan dan tuliskan adegan yang mencerminkan perasaan tersebut tanpa langsung menyebutkan kata-kata emosional.
ADVERTISEMENT
7. Baca dan Analisis
Bacalah karya penulis lain yang berhasil menggunakan teknik ini. Perhatikan bagaimana mereka menunjukkan emosi dan situasi tanpa memberi tahu langsung. Ini bisa memberimu inspirasi untuk tulisanmu sendiri.
Mengapa Teknik Ini Penting?
Menggunakan teknik "Show, Don't Tell" membantu menciptakan momen yang lebih kuat dan mengesankan bagi pembaca. Ketika pembaca dapat melihat dan merasakan apa yang dialami karakter, mereka lebih mungkin terhubung secara emosional dengan cerita tersebut. Ini juga memberi ruang bagi imajinasi pembaca untuk bekerja; mereka dapat menggambarkan adegan dalam pikiran mereka sendiri berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh penulis.
Jad pada kesimpulannya, tenik "Show, Don't Tell" adalah alat penting dalam kepenulisan yang dapat meningkatkan kualitas tulisanmu secara signifikan. Dengan menunjukkan emosi dan situasi melalui aksi dan deskripsi mendetail, kamu akan membawa pembaca lebih dekat ke dalam dunia ceritamu.
ADVERTISEMENT