Konten dari Pengguna

Sering dengar 'capacity building' buat SDM Unggul? Cari tahu maksudnya

Yosea Kurnianto
Pemerhati pendidikan orang dewasa (adult learning) dan pengembangan SDM. Penerima beasiswa Sampoerna (S1 Pendidikan) dan Chevening (S2 HRM di Univ Manchester).
2 Februari 2020 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yosea Kurnianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak tahun lalu, istilah SDM Unggul menjadi salah satu frasa yang sangat familiar di telinga kita. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mencanangkan pembangunan sumber daya manusia Indonesia dengan tagline “SDM Unggul, Indonesia Maju”. Banyak pemaknaan dan pemahaman yang dimunculkan dari inisiatif ini; dengan rentetan ide pelaksanaannya – yang juga mengarah pada pembangunan kapasitas atau capacity building sumber daya manusia Indonesia. Kebetulan saya juga sedang dapat tugas untuk melaksanakan program capacity building. Apa sebenarnya maksudnya ya?
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa dekade terakhir, frasa ini sering sekali digunakan seperti tampak pada Google Ngram (gambar 1.0). Selain itu, Google Trends (gambar 1.2) juga menunjukkan ramainya penggunaan frasa ‘Capacity Building’ setelah muncul tagline “SDM Unggul, Indonesia Maju”.
Gambar 1.0 - Google Ngram 'Capacity Building'
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1.0 - Google Ngram 'Capacity Building'
Gambar 1.2 - Google Trends untuk 'Capacity Building'
Capacity building sudah menjadi perbincangan internasional yang dikaitkan dengan ‘pembangunan berbasis manusia’ atau ‘pembangunan alternatif’ (Pieterse, 2001). Chaskin et al (2001) menyebutkan bahwa Capacity Building didefinisikan sebagai ‘interaksi antara modal manusia, sumber daya organisasi, dan modal sosial yang ada dengan sekelompok masyarakat agar dapat menyelesaikan permasalahan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut'.
Sebagaimana dibahas oleh Christoper Pottter dan Richard Brough (2004), capacity building perlu dilakukan secara sistemik, yang mereka sebut sebagai capacity pyramid (Piramida Kapasitas). Seperti dalam gambar 2.0, piramida kapasitas terdiri dari alat, kemampuan, infrastruktur dan staff, serta struktur, sistem, dan peran – yang setiap tingkatan tersebut berkesinambungan. Dalam penjabarannya, piramida tersebut dijelaskan dengan macam-macam kapasitas yang perlu dikembangkan. Pertanyaan-pertanyaan untuk refleksi dai usaha pengembangan tiap-tiap macam kapasitas dapat dilihat di gambar 2.1.
Gambar 2.0 - Piramida Kapasitas dari Christoper Pottter dan Richard Brough
Gambar 2.1 - Pertanyaan untuk refleksi, tiap jenis kapasitas.
Banyak juga organisasi yang berberak di area pembangunan/pengembangan (development) yang mengeluarkan definisi dan pendekatan mereka masing-masing untuk melakukan capacity building. United Nations Development Program (UNDP), misalnya, memiliki 5 langkah dalam siklus pembangunan kapasitas (5 steps of the capacity development cycle) serta kerangka untuk mengukur usaha pembangunan kapasitas (framework for measuring capacity development). Contoh lain, organisasi bank dunia / World Bank memiliki kerangka hasil untuk usaha pembangunan kapasitas yang mereka sebut CRDF (Capacity Development Result Framework). CRDF ini paling tidak memiliki 6 luaran hasil pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembangunan kapasitas / capacity building tersebut.
ADVERTISEMENT
Gambar 3 - CRDF (Capacity Development Result Framework) dari World Bank
Dari pembahasan di atas, sebuah program capacity building yang komprehensif sebaiknya hanya berisi penambahan pengetahuan atau kemampuan seseorang / sekelompok orang (dalam bentuk seminar/workshop). Meskipun proses tersebut tetap perlu untuk pengembangan ‘personal capacity’. Program capacity building yang komprehensif perlu memantik proses interaksi antara individu tersebut dengan sistem di mana dia berada untuk menghasilkan dampak nyata dan lebih besar.
Diagram di bawah ini menggambarkan bahwa semakin kompleks kapasitas yang dibangun, waktunya memang akan semakin lama. Namun, apabila anda mendapat kesempatan untuk mendesain sebuah program pembangunan kapasitas / capacity building untuk mencetak SDM Unggul, tetap pastikan bahwa setiap peserta tidak hanya mengasilkan luaran secara individu (tambah pengetahuan dan kemampuan teknis terhadap sesuatu), tetapi juga mampu membentuk interaksi dengan organisasi/system di mana dia berada supaya dapat menghasilkan luaran secara organisasi/sistem untuk dampak lebih menyeluruh.
Gambar 4.0 - Diagram kompleksitas dan waktu dari Christoper Pottter dan Richard Brough (2004)
Sebagai contoh, aktivitas pembelajaran yang berbasis proyek / program dengan fleksibilitas bagi peserta untuk memilih ‘masalah’ yang paling relevan dengan personal / organsisasinya untuk diselesaikan akan sangat efektif untuk mengembangkan kapasitas. Ditambah lagi dengan proses coaching dan mentoring baik secara horizontal (sesama peserta / peer-) atau vertical (dengan instruktur) secara berkala, peserta akan merasa bahwa membangun kapasitas diri dan organisasi adalah sebuah perjalanan yang menyenangkan dan bermakna.
ADVERTISEMENT
Membangun SDM unggul untuk Indonesia maju bukan pekerjaan semalam saja; tetapi merupakan perjalanan membangun kapasitas demi kapasitas. Mulai dari individu, organisasi, dan masyarakat – sangat mungkin untuk dilakukan.
Mari terus membangun diri.
@kuryosea