Konten dari Pengguna

Menggali Target Prioritas Program Makan Bergizi Gratis: Langkah atau Tantangan?

Yosua Roni Siahaan
Mahasiswa - Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila
6 Januari 2025 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yosua Roni Siahaan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ai: Program Makan Bergizi Gratis
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ai: Program Makan Bergizi Gratis
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Januari 2025 dengan tujuan mulia: meningkatkan akses gizi pada kelompok rentan dari keluarga miskin. Namun, hingga saat ini, gambaran detail mengenai target penerima program ini belum sepenuhnya tergambar jelas. Padahal, keberhasilan program ini sangat bergantung pada identifikasi yang tepat terhadap kelompok sasaran prioritas.
ADVERTISEMENT
Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 menunjukkan bahwa ada 11,3 juta warga miskin yang potensial menjadi penerima manfaat program ini. Namun, apakah angka tersebut cukup menggambarkan kebutuhan di lapangan? Dengan total populasi yang memenuhi kriteria penerima MBG mencapai 93,8 juta orang, angka 11,3 juta tampak kecil jika dibandingkan target pemerintah sebelumnya, yakni 19,47 juta orang.
Dari data yang ada, siswa SD hingga SMA sederajat mendominasi kelompok miskin yang membutuhkan akses gizi, yaitu sebesar 48,4 persen. Selanjutnya, anak balita mencapai 33,5 persen, diikuti ibu menyusui (16,6 persen), dan ibu hamil (1,5 persen). Meskipun data ini memberikan gambaran awal, belum ada mekanisme yang jelas untuk menentukan siapa yang akan diprioritaskan ketika alokasi sumber daya terbatas.
ADVERTISEMENT
Menyusun Peta Target: Pentingnya Analisis yang Lebih Dalam
Jika program ini ingin berhasil, pemerintah perlu mempertimbangkan pendekatan berbasis wilayah, tingkat kemiskinan, dan tingkat kerentanan. Misalnya, bagaimana menangani kelompok anak sekolah di daerah terpencil yang lebih sulit mengakses gizi dibandingkan mereka di perkotaan? Apakah ibu menyusui di daerah dengan angka stunting tinggi akan diutamakan?
Penentuan target ini juga memerlukan koordinasi lintas sektor. Kementerian Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial harus duduk bersama untuk menyinkronkan data. Pendekatan kolaboratif ini tidak hanya memastikan data yang akurat, tetapi juga mencegah tumpang tindih program bantuan sosial.
Tantangan dalam Implementasi
Selain memastikan target yang jelas, program ini menghadapi tantangan logistik dan pendanaan. Bagaimana makanan bergizi akan didistribusikan? Apakah akan ada keterlibatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan teknis? Jika tidak dikelola dengan baik, program ini berisiko menjadi inisiatif yang hanya baik di atas kertas.
ADVERTISEMENT
Mengapa Fokus pada Target Penting?
Target yang jelas memastikan manfaat program dapat dirasakan oleh mereka yang paling membutuhkan. Sebaliknya, ketidakjelasan target hanya akan memperlebar jurang ketimpangan. Dengan fokus pada data dan analisis yang mendalam, program ini bisa menjadi langkah nyata untuk memutus lingkaran kemiskinan dan gizi buruk di Indonesia.
Akhirnya, Program Makan Bergizi Gratis harus lebih dari sekadar janji. Ia harus hadir sebagai solusi yang benar-benar menjangkau mereka yang membutuhkan, dengan peta prioritas yang terencana dan implementasi yang transparan. Mari kita kawal bersama agar niat baik ini berbuah keberhasilan nyata.