Sesepuh Gerakan Punk: Aksi 'Bunuh Sultan' Itu Frustasi Sosial

Youn'd  Dangerous
muda itu iya, berbahaya itu pilihan
Konten dari Pengguna
10 Mei 2018 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Youn'd Dangerous tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sesepuh Gerakan Punk: Aksi 'Bunuh Sultan' Itu Frustasi Sosial
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Sumber Foto : Facebook Federasi Libertarian Salatiga)
Di tengah kerusuhan di Mako Brimob, aksi demonstrasi 1 Mei di Jogja yang memunculkan kata “Bunuh Sultan” masih banyak menjadi perhatian warga Jogja khususnya dan Indonesia pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini kata “Bunuh” belum pernah muncul dalam setiap aksi demonstrasi. Kalaupun ada ungkapan bernada keras selalu menggunakan kata yang berhubungan dengan aksi yang dilakukan bersama-sama oleh massa. Seperti, “Bakar,” “Gantung,” “Seret,” atau “Adili.”
Sementara itu, kata “Bunuh” bernada sangat pribadi, dilakukan oleh seseorang kepada seseorang lain.
Berita yang beredar, aksi “Bunuh Sultan” itu dilakukan itu oleh anak-anak muda yang terkait dengan anarko-punk, berikut pendapat salah satu perintis atau sesepuh Punk Jogja, Athonk Sapto Raharjo.
Bagaimana menurut Bung Athonk, kok sampai muncul ungkapan kekerasan “Bunuh Sultan” ?
Sesepuh Gerakan Punk: Aksi 'Bunuh Sultan' Itu Frustasi Sosial (1)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto Athonk Sapto Raharjo. Oleh : Rekky Zakkia)
Memang ini agak lain ya. Kata bunuh itu personal banget. Seolah-olah membunuh satu sosok maka urusannya selesai. Kalau adili atau seret atau gantung itu maknanya kan lebih melibatkan massa banyak untuk menilai seorang tokoh. Kalau bunuh ini sudah sangat personal.
ADVERTISEMENT
Jadi kok bisa muncul ungkapan yang sangat personal itu?.
Kalau menurut saya ya ini, mereka itu orang-orang frustasi. Mereka ini contoh punk anarko yang ideologinya tidak percaya siapapun. Mereka juga tidak peduli konstelasi politik, mereka bahkan tidak tahu ada gerakan lain di luar mereka atau malah tidak mau tahu.
Mereka utopis, memimpikan kebebasan dalam segala hal. Realitanya, mereka kesulitan mewujudkan itu, maka salah satu cara dengan menghancurkan yang bertentangan dengan mereka
Tanda-tanda kefrustasian itu muncul kapan dalam gerakan Punk?
Setelah Orba runtuh, mereka kehilangan musuh. Dulu saat Soeharto kami bergerak bersama orang-orang berideologi komunis, sosialis, Islam, apa saja alirannya, berkumpul bersama menjatuhkan rezim Soeharto.
Setelah Soeharto tumbang, kan zaman berbeda. Nah ada yang tidak nemu fokus lagi dan akhirnya melawan semua yang danggap musuh mereka.
ADVERTISEMENT
Ditambah, ini juga faktor penting, sarana rekreasional mereka mulai tidak dapat ditemukan, semisal narkoba. Pemberantasan narkoba di Indonesia yang gencar sementara di luar negri marijuana mendapat ijin, menambah frustasi.
Biasanya negara ketika mulai mendekati kehancuran, narkoba memang bebass. Seperti saat menjelang kejatuhan Soeharto, narkoba disebar, banyak putaw ditemukan, orang banyak meninggal, ada juga indikasi uang palsu disebar, akhirnya negara kolaps. Saat negara mulai kuat lagi narkoba diperketat.
Kok bisa putus dengan gerakan lain?
Karena mereka tidak mau datang ke acara aksi-aksi lokal dan cenderung membuat aksi sendiri, atau malah menunggangi aksi seperti yang mereka lakukan pada aksi buruh kemarin. Mereka tidak menghargai proses aksi, tidak datang rapat, atau kumpul sebelum aksi. Padahal dalam setiap aksi kan ada negosiasi dengan aparat, mengenai jalur, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Bisa dijelaskan mengenai anarko sebenarnya apa?
Sesepuh Gerakan Punk: Aksi 'Bunuh Sultan' Itu Frustasi Sosial (2)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber Foto : Kumparan)
Banyak sih. Prinsip anarko sulit dijelaskan secara ringkas, karena banyak cabang dan sangat individualis, anarko adalah perlawanan individu. Dan ketika individu-individu itu berkumpul akan sangan berbahaya.
Karena ada slogan mereka yang berbunyi “no god, no master”, tidak percaya atasan. Tapi itu bullshit juga, karena mereka percaya pada teman-teman mereka, percaya komando-komando mereka.
Jadi akan salah kalau melihat mereka sebagai organisasi ?
Iya, karena organisasinya sangat artificial, cair. Mereka dikumpulkan oleh isu tertentu dan gampang termakan isu.
Proses wacana mereka terinspirasi oleh siapa?
Ya kebanyakan terinspirasi oleh barat, karena itu sangat seksi, dan mereka langsung menelan mentah-mentah, dan apalagi mereka terputus dari gerakan lain. Pertumbuhan wacana mereka menjadi sangat individu, tidak berbenturan dengan wacana dan pengetahuan lain.
ADVERTISEMENT
Anarko mulai kuat sejak ada aksi di Seattle, yang anti Bank Dunia itu. Dan sukses melakukan kekerasan. Nah itu mulai naik daun. Awalnya juga dari Eropa.
Jadi ini muncul sendiri dari rasa frustasi personal, tidak ditunggangi ?
Ya campuran lah, tapi ya jangan tiba-tiba ditunggangi. Musti melihat detilnya. Seperti yang kujelaskan di atas kan sebenarnya memang ada proses berwacana secara pribadi.
Tapi apapun itu, kita juga musti bisa melihat Jogja sebagai tempat eksperimen, setiap ada isu, pasti dicoba di Jogja. Karena apapun yang terjadi di Jogja akan jadi berita besar, ditelaah akademisi, mendorong kajian, dan komentar, jadi eksperimentnya sukses atau tidak bisa diukur bagaimana proses wacana ini setelah aksi terjadi.
ADVERTISEMENT
Bandingkan kalau terjadi di tempat lain, misal di Salatiga atau di Kebumen, kan hasilnya beda.
Bagaimana Anda melihat keraton?
Saya punya opini khusus, banyak kesalahpahaman tentangnya. Banyak orang awam dan orang pintar pikir, keraton itu punyanya Sultan sebagai individu. Salah. Keraton sangat institusi, punya majelis, dan sebagainya. Tidak sultan seorang diri. Setiap ada pernyataan dari keraton, pasti sudah melalui pertimbangan tertentu dari institusi, tidak hanya Sultan pribadi. Jadi keliru kalau serangannya pribadi. (YD / 18).