Konten dari Pengguna

Pemanasan Global: Ketika Laut Memanas, Akankah Kita Tetap Culas?

Yovanda Rahma
Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Universitas Airlangga
29 Mei 2023 21:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yovanda Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dampak Global Warminf terhadap Laut. Foto: ShutterStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dampak Global Warminf terhadap Laut. Foto: ShutterStock
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda berpikir apa yang akan terjadi jika lautan kita memanas? Jika Anda merasa nyaman dengan pemikiran ini, mungkin karena Anda belum melihat gambaran yang sebenarnya. Memang, fenomena pemanasan global dan dampaknya terhadap lautan kita adalah topik yang kontroversial, tetapi tidak bisa kita abaikan. Maka, berikut adalah pernyataan kontroversial saya: "Jika kita tidak mengubah perilaku kita segera, lautan kita akan menjadi semakin panas, dan konsekuensinya akan sangat buruk bagi manusia dan planet ini."
ADVERTISEMENT
Fakta pertama yang harus kita ingat adalah bahwa lautan memainkan peran vital dalam menyerap panas dari atmosfer. Menurut Administrasi Oseanik dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), lautan telah menyerap lebih dari 90% panas berlebih yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Jadi, apa yang akan terjadi jika lautan terus memanas? Jawabannya cukup sederhana, tetapi efeknya sangat kompleks dan meluas.
Salah satu dampak yang paling jelas adalah naiknya permukaan laut. NOAA juga melaporkan bahwa tingkat permukaan laut global telah meningkat sekitar 8-9 inci sejak 1880. Ini bukanlah perubahan yang dapat diabaikan. Kenaikan permukaan laut ini berdampak pada komunitas pesisir, menghancurkan ekosistem, merusak properti, dan menyebabkan pengungsian besar-besaran.
Selain itu, peningkatan suhu air laut memiliki efek langsung pada kehidupan laut. Keberadaan ikan dan biota laut lainnya terancam oleh perubahan ini. Misalnya, terumbu karang, yang merupakan habitat bagi seperempat spesies laut, rentan terhadap pemanasan air laut. Seperti yang dikutip oleh Dr. Mark Eakin, koordinator Program Pemantauan Terumbu Karang NOAA, "Kami berada di titik kritis dalam sejarah manusia. Terumbu karang adalah sumber makanan dan perlindungan bagi banyak spesies laut, dan mereka berada di ambang kepunahan."
ADVERTISEMENT
Tentu saja, ada argumen berlawanan. Ada yang berpendapat bahwa lautan memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan iklim ini. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan membuktikan bahwa proses adaptasi ini membutuhkan waktu yang lama, dan peningkatan suhu lautan terjadi terlalu cepat.
Sebagai penulis, saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan peringatan ini. Saya setuju dengan pernyataan Profesor Jason Hall-Spencer dari Universitas Plymouth, "Lautan kita adalah jantung dan paru-paru planet kita. Jika kita membiarkannya memanas tanpa kontrol, kita membahayakan diri kita sendiri dan generasi yang akan datang."
Dalam memahami fenomena pemanasan global dan efeknya terhadap lautan, kita harus melihat ke depan. Kita harus melihat bukan hanya apa yang terjadi saat ini, tetapi juga apa yang akan terjadi jika kita terus mengabaikan tanda-tanda peringatan yang jelas ini. Seperti yang dikatakan oleh penulis dan aktivis lingkungan terkenal, Bill McKibben, "Kita sudah melihat awal dari akhir. Namun, kita memiliki pilihan apakah kita akan membiarkannya menjadi akhir yang mengerikan atau sebuah perubahan menuju solusi yang berkelanjutan."
ADVERTISEMENT
Bahkan dengan laporan ilmiah yang menunjukkan dampak negatif dari pemanasan global dan pemanasan lautan, masih ada orang-orang dan kelompok yang mempertanyakan sejauh mana dampak ini akan membahayakan planet kita. Ada yang berpendapat bahwa perubahan iklim adalah bagian alami dari siklus bumi dan bahwa manusia seharusnya tidak khawatir. Namun, argumen ini mengabaikan bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa perubahan iklim yang sedang kita alami sekarang tidak normal dan berpotensi merusak.
Pemanasan lautan bukan hanya masalah bagi ikan, burung laut, dan terumbu karang. Ini adalah masalah bagi kita semua. Dampaknya merentang dari perubahan cuaca ekstrem hingga perpindahan populasi dan kerusuhan sosial. Seperti kata ilmuwan oseanografi Dr. Sylvia Earle, "Dengan setiap tetes air yang Anda minum, setiap nafas yang Anda hela, Anda terhubung dengan laut. Tidak peduli di mana Anda tinggal."
ADVERTISEMENT
Kita semua memiliki peran dalam memerangi pemanasan global. Tidak cukup hanya mengurangi penggunaan plastik atau melakukan daur ulang; kita harus melakukan lebih dari itu. Kita perlu mendukung kebijakan yang mempromosikan energi bersih, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung penelitian ilmiah. Kita juga harus mendidik diri kita sendiri dan orang lain tentang pentingnya laut dan apa yang kita dapat lakukan untuk melindunginya.
Sebagi penutup, saya ingin mengutip kata-kata dari penulis dan aktivis lingkungan Rachel Carson: "Kita berdiri sekarang, di tengah keajaiban dan misteri dunia alam, dan merasa dengan tajam bahwa masalah-masalah ini adalah masalah kita sendiri. Kita berisiko merusak keajaiban ini, tetapi jika kita menggunakan pengetahuan kita dengan bijaksana, kita mungkin dapat membawa dunia ini menuju masa depan yang lebih baik." Mari kita mulai sekarang, sebelum terlambat.
ADVERTISEMENT