Konten dari Pengguna

Pentingnya Literasi Digital Terhadap Dunia Pendidikan

Yopi Sanjaya
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
2 Agustus 2023 19:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yopi Sanjaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemanfaatan literasi digital. Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemanfaatan literasi digital. Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tumbuhnya teknologi informasi pada masa kini memengaruhi penyebaran literasi digital. Koneksi antar unsur dalam pendidikan yang diakumulasi dengan dukungan perangkat teknologi informasi memberikan berbagai peluang kemudahan akses sumber pustaka maupun peningkatan kreatifitas pelaku pendidikan. Pendidikan berbasis digital menjadi kunci pembuka sistem pendidikan yang terintegrasi satu sama lain karena koneksinya dinamis.
ADVERTISEMENT
Perkembangan TIK juga mampu menawarkan akses informasi yang mudah, cepat, dan jumlahnya pun yang tidak terbatas. Dilansir dari Kompas.com berdasarkan survei yang dilaksanakan pada tahun 2019 oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) bahwa 171,17 juta jiwa telah terhubung ke internet. Mereka ini termasuk didominasi oleh pelajar berusia 15 - 19 tahun. Meskipun di era digital ini memberikan kemudahan akses informasi, tetapi menimbulkan tantangan di kehidupan manusia.
Kemunculan literasi digital pada masa kini memang penting dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman. Hal ini karena tingkat literasi masyarakat Indonesia masih dalam golongan rendah. Oleh sebab itu, perlunya inovasi untuk meningkatkan literasi di Indonesia dengan literasi digital.

Penyebab Rendahnya Tingkat Literasi Digital di Indonesia

Ilustrasi pembelajaran TIK. Sumber: Pexels.com
Tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah. Dilansir dari Harbuknas berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh PISA (Program for International Student Assessment) bahwa Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara. Hasil ini dirilis oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) pada 2019 bahwa Indonesia menempati peringkat 10 terbawah terkait tingkat literasi internasional.
ADVERTISEMENT
Penyebab literasi digital rendah karena dalam praktik pendidikan Indonesia berfokus pada pendekatan pembelajaran yang kurang mengasah keterampilan berpikir kritis. Misalnya peserta didik diharuskan untuk pengasahan keterampilan menghafal pembelajaran. Bahkan mereka diberikan soal - soal yang bukan tingkatan HOTS (High Order Thinking Skills) karena jawabannya yang mudah ditemukan pada buku pelajaran.
Selain itu, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lembaga pendidikan belum optimal terhadap peningkatan literasi digital. Hal ini dikarenakan pembelajarannya yang condong terhadap kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan perangkat teknologi dan internet. Sedangkan kemampuan menganalisis dan memproses informasi yang diperoleh secara daring ternyata kurang diperhatikan dalam pembelajaran TIK. Apabila faktor penyebab literasi digital yang rendah kurang ditanggulangi dengan baik dan secara bertahap, maka mengakibatkan Indonesia sulit bersaing dengan negara lain.
ADVERTISEMENT

Penanggulangan Darurat Literasi Digital

Ilustrasi pemanfaatan e-book aplikasi i-pusnas. Sumber: Pexels.com
Generasi millenial dan generasi Z pada masa kini mempunyai peran yang sangat vital pada pengembangan literasi digital. Selain itu, mereka pada saat ini sangat dibutuhkan dalam penguasaan keterampilan teknologi untuk Indonesia yang lebih maju dan unggul. Hal ini karena mereka menjadi harapan bangsa untuk kemajuan dunia pendidikan. Perlu diketahui bahwa literasi digital bisa memperkaya wawasan digital masyarakat. Oleh sebab itu, perlunya ada gerakan literasi digital yang dipelopori generasi milenial. Gerakan literasi digital bertujuan mengembangkan semangat literasi yang mengedepankan keselarasan berbagai sektor edukasi pada semua ranah.
Generasi millenial dan generasi Z dapat mengembangkan literasi digital dengan berbagai cara. Adapun solusi yang dapat ditawarkan agar generasi millenial bisa berkontribusi dalam pengembangan literasi digital. Misalnya mereka mengoptimalkan penggunaan platform bagi sumber belajarnya. Platform yang dapat digunakan untuk proses pendidikan yaitu google classrom, e-learning, discord, dan lain - lain. Hal ini karena keberadaan platform tersebut bertujuan untuk mempermudah tenaga pendidik maupun peserta didik dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Generasi millenial juga perlunya berperan aktif sebagai pengguna perpustakan digital. Aplikasi yang bisa digunakan pada perpustakaan digital yaitu iPusnas dan EPerpusdikbud. Aplikasi ini dinilai praktis digunakan dalam rangka mencari dan memperoleh e-book yang dibutuhkan oleh generasi millenial. Hal ini karena perpustakaan masa kini berinovasi menjadi bentuk aplikasi. Oleh sebab itu, perpustakaan berbasis digital sangat bermanfaat bagi generasi milenial.
Aplikasi iPusnas merupakan aplikasi berbasis android yang menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sedangkan aplikasi ePerpusdikbud merupakan aplikasi perpustakaan digital yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Aplikasi perpustakaan digital dapat diakses dimana pun dan kapan pun serta koleksi bahan bacaannya lengkap. Bahkan aplikasi iPusnas terdapat banyak koleksi buku,e-pustaka, dan e-reader (Kurnia dkk., 2022). Pada sisi lain, aplikasi ePerpusdikbud menyediakan majalah dan koran digital. Adanya aplikasi perpustakaan digital diyakini bisa meningkatkan minat baca generasi milenial dalam pengembangan literasi digital seiring perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT