YSI BEM KM UMY Belajar Bersama Cara Membuat Minyak VCO di Coconut Center Factory

YSI BEM KM UMY 2023
Tim Young Sustainable Initiative Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2022 22:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari YSI BEM KM UMY 2023 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

YSI BEM KM UMY dan Volunteers Bersama-sama Belajar dan Berlatih Bagaimana Cara Membuat Olahan Kelapa Menjadi Minyak Virgin Coconut Oil (VCO) di Coconut Center Factory

TIM YSI BEM KM UMY bersama Pak Yudi selaku Pemilik Usaha VCO Kranggan, Kec. Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55661, Sabtu (19/08/2022), Foto: TIM Media YSI BEM KM UMY
Sabtu, 19 Agustus 2022 Tim YSI beserta Volunteers mendatangi rumah produksi pusat kelapa yang beralamat di Kecamatan Kranggan, Kulonprogo, DIY. Rumah Produksi disana berfokus dalam pembuatan minyak VCO yang berbahan dasar kelapa karena disana memang banyak ditemukan pohon kelapa sehingga adanya rumah produksi tersebut membantu memanfaatkan sumber daya alam yang ada menjadi barang yang bernilai jual lebih tinggi.
Proses pemerasan santan yang dilakukan dengan mesin, Kec. Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55661, Sabtu (19/08/2022), Foto: TIM Media YSI BEM KM UMY
Dipandu oleh Bapak Yudi, tim YSI beserta para volunteers belajar membuat minyak VCO dari awal proses pembuatan hingga jadi menggunakan metode sentrifugasi dan metode konvensional yang hanya didiamkan. Pembuatan dilakukan menggunakan alat-alat sederhana yang bisa ditemukan di rumah seperti contohnya adalah menggunakan mixer. Hal ini dilakukan karena pada nantinya ilmu yang telah didapat akan dibawa dan diimplikasikan kepada masyarakat desa binaan Karanggede, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, DIY.
ADVERTISEMENT
Dalam pembuatan minyak VCO ini dengan cara pemisahan antara minyak dengan air dalam sebuah sistem emulsi santan yang diikat oleh protein atau galendo. Santan yang berisi air, minyak dan protein harus dipisahkan untuk mendapatkan minyak utuh sempurna yang biasa disebut dengan minyak VCO. Cara pemisahan tersebut bisa dengan dipanaskan, fermentasi, dan pendinginan. Namun, jika dengan menggunakan proses fermentasi maka akan menghasilkan produk yang kurang baik, berbau kecut seperti tape karena bakteri yang digunakan didalamnya yang akan merusakkan protein oleh asam yang dihasilkan dari bakteri tersebut.
Proses pendinginan santan menggunakan mixer, Kec. Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55661, Sabtu (19/08/2022), Foto: TIM Media YSI BEM KM UMY
Pelatihan pembuatan minyak VCO oleh tim YSI beserta volunteers ini menggunakan metode pendinginan dimana santan yang dihasilkan dari kelapa tua akan dimixer dalam sutu wadah yang berisi es batu sehingga santan tersebut akan menjadi gumpalan es. Setelah itu, gumpalan es tersebut akan dipisahkan dari air dan bekuan es yang nantinya air hasil bekuan es itu akan didiamkan sehingga terjadinya perpisahan antara minyak dan santan. Proses pemisahan tersbut memakan waktu yang cukup lama jika tidak menggunakan mesin sentrifugasi yang hanya didiamkan akan memakan waktu lebih dari 2 jam, namun jika dimasukkan kedalam mesin sentrifugasi hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 15 menit saja. Dari hasil tersebut minyak akan disaring sehingga menghasilkan minyak siap jual yang dikemas dengan menggunakan botol. Dan perlu diketahui, untuk menghasilkan satu liter minyak VCO dibutuhkan sekitar 15 butir kelapa tua.
Contoh produk jadi yang telah selesai melalui beberapa proses, Kec. Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55661, Sabtu (19/08/2022), Foto: TIM Media YSI BEM KM UMY
Dari pelatihan yang diajarkan, antusias tim YSI beserta volunteer dalam pembuatan minyak VCO sangat tinggi sehingga semua peserta memahami langkah dan caranya dengan baik. Pelatihan yang diajarkan nantinya akan dibawa menuju desa sehingga warga desa binaan dapat mengembangkan potensi alam secara maksimal didesanya.
ADVERTISEMENT
Bersama UMY bersinergi membangun desa, menjulang tinggi mengakar dihati.
Muhammad Fawwaz Iftikar, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.