Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Edukasi Malaria Lewat Video: Peran Media Digital dalam Komunikasi Pembangunan
25 April 2025 18:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yuchi Syahriani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Video edukasi kini menjadi bagian penting dari strategi komunikasi pembangunan, terutama dalam mengatasi masalah kesehatan seperti malaria yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia bagian timur.

Setiap 25 April, dunia memperingati Hari Malaria Sedunia. Tapi di Indonesia, peringatan ini kerap berlalu begitu saja—sementara malaria tetap menjadi ancaman nyata, terutama di kawasan timur seperti Papua, NTT, dan Maluku. Menurut Kementerian Kesehatan, pada 2023 tercatat lebih dari 400 ribu kasus malaria di Indonesia. Mirisnya, 8 dari 10 kasus berasal dari Papua. Di tengah geliat pembangunan nasional, wilayah-wilayah ini seolah dibiarkan bertarung sendiri menghadapi penyakit yang sudah lama bisa dicegah dan dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya tidak hanya terletak pada fasilitas kesehatan yang minim, tetapi juga pada cara komunikasi pemerintah yang masih sangat top-down. Edukasi kesehatan sering kali berwujud poster di dinding puskesmas, brosur yang dibagikan seadanya, atau ceramah satu arah yang tidak menyentuh realitas masyarakat. Dalam konteks komunikasi pembangunan, ini adalah pendekatan lama yang gagal menjawab kebutuhan zaman.
Paulo Freire, dalam Pedagogy of the Oppressed, menegaskan bahwa pendidikan—termasuk edukasi kesehatan—tidak boleh menjadi proses menjejalkan informasi, tetapi harus membangkitkan kesadaran kritis. Komunikasi harus bersifat dialogis dan membebaskan, bukan menggurui. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, video adalah medium yang ideal untuk mewujudkan itu.
Video memungkinkan narasi yang lebih hidup, menyentuh, dan kontekstual. Sebuah video berdurasi pendek bisa menunjukkan bagaimana seorang anak Papua belajar pentingnya kelambu sambil bermain. Atau bagaimana seorang kepala desa mengajak warganya membersihkan lingkungan demi mencegah sarang nyamuk. Gambar, suara, dan cerita yang otentik mampu menembus batas bahasa dan literasi. Bukan hanya menyampaikan, tapi menggugah dan menggerakkan.
ADVERTISEMENT
WHO dalam pernyataannya untuk World Malaria Day 2024 menekankan pentingnya community engagement sebagai kunci eliminasi malaria. “The fight against malaria will be won in communities,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Pernyataan ini menegaskan bahwa edukasi harus datang dari dan untuk warga, bukan hanya dari atas ke bawah.
Itulah sebabnya pendekatan partisipatif dalam produksi video menjadi penting. Komunitas lokal, pemuda desa, dan kelompok penyuluh bisa dilibatkan dalam menciptakan konten edukatif berbasis realitas mereka sendiri. Ini bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi juga menciptakan ruang partisipasi. Konsep ini sejalan dengan pandangan Nora Quebral yang melihat komunikasi pembangunan sebagai proses transformasi sosial, bukan sekadar alat persuasi.
Hari Malaria Sedunia bukan waktunya seremoni. Ini adalah momen untuk mengoreksi pendekatan lama dan beralih ke strategi yang lebih manusiawi, dialogis, dan membebaskan. Dalam era digital, layar bisa menjadi jendela kesadaran. Maka, melawan malaria tak cukup hanya dengan obat dan kelambu. Kita juga perlu narasi, suara warga, dan video yang menyentuh hati.
ADVERTISEMENT
Referensi
McAnany, E. G. (2012). Saving the World: A Brief History of Communication for Development and Social Change. University of Illinois Press.
Freire, P. (2005). Pedagogy of the Oppressed (30th Anniversary ed.). Continuum.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2022. Jakarta: Kemenkes RI.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2022.pdf
World Health Organization. (2023). World Malaria Report 2023. Geneva: WHO.
https://www.who.int/publications/i/item/9789240072362
Kumparan. (2024). Penyuluhan Digital dan Ancaman Malaria di Papua. Diakses dari
Sumber gambar: ilustrasi pribadi, dibuat menggunakan AI.