Konten dari Pengguna

Keterikatan Manusia terhadap ChatGPT

Ahmad Yuda Fahreza
Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam Universitas Pamulang
12 November 2024 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Yuda Fahreza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ChatGPT sumber: Bentara Campus
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ChatGPT sumber: Bentara Campus
ADVERTISEMENT
Di era modern ini dunia pendidikan berkembang pesat dengan adanya teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kemajuan teknologi digital semakin mempercepat transformasi signifikan dalam kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Dengan zaman penuh cepat ini dan kemudahan akses di mana saja, membuat manusia menjadikan keterikatan terhadap penggunaan teknologi ini. Salah satu inovasi yang baru ialah penggunaan ChatGPT. ChatGPT adalah program kecerdasan buatan yang bisa memberikan dampak signifikan. Kemampuan mesin tersebut dapat menjawab hampir semua pertanyaan yang diajukan mulai dari menerjemahkan, membuat tulisan dan juga menjawab soal. Semulanya pekerjaan tersebut dilakukan oleh manusia, mulai perlahan pekerjaan tersebut digantikan oleh AI.
ADVERTISEMENT
Dalam acara Indonesia Millenials and Gen-Z Summit 2024 Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Riset Prof, Stella Christie mengungkapkan "Penggunaan ChatGPT di dunia akademik tidak menjadi masalah selama kita bijak dalam menggunakannya. Kalau kita masih mau mempunyai naluri itu, ohh ini tulisan yang bagus, , ohh ini podcast yang bagus maka janganlah bergantung seratus persen terhadap ChatGPT”.
Secara pribadi saya setuju dengan pernyataan tersebut, apalagi di ruang lingkup pendidikan. Sekarang ini bukan hanya mahasiswa yang memakai ChatGPT tersebut, bahkan anak SMP saja sering menggunakan ChatGPT untuk menyelasikan tugas. Hal ini saya rasakan sendiri bagaimana mereka menyelesaikan tugas bahkan ulangan dengan menggunakan ChatGPT.
Menurut pandangan saya secara seimbang terhadap penggunaan ChatGPT ini banyak sekali dampaknya, dampak positif dan juga dampak negatif. Adapun dampak positif terhadap penggunaan ChatGPT ini ialah efisiensi waktu dan mendapatkan wawasan dari sudut pandang mana saja. Disisi lain dampak negatif terhadap penggunaan ChatGPT dapat menghambat proses kemampuan berpikir. Dalam proses pembelajaran, penting bagi seorang untuk menganalisis dan juga mengevaluasi secara mendalam, bukan hanya sekedar cepat dalam memperoleh jawaban. Tanpa berpikir kritis pemahaman belajar cenderung menurun, dikarenakan adanya ketergantungan terhadap penggunaan ChatGPT yang serba instan ini. Selain itu penggunaan ChatGPT yang berlebihan dapat mengurangi keterampilan menulis dan juga komunikasi. Saat kita meminta ChatGPT untuk menyusun tulisan, kita melewati proses keterampilan menulis untuk mengasah kemampuan kita dalam menyusun kata demi kata dan membangun argumen yang kita pahami. Dengan bergantung yang serba instan ini, kita dapat kurang terlatih dalam mengungkapkan gagasan dengan logika sendiri. Akibatnya, kemampuan komunikasi cenderung berkurang, padahal kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan di dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu teknologi pendidikan adalah alat bantu untuk mendukung proses pembelajaran, bukan menggantikan proses belajar yang sesungguhnya. Maka dari itu gunakanlah dengan bijak teknologi tersebut agar dapat meningkatkan keterampilan. Dengan menjadikannya sebagai sarana,kita dapat mengambil manfaat dari kemampuan dalam menyelesaikan tugas, namun harus tetap mengandalkan kemampuan intelektual sebagai pengambilan keputusan.
Ahmad Yuda Fahreza, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Universitas Pamulang