Konten dari Pengguna

9 Fakta Unik di Balik Markas PBB di Kota Wina, Austria

Yudanto Wibowo
avid sleeper
16 Maret 2021 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudanto Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di Kota New York, Amerika Serikat dan di Jenewa, Swiss, markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga terdapat di beberapa kota lainnya di dunia. Salah satunya adalah di Wina, Austria, kota yang juga dikenal sebagi Kota Musik Klasik Dunia.
Gedung D Vienna International Center (Foto: dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung D Vienna International Center (Foto: dok. pribadi)
Markas PBB di Kota Wina ini ternyata memiliki sejumlah keunikan yang tak banyak diketahui orang. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai markas PBB karya arsitek Johann Staber yang berada di Kota Wina, simak saja fakta-fakta unik berikut ini.
ADVERTISEMENT

1. Menjadi Latar Belakang Film Captain America: Civil War

Raja Wakanda T'Chaka berpidato di Markas PBB Wina (Foto: moviemorgue.fandom.com)
Jika Anda penggemar Marvel Cinematic Universe, pasti Anda pernah menonton salah satu filmnya yang menceritakan Raja Wakanda T’Chaka berpidato di markas PBB. Raja T’Chaka menuntut agar “Perjanjian Sokovia” dapat segera diratifikasi oleh negara-negara anggota PBB, yang bertujuan untuk mengawasi dan membatasi pergerakan para Avengers. Namun sayangnya, sang penjahat Helmut Zemo meledakkan markas PBB dan mengacaukan segalanya. Ya, markas PBB yang berada di film Captain America: Civil War itu berada di kota Wina, Austria. Tentu saja, cerita di dalam film itu hanya fiksi. Untuk tujuan film, bentuk gedung PBB yang ditunjukkan di dalam film pun telah dimodifikasi sehingga tidak lagi menyerupai bentuk aslinya.
ADVERTISEMENT

2. Uang Sewa Gedung Hanya Rp 1.200

Uang koin 1 Schilling Austria (Sumber: www.historia.net)
Pada tahun 1966, Pemerintah Austria menawarkan kepada PBB untuk menjadikan Kota Wina sebagai salah satu markas PBB. Untuk menindaklanjuti tawaran tersebut, Pemerintah Austria membangun kompleks gedung PBB yang berada di tepi Sungai Danube dan dinamakan Vienna International Centre (VIC). Gedung tersebut akhirnya selesai dan mulai digunakan sejak tanggal 23 Agustus 1979. Pada saat penyerahan gedung kepada PBB, sebagai bentuk simbolis, Pemerintah Austria pada saat itu menerima uang sebesar 1 Schilling Austria atau sebesar Rp 1.200 saat ini, untuk biaya sewa gedung per tahun selama 99 tahun.

3. Menjadi Salah Satu Tujuan Wisata Kota Wina

Wisatawan dapat berfoto di Memorial Plaza (Foto: Dok. pribadi)
Gedung VIC sangat mudah untuk dicapai wisatawan karena tepat di sebelah gedungnya terdapat stasiun U-Bahn (kereta bawah tanah), lalu di depannya juga merupakan salah satu stasiun pemberhentian bis hop-on hop-off.
ADVERTISEMENT
VIC menjadi rumah beberapa organisasi internasional dan digunakan untuk mengadakan berbagai pertemuan tingkat internasional. VIC juga menyediakan paket tur bagi para wisatawan untuk melihat lebih dekat ruangan yang dipakai para diplomat dalam bernegosiasi dan berbagai pajangan pemberian negara anggota PBB.
4. Patung GWK di Markas PBB
Wakil Tetap RI untuk PBB di Wina menyerahkan patung GWK kepada Wakil Direktur Jenderal IAEA Dazhu Yang (Foto: Dok. KBRI Wina)
Pada tahun 2018, sebagai tanda kenang atas berakhirnya keketuaan Indonesia di Dewan Gubernur IAEA dan untuk mempromosikan budaya Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wina telah memberikan patung Garuda Wishnu Kencana karya I Made Ada. Sekarang, patung tersebut menjadi salah satu hiasan dan objek foto para wisatawan yang berkunjung ke VIC.

5. ‘Rumah’ Bagi Organisasi Internasional

Suasana persidangan di VIC (Foto: Dok. pribadi)
VIC didirikan untuk menjadi ‘rumah’ bagi beberapa organisasi internasional yang berada di bawah PBB maupun terafiliasi dengan PBB, antara lain International Atomic Energy Agency (IAEA), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations Office or Outer Space Affairs (UNOOSA), dan Preparatory Commission for the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO). Dengan luas 180 ribu m2, VIC memiliki 4.500 ruang kantor, 9 ruang konferensi besar, dan dapat memuat 3.600 pejabat internasional untuk bersidang.
ADVERTISEMENT

6. Ramah Keluarga

Setiap hari Kamis merupakan hari keluarga di VIC (Foto: Dok. pribadi)
Menjadi kantor dari sekitar 5.000 orang pegawai yang berasal dari seluruh dunia, VIC menerapkan konsep kantor yang ramah pengunjung dan ramah keluarga. Hal ini dapat dilihat dari seluruh akses dan fasilitas yang ramah bagi kaum disabilitas, serta memiliki berbagai fasilitas penunjang keluarga. Di dalam kompleks VIC terdapat sekolah, supermarket dengan produk internasional, kantor pos, bank, restoran, dan tempat untuk laundry.

7. Sektor Internasional Sebagai Pendapatan Negara

Suasana di sekeliling kompleks markas PBB Wina (Foto: Dok. pribadi)
Rupanya tawaran Dr. Bruno Kreisky, Kanselir Austria pada saat itu, untuk menawarkan kota Wina menjadi salah satu markas PBB bukan tanpa alasan. Seluruh lembaga internasional yang berada di Austria, organisasi internasional, perwakilan diplomatik, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), merupakan sektor internasional yang memberikan pemasukan yang menggiurkan kepada negara. Sektor internasional di Austria telah membuka sekitar 18.000 lapangan pekerjaan, sekaligus memberikan pendapatan domestik bruto sebanyak 1,3 miliar Euro.
ADVERTISEMENT
8. Memiliki Kode Pos Sendiri
Memorial Plaza VIC tampak dari atas (Foto: Dok. Pribadi)
Kompleks VIC memiliki status ekstrateritorial layaknya kedutaan, sehingga kompleks VIC diamankan oleh staf keamanan sendiri yang berstatus di bawah PBB dan bukan oleh polisi Austria. Karena status tersebut, kompleks VIC memiliki kode pos sendiri, yaitu 1400, sedangkan kota Wina sendiri memiliki kode pos 1010 hingga 1230.

9. Dibenci Warga Kota Wina

Pentas seni oleh KBRI Wina di gedung VIC untuk promosikan budaya Indonesia (Foto: Dok. pribadi)
Meskipun gedung PBB tersebut menjadi salah satu landmark di kota Wina dan dihargai oleh masyarakat internasional, sebagian warga Kota Wina justru merasa kurang menyukai kehadiran markas PBB dan para pegawainya yang tinggal di sana. Mereka menganggap bahwa para pegawai yang memegang status diplomatik tersebut tidak membayar pajak dan mendapat perlakuan yang lebih dibandingkan warga kota Wina sendiri. Tidak jarang mobil dengan plat diplomatik menjadi bulan-bulanan klakson mobil warga setempat.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, menarik bukan? Jadi, sekiranya Anda diberikan kesempatan untuk mengunjungi kota Austria, jangan lupa untuk juga mengunjungi markas PBB, ya!