Konten dari Pengguna

Perang Dagang AS-Tiongkok: Konteks dan Perkembangan

Yudha Pradana
Auditor BPKP dan founder media belajar temanujian.com.
23 April 2025 9:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudha Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekspor Tiongkok memiliki pengaruh besar pada perdagangan global, dengan kontribusi yang mencapai 15% dari total ekspor dunia. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor Tiongkok memiliki pengaruh besar pada perdagangan global, dengan kontribusi yang mencapai 15% dari total ekspor dunia. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Periode awal tahun 2025 ditandai oleh eskalasi dramatis dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang secara signifikan meningkatkan ketidakpastian ekonomi global.
ADVERTISEMENT

Kronologi dan Sifat Eskalasi Perang Tarif

Setelah periode tarif yang relatif stabil di bawah pemerintahan Biden, pemerintahan baru Trump dengan cepat mengimplementasikan kebijakan tarif yang lebih agresif. Eskalasi terjadi dengan kecepatan dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya:
ADVERTISEMENT
Eskalasi ini ditandai oleh penggunaan retorika "resiprokal" dan justifikasi keamanan nasional (IEEPA, Section 232). Meskipun awalnya berdampak luas, fokus pengetatan tarif kemudian terkonsentrasi pada Tiongkok, Kanada, Meksiko, dan barang-barang spesifik seperti baja, aluminium, dan otomotif.

Dampak terhadap Perdagangan Global dan Ekonomi Utama

Perang dagang ini menimbulkan guncangan signifikan pada sistem perdagangan global dan ekonomi negara-negara utama. Diperkirakan terjadi penurunan volume perdagangan barang global sekitar 0,2%. Gangguan nyata terjadi pada sektor-sektor spesifik:
ADVERTISEMENT
Di AS, muncul kekhawatiran mengenai dampak negatif terhadap perusahaan domestik, kesulitan perencanaan bisnis akibat ketidakpastian tarif, dan potensi inflasi yang dibebankan kepada konsumen.
Ekonomi Tiongkok menunjukkan ketahanan di Q1 2025 dengan pertumbuhan PDB 5,4%, melampaui ekspektasi. Kinerja ini kemungkinan didukung oleh lonjakan ekspor sebelum tarif berlaku penuh dan stimulus pemerintah, termasuk subsidi untuk produk seperti ponsel pintar. Namun, prospek ke depan dinilai suram. Analis memperkirakan perlambatan signifikan akibat tarif tinggi, dengan UBS memangkas proyeksi pertumbuhan Tiongkok 2025 menjadi 3,4%. Masalah struktural seperti krisis properti dan lemahnya harga konsumen juga masih membayangi. Kinerja kuat PDB Tiongkok pada Q1, yang terjadi sebelum dampak penuh tarif 145% terasa, mungkin bersifat sementara karena adanya fenomena front-loading ekspor. Dampak sebenarnya dari kebijakan tarif yang sangat tinggi ini kemungkinan baru akan terlihat jelas pada kuartal-kuartal berikutnya di tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, perang dagang menciptakan ketidakpastian ekonomi global yang signifikan dan mengganggu rantai pasok yang sudah mapan, dengan dampak yang meluas melampaui AS dan Tiongkok ke negara-negara lain yang terintegrasi dalam jaringan perdagangan global.