Konten dari Pengguna

Hidup Merasa Tidak Berguna

Yuda Saputra
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang.
1 Juli 2023 6:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yuda Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto By Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto By Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebenarnya, apa sih maksud “berguna” dalam konteks kehidupan?
Berguna berarti menghasilkan uang yang cukup?. Berguna berarti punya waktu dan tenaga untuk menikmati uang tersebut bersama keluarga dan teman?. Berguna berarti bisa mempengaruhi kebijakan nasional dengan uang dan kekuasaan yang ada?.
ADVERTISEMENT
Pandangan tersebut sangat tidak alamiah. Pandangan tersebut diciptakan oleh suatu ideologi tertentu, yakni ideologi modernitas yang melahirkan kapitalisme modern dan mental materialistik. Modernitas kental dengan ciri kemajuan fisik yang ingin terus dicapai. Buahnya adalah kapitalisme modern, yakni hidup yang diisi dengan penumpukan keuntungan ekonomis tanpa batas. Tak heran, manusia modern menjadi manusia mata duitan, alias matre.
Segalanya diukur dengan uang, mulai dari cinta, persahabatan sampai dengan hubungan dengan tuhan. Ditempatkan pada konteks yang tepat, pandangan ini bisa melahirkan kesejahteraan. Masyarakat yang menolak perkembangan ekonomi akan jatuh ke dalam kemiskinan. Namun, ketika terlalu kuat, pandangan modernitas (kapitalisme dan materialisme) ini akan merusak hidup manusia. Perasaan tak berguna yang akut dan tersebar luas inilah salah satu tandanya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya keberadaan kita sudah berguna secara alamiah. Setiap detiknya, kita mengeluarkan karbondioksida yang diserap oleh tumbuhan untuk mempertahankan keberadaan mereka. Setiap detiknya, tubuh kita sudah menjadi rumah bagi jutaan bakteri dan berbagai organisme lainnya. Tidak hanya itu, bahkan feses kita pun menjadi pupuk yang berharga bagi tumbuhan.
Ketika kita tersenyum, kita sudah memberikan kebahagiaan di sekitar kita. Ketika kita bersedia mendengarkan teman yang berbicara, kita sudah melepaskan mereka sesaat dari kesepian. Intinya, keberadaan kita sudah selalu berguna, lepas dari kita sadar atau tidak. Inilah fakta kesalingterkaitan dari segala sesuatu di dalam kehidupan ini.
Jadi, kita tidak perlu merasa tidak berguna. Itu adalah sesat berpikir yang melahirkan penderitaan sia-sia. Yang diperlukan adalah hidup dari saat ke saat dengan jernih, lalu melakukan apa yang bisa dilakukan. Jika ada orang atau hal yang perlu dibantu, maka kita membantu. Jika tidak, kita menikmati hidup ini dengan matahari yang cerah dan udara segar yang ada.
ADVERTISEMENT