Konten dari Pengguna

Terjebak Masa lalu, Terlalu Memikirkan Masa Depan

Yuda Saputra
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang.
1 Juli 2023 7:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yuda Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto by pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto by pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika kita berfikir bahwa yang ada hanyalah "saat ini", Tidak ada masa lalu dan tidak ada masa depan. Masa lalu hanya merupakan kenangan. Masa depan hanya merupakan harapan. Keduanya tidak nyata.
ADVERTISEMENT
Masa lalu memberikan identitas pada diri kita. Masa depan memberikan janji tentang hidup yang lebih baik. Namun, jika dipikirkan, keduanya tidak ada. Keduanya adalah ilusi.
Banyak yang mengira, bahwa waktu adalah uang. Banyak juga yang mengira, bahwa waktu adalah hal yang amat berharga. Namun, sejatinya, waktu adalah ilusi. Ia tidak memiliki nilai pada dirinya sendiri.
Banyak juga yang mengira, bahwa sukses itu ada di masa depan. Jika kita belajar dan bekerja keras saat ini, maka kita akan sukses di masa depan. Kita akan bahagia di masa depan. Hal Ini hanya menciptakan kecemasan dan penderitaan hidup.
Sukses hidup yang sejati adalah dengan menyadari “saat ini”. Kebahagiaan hidup yang tak akan goyah adalah dengan menyadari “saat ini”. Orang yang kehilangan “saat ini” akan kembali masuk ke dalam kecemasan dan penderitaan hidup. Padahal, yang ada sejatinya hanyalah “saat ini”. Yang lain hanya ilusi.
ADVERTISEMENT
Orang yang pikirannya dilempar antara masa lalu dan masa depan tidak akan pernah menemukan kebahagiaan. Mereka hidup dalam tegangan. Stress dan depresi pun akhirnya menimpa mereka.
Berpikir itu memang satu aspek dari manusia. Namun, jika terlalu banyak dilakukan, berpikir itu membuat lelah dan menderitaa. Jadi, apa yang sedang kamu lakukan "Saat Ini"? Lakukanlah yang terbaik dan lakukanlah sepenuh hati.