Wajah Politik di Sistem Kesehatan

Yudhi Hertanto
Program Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Sahid
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2021 4:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudhi Hertanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wajah Politik di Sistem Kesehatan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sehat! Saat ini kita hidup dalam dunia yang terbalik. Hasil yang positif menjadi pertanda infeksi dan penularan, sebuah isyarat negatif, demikian pula sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Status positif dan negatif bertukar. Kesehatan fisik mengoyak aspek kejiwaan. Pandemi membuka kotak pandora. Wabah menguak tabir, semakin terang kondisi sistem kesehatan nasional.
Pandemi seolah menjadi pilihan, antara penyelamatan ekonomi atau menjaga ketahanan kesehatan. Sementara itu, jumlah korban paparan penyakit menular bertambah dari waktu ke waktu.
Sebagai entitas nasional, saat ini kita mengalami kegoyahan dari pucuk hingga akar sosial. Kelangkaan terjadi, mulai dari masker, obat, bahkan vaksin hingga oksigen sangat terbatas.
Bisa jadi kombinasi penyebabnya tidak tunggal, kepanikan publik berhadapan dengan limit ketersediaan, dipengaruhi oleh tata kelola yang tidak terfokus pada aspek solusi pembenahan.
Dibalik kenaikan kasus paparan wabah, arah kebijakan nampak bimbang. Tarik ulur kepentingan terjadi. Meski berharap pandemi dieliminasi, kita harus bersiap untuk hal terburuk.
ADVERTISEMENT
Relasi Politik
Sistem kesehatan nasional limbung, setelah sebelumnya terhuyung-huyung. Penambahan kapasitas sistem pelayanan kesehatan dapat dilakukan, bagaimana sumber daya manusianya?
Sementara itu, pengetesan dan pelacakan serta vaksinasi masih belum mencapai titik optimal. Potensi yoyo efek terjadi, dengan model turun naik kasus berulang secara ritmik.
Penanganan permasalahan kesehatan masyarakat terhubung dengan ranah politik. Kebijakan menjadi bagian penting mengatasi penyakit serta penderitaan yang timbul.
Kapasitas anggaran yang terbatas, bukan pembatas kemampuan untuk sigap menuntaskan problem riil publik. Kemampuan menempatkan prioritas menjadi bagian dari keberpihakan serta sensitivitas akan situasi yang terjadi.
Bandul keseimbangan bergerak, sistem kesehatan dipaksa berubah karena keadaan. Transformasi terjadi, layanan kesehatan terdisrupsi dari format liberal sesuai tarikan pasar, menjadi berorientasi sosial.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, sistem kesehatan erat berkaitan dengan ruang politik. Tidak hanya komitmen politik -political will, juga dibutuhkan tindakan politik -political act yang melindungi hajat kesehatan seluruh warga negara.
Wajah politik kita terlihat dalam sistem kesehatan. Ekosistem yang sehat tercipta manakala ranah politik lebih berupaya memastikan penyelamatan nyawa, dibandingkan utak-utik kalkulasi nominal.
Keberhasilan mengatasi pandemi, akan bisa terwujud melalui timbulnya politik yang berpihak, sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan publik untuk dapat terlibat secara sinergis.
Jadi apakah sistem kesehatan kita terkendali atau amburadul? Itu sangat bergantung pada bagaimana perspektif Anda melihatnya saat ini.