Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sekolah Musik di Swiss Dirikan Pusat Pelatihan Gamelan
13 November 2017 13:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Gamelan ternyata tidak hanya digemari di Indonesia, melainkan juga di benua Eropa. Buktinya, di Swiss kini didirikan lembaga pendidikan khusus untuk musik gamelan, diikuti oleh anak-anak muda negara itu.
ADVERTISEMENT
Lembaga bernama l’Centre de Formation et de Performance de Gamelan (Pusat Pelatihan dan Pertunjukan Gamelan) itu didirikan di sekolah musik l'Ecole Pédagogique d'Art Musical 'Un, Deux, Trois Musiques' di Sion, Swiss.
Sekolah musik itu sendiri dipimpin oleh Nicole Coppey. Kepada kumparan Den Haag (kumparan.com), Senin (13/11), Pensosbud KBRI Bern menyampaikan para siswa terdiri dari anak-anak dan remaja yang sangat antusias berlatih gamelan dan telah konser di berbagai kota di Swiss dan Indonesia.
Coppey yang merupakan pendiri sekaligus direktur sekolah musik Un, Deux, Trois Musiques mengatakan bahwa sudah sejak sepuluh tahun lalu sekolahnya memasukkan paket pelajaran musik gamelan.
Menurut Nicole, ketertarikannya pada gamelan bermula pada kunjungannya ke Cité de la Musique di Paris, yang saat itu tengah mengadakan serangkaian pertunjukan musik dari Indonesia.
Tak lama kemudian Nicole bekerja sama dengan KBRI Bern dapat mewujudkan cita-citanya yaitu membentuk grup gamelan di sekolahnya pada tahun 2008.
ADVERTISEMENT
Mengenang kembali proses kecintaannya pada gamelan dan jalan panjang dari mimpi sampai menjadi kenyataan, Nicole pun tak kuasa menahan air matanya, terutama ketika satu set alat musik gamelan tiba di sekolahnya.
Atas kerja sama, dukungan, dan bantuan yang diberikan KBRI Bern sejak tahun 2008, Nicole pun menyampaikan terima kasih pada malam resepsi peresmian l’Centre de Formation et de Performance de Gamelan, Jumat malam (10/11).
Hadir antara lain Presiden kota Sion Philippe Varone dan wakilnya Christian Bitschnau, Presiden Parlemen kanton Walis, Diego Wellig, pejabat pemerintah setempat, Wakil Tetap RI untuk PBB dan Organisasi Internasional di Jenewa Dubes Hasan Kleib, Dubes RI untuk WTO Sondang Anggraini, diaspora Indonesia, media serta pemerhati seni dan budaya.
Presiden Philippe Varone sendiri menyatakan ketakjubannya menyaksikan pertunjukan gamelan yang dimainkan dengan sempurna oleh para pemuda dan anak-anak di kotanya.
ADVERTISEMENT
Philippe bahkan menyediakan wine khas daerah Walis dan meminjamkan gedung parlemen kanton Walis sebagai tempat perhelatan.
Resepsi peresmian l’Centre de Formation et de Performance de Gamelan atas kerja sama sekolah musik "Un, Deux, Trois Musiques” dan KBRI Bern juga bertujuan untuk mempromosikan seni budaya dan pariwisata Indonesia, sekaligus sebagai penghargaan untuk Nicole Coppey atas jasa-jasanya dalam mempromosikan Indonesia.
Dubes RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Linggawaty Hakim, dalam sambutannya mengatakan bahwa Swiss tidak hanya sebagai mitra dagang penting bagi Indonesia di Eropa, namun juga hubungan kerja sama kedua negara di bidang budaya juga telah meningkat pesat.
“Minat masyarakat Swiss terhadap Indonesia sangat tinggi. Indonesia telah semakin dikenal di Swiss, salah satunya berkat orang-orang seperti Nicole Coppey, dan banyak lagi,” ujar Dubes.
ADVERTISEMENT
Dubes menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat kedua negara terhadap Pusat Pelatihan Gamelan dan kegiatannya di masa mendatang.
“Kerja sama budaya merupakan kerja sama yang penting, karena dapat merangkul masyarakat serta meningkatkan people-to-people contact dan menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda,” demikian Dubes.
Acara peresmian dimeriahkan dengan penampilan grup gamelan sekolah musik Un, Deux, Trois, Musiques membawakan beberapa repertoire dari Jawa Tengah, di antaranya Wilujeng dan Ladrang Pangkur untuk mengiringi persembahan Tari Pertiwi.
"C'est magnifique, c'est excellent," komentar para tamu undangan yang mayoritas merupakan warga Swiss dari kawasan berbahasa Prancis.
Selain musik gamelan, resepsi peresmian juga menampilkan demonstrasi pembuatan batik, kekayaan kuliner Indonesia dan ditutup dengan Tari Poco-Poco interaktif melibatkan para tamu.
ADVERTISEMENT
Laporan wartawan kumparan dari Den Haag, Belanda: Eddie Santosa