Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyoroti Peran Indonesia Trade Promotion Centre
16 November 2018 15:50 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Yudhistira Haryo Nurresi Putro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ekspor dan investasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Berbicara mengenai kedua hal tersebut, terutama ekspor, tentu tidak terlepas dari peran stakeholder yang berkaitan, tak terkecuali lembaga pemerintah.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki perwakilan dagang di luar negeri, selain ada atase perdagangan di KBRI, fungsi ekonomi di KBRI maupun KJRI, juga ada ITPC (Indonesia Promotion Centre) di bawah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) Kementerian Perdagangan.
Secara teknis, ITPC memiliki tugas melakukan promosi perdagangan di luar negeri dalam rangka meningkatkan ekspor komoditi barang dan jasa di luar minyak dan gas bumi. Saat ini, ITPC terdapat di sembilan belas negara dan lima benua, ITPC di luar negeri mayoritas bertempat di luar ibu kota negara (kecuali di Cile dan Hongaria).
Berikut ini adalah lima fungsi dari ITPC yang tertuang di Permendag No.10/M-Dag/Per/3/2010:
ADVERTISEMENT
Salah satu kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan mengikuti kegiatan pameran dagang di wilayah kerja ITPC yang bersangkutan. Tidak jarang UMKM pun mendapat fasilitas berupa booth pameran.
Selain itu, sebagai upaya memperkenalkan produk Indonesia, ITPC dalam mengelola website juga mencantumkan profil perusahaan eksportir, serta berselancar di media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, dan LinkedIn) untuk memberi informasi terkait peluang, permintaan, kegiatan, dan lainnya.
Usaha untuk mempertemukan pengusaha Indonesia dengan pengusaha di wilayah kerja ITPC, yaitu dengan kegiatan business matching atau business forum, dari kegiatan tersebut dapat tercipta kegiatan kerja sama berupa barang dan/atau jasa, maupun inestasi. Memberikan informasi melalui pemaparan berupa market intelligence dan/atau market brief pun ada, tetapi masih belum kontinu dan konsisten ketersediaannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ITPC Budapest yang dari tahun 2012 hingga 2017 mampu mengeluarkan paling sedikit sepuluh market brief, tetapi tahun ini tidak ada sama sekali. Contoh lainnya adalah ITPC Sydney mengeluarkan yang market brief hanya pada tahun 2013 dan 2014. Sejauh yang terpantau, hanya ITPC Osaka di Jepang yang mengeluarkan market intelligence pada tahun 2018 ini.
Dalam perjalanan saya masuk ke dalam dunia ekspor, ada kecenderungan lembaga ini masih berorientasi kepada laporan hasil transaksi. Hasil transaksilah yang dijadikan tolak ukur prestasi kinerja. Orientasi kepada hasil transaksi belum tentu berdampak secara luas bagi kebanyakan pelaku ekspor di Indonesia, meski hasil kinerja tersebut memang harus dibuat.
Sebagai contoh, dalam pameran Trade Expo Indonesia 2018, ketika Kementerian Perdagangan yang secara hierarki merupakan induk dari ITPC, melaporkan bahwa telah tercapai transaksi sebesar Rp 127 triliun, maka yang harus diperhatikan adalah indikator utama seperti apa yang dijadikan sebagai parameter.
ADVERTISEMENT
Sebab, laporan tersebut umumnya terdiri dari:
Transaksi yang telah resmi terjadi, tertuang dalam sebuah kontrak dagang, sementara rencana investasi maupun kesepakatan yang belum menjadi kontrak dagang terpapar dalam sebuah MoU (Memorandum of Understanding).
Perlu dipahami bahwa MoU adalah sebuah nota kesepahaman, misalnya yang menyepakati bahwa pihak importir akan melakukan pembelian produk kepada pihak eksportir dengan jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu.
Namun, secara de facto belum menjadi sales contract atau Purchase Order sebagai bukti nyata transaksi benar terjadi.
ADVERTISEMENT
Keberadaan ITPC akan lebih baik sebagai market intelligence, dibandingkan sebagai "sales" karena pengaruhnya akan lebih luas kepada pelaku usaha yang bersangkutan dengan informasi berupa data secara spesifik.
Memprioritaskan Perbanyakan Market Intelligence
Skala prioritas yang utama untuk ITPC dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang ada, yaitu meningkatkan fungsi sebagai market intelligence karena dari pemaparannya akan terfokus kepada suatu produk dan Negara Tujuan Ekspor (NTE), juga informasi berupa geografi, demografi, indikator bisnis, sistem pembayaran, peluang, strategi, validitas perusahaan, dan regulasi di negara setempat.
Karena sejatinya, pengusaha lebih membutuhkan fasilitas berupa informasi data dibandingkan sekadar produk dipamerkan dalam ruang display kantor perwakilan dagang atau difasilitasi mengikuti pameran.
Jadi, selama orientasi utama keberadaan ITPC sebagai pusat promosi adalah ‘sekadar’ menjalankan fungsi yang normatif saja, yakni promosional, maka tidak begitu efektif sebagai pemerataan dampak secara luas kepada pengusaha Indonesia. Sementara itu, yang diperlukan adalah memperkuat intelijen pasar untuk menghasilkan analisa suatu produk dan NTE secara spesifik yang ketersediaannya kontinu dalam waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Menutup ITPC seperti yang pernah diwacanakan Presiden Jokowi dan mengubah nama lembaga serta fungsinya, mengapa tidak?