Konten dari Pengguna

5 Prinsip dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

Yudisti Prayigo Permana
Mahasiswa S2 di Universitas Pamulang prodi Magister Manajemen Pendidikan
2 November 2024 19:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudisti Prayigo Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.canva.com/design/DAGVUxV0A9Y/HBhAX3QdQWSqB4qO4ufhFg/edit?utm_content=DAGVUxV0A9Y&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
zoom-in-whitePerbesar
https://www.canva.com/design/DAGVUxV0A9Y/HBhAX3QdQWSqB4qO4ufhFg/edit?utm_content=DAGVUxV0A9Y&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
ADVERTISEMENT
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebuah konsep dalam dunia pendidikan yang memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah untuk mengelola dirinya sendiri. Ini berarti sekolah memiliki keleluasaan dalam mengambil keputusan terkait berbagai aspek pendidikan, seperti kurikulum, pengelolaan keuangan, penggunaan sumber daya, hingga pengembangan program-program sekolah.
ADVERTISEMENT
Tujuan Utama MBS:
Prinsip-prinsip Dasar MBS:
Contoh Penerapan MBS:
ADVERTISEMENT
Manfaat MBS:
Tantangan dalam Penerapan MBS:
5 Prinsip Utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
1. Kemandirian:
Definisi: Sekolah memiliki otonomi yang luas dalam mengelola sumber daya, baik itu sumber daya manusia, keuangan, maupun fisik. Sekolah diberi keleluasaan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
ADVERTISEMENT
Contoh dalam Kolaborasi: Sekolah A yang memiliki laboratorium sains yang lengkap dapat meminjamkan peralatannya ke Sekolah B yang sedang melakukan penelitian, tanpa harus menunggu persetujuan dari dinas pendidikan. Sekolah A juga dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan pelatihan bagi guru-guru di Sekolah B.
2. Kemitraan:
Definisi: Sekolah membangun hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan dunia usaha.
Contoh dalam Kolaborasi: Sekolah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan bantuan dana dalam membangun sarana olahraga bersama. Sekolah juga menjalin kemitraan dengan perusahaan swasta untuk mendapatkan bantuan dalam bentuk beasiswa atau program magang bagi siswa.
3. Partisipasi:
Definisi: Semua pihak yang berkepentingan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan komite sekolah, dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program-program sekolah.
ADVERTISEMENT
Contoh dalam Kolaborasi: Siswa dari berbagai sekolah dilibatkan dalam merancang kegiatan ekstrakurikuler bersama. Orang tua siswa juga dilibatkan dalam memberikan masukan terkait program-program yang akan dilaksanakan.
4. Keterbukaan:
Definisi: Sekolah transparan dalam pengelolaan keuangan, informasi, dan segala aktivitas yang dilakukan. Informasi mengenai kegiatan sekolah disebarluaskan kepada masyarakat.
Contoh dalam Kolaborasi: Sekolah mempublikasikan laporan keuangan hasil kerja sama dengan sekolah lain secara terbuka. Sekolah juga membuat laporan kemajuan proyek kolaborasi yang dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan.
5. Akuntabilitas:
Definisi: Sekolah bertanggung jawab atas hasil yang dicapai dan siap mempertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Contoh dalam Kolaborasi: Sekolah mempertanggungjawabkan hasil dari kegiatan kolaborasi, misalnya peningkatan prestasi siswa atau efisiensi penggunaan anggaran. Sekolah juga melakukan evaluasi secara berkala terhadap program kolaborasi yang telah dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
Contoh Penerapan Kelima Prinsip dalam Kolaborasi Antar Sekolah
Misalnya, dalam sebuah proyek kolaborasi pengembangan kurikulum berbasis proyek, kelima prinsip MBS dapat diterapkan sebagai berikut:
Penerapan kelima prinsip MBS secara konsisten dalam kolaborasi antar sekolah akan menciptakan sinergi yang positif dan memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan mutu pendidikan.
ADVERTISEMENT