Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Diskriminasi dan Legislasi: Apakah Pemerintah Dapat Memaksakan Cinta?
4 Desember 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Yudistira Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, seorang aktor berketurunan Afrika - Amerika bernama Denzel Washington memiliki pendapat yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara
dadakan yang dihadiri oleh Denzel Washington pada Desember 2016, ia ditanyakan mengenai status dari hubungan antarras di Amerika Serikat.
Sebagai konteks, pada saat itu, Denzel terlibat dalam sebuah kabar burung bahwa Ia mendukung presiden yang baru saja terpilih pada saat itu, yaitu Donald Trump, sedangkan kita ketahui sendiri bahwa Donald Trump adalah seseorang yang namanya cukup panas dalam ranah perbincangan antarras.
Tentu saja pertanyaan ini ditujukan kepada Denzel sebagai cara sang jurnalis untuk memeras rumor ini – untuk mendokumentasikan, membungkus, dan kemudian mengunggah opini kontroversial Denzel ini agar mampu memperoleh papan terdepan dalam media massa.
Namun, Denzel menjawab dengan penuh kebijaksanaan dan ketenangan.
“Hubungan antarras adalah hubungan antarras, kau orang kulit putih, aku orang kulit hitam, kita berbincang sekarang, itulah cara kita menyelesaikan urusan kita, tidak ada hubungannya dengan presiden Amerika Serikat, dia tidak bisa melegislasikan bahwa ‘kita harus menyukai satu sama lain’, kita sendirilah yang harus berinisiatif untuk maju dan mulai berbicara dengan satu sama lain.”
ADVERTISEMENT
Marilah kita sejenak merenungkan pernyataan dari Denzel yang mungkin dapat menegur banyak dari kita. Kita sering mengeluh dan berdalih bahwa pemerintah perlu mengakomodasi minoritas dengan menggunakan hukum-hukum “anti diskriminasi” untuk memerangi rasisme, seksisme, dan lain-lain.
Kenyataannya, bila pun ada sebuah negara dengan konstitusi yang bersih dari dari diskriminasi sama sekali. Itu sama sekali tidak akan menjamin bahwa hubungan antarras akan dipupuk dengan cinta dan seluruh dari kita akan bergandeng tangan dengan satu sama lain karena pikiran dan hati tidak dapat dikerangkeng oleh ideologi dan hukum semata.
Maka dari itu, mulailah dari kita, sadarilah bahwa cinta berasal dari hati, bukan dari konstitusi, ciptakanlah budaya toleransi dan mencintai perbedaan mulai dari diri sendiri.
ADVERTISEMENT