news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Representasi dalam Retelling Romeo dan Juliet oleh Chloe Gong

Yukiko Previa Mosseila
Mahasiswi Hubungan Internasional UNAIR
Konten dari Pengguna
2 Juli 2022 6:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yukiko Previa Mosseila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serial buku These Violent Delights oleh Chloe Gong. Foto oleh Yukiko Previa Mosseila
zoom-in-whitePerbesar
Serial buku These Violent Delights oleh Chloe Gong. Foto oleh Yukiko Previa Mosseila
ADVERTISEMENT
Selama pandemi berlangsung, aktivitas kebanyakan orang bermigrasi ke internet. Bukan hanya untuk pekerjaan saja, tetapi kegiatan sesederhana bercengkrama mengenai hobi masing-masing dengan orang-orang di sekitar kita pun juga jadi harus menggunakan perantara dunia maya. Namun, dengan adanya dorongan untuk menghabiskan waktu dengan berbagai platform di internet, trend dengan hobi terkait pun semakin cepat berevolusi dan berganti. Tidak dipungkiri juga untuk trend di kalangan para pecinta buku.
ADVERTISEMENT
Sejak setidaknya tiga tahun terakhir, #booktok di platform TikTok menjadi sarana untuk para pecinta buku berbagi rekomendasi dan memperluas jaringan penggemar baik untuk buku fiksi maupun non-fiksi. Salah satu buku fiksi yang mendapatkan banyak perhatian pembaca dari berbagai kalangan adalah serial These Violent Delights oleh Chloe Gong. Penulis asal Selandia Baru yang berkuliah di jurusan Hubungan Internasional dan Bahasa Inggris itu menerbitkan serial debutnya yang bertajuk Romeo dan Juliet karya Shakespeare di tengah pandemi dan berhasil mencuri perhatian dunia. Buku ini dinilai menarik bukan hanya karena premis yang unik dimana Romeo dan Juliet versinya dikisahkan dengan latar Tiongkok di tahun 1920an, tetapi juga karena ceritanya kaya akan representasi kultur, kepercayaan politik, feminisme, dan seksualitas.
ADVERTISEMENT
Di tengah maraknya konflik antara partai nasionalis dan komunis, kisah cinta antara Roma Montagova selaku pewaris kelompok mafia White Flower yang merupakan para pengungsi Rusia yang memenuhi Shanghai dan Juliet Cai si putri tunggal kelompok mafia Scarlet yang menempati Shanghai berlangsung. Berbeda dengan cerita original karya Shakespeare, Chloe Gong memodifikasi kisah romansa ironis ini dengan membuat Roma dan Juliet sebagai sepasang mantan kekasih sejak halaman pertama serial ini dimulai. Lingkungan kedua tokoh utama yang sangat multikultur pun membuat perjalanan menerka ulang cerita dua sejoli ini lebih berwarna. Roma walau lahir dan besar di Shanghai memiliki aksen dan value Rusia-nya yang kuat ditemani oleh sepupunya Benedikt dan seorang temannya yang berkebangsaan Korea, Marshall Seo. Kemudian Juliet yang menghabiskan waktu sekolahnya di Amerika selalu dikelilingi oleh sepupu-sepupunya, Celia dan Kathleen Lang yang memiliki pembawaan Perancis dan Inggris yang kental. Tidak berhenti disitu saja. Kebanyakan adegan di dalam buku These Violent Delights dan Our Violent Ends menunjukkan terus-menerus bagaimana akulturasi budaya terjadi jauh sebelum era digital hadir.
ADVERTISEMENT
Serial These Violent Delights oleh Chloe Gong ini akan menjadi sebuah wahana menyenangkan bagi para pecinta misteri dan untuk mereka yang tertarik dengan fenomena globalisasi dan akulturasi budaya. Buku yang pada beberapa bagian berani membahas visi-visi politik secara objektif ini pun sangat dapat dijadikan sebagai bacaan yang insightful dan seru untuk menemani di kala senggang.
Referensi:
Gong, Chloe. 2022. Chloe Gong. [online] Available at: https://thechloegong.com/
Gong, Chloe. 2020. Our Violent Ends. Margaret K. McElderry Books. New York.
Gong, Chloe. 2020. These Violent Delights. Margaret K. McElderry Books. New York.