Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Seblak dan Baso Aci: Kuliner Sunda 'Bertaraf' Nasional
13 Desember 2021 20:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Yulaika Nurmayasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seperti mi ayam dan bakso, seblak dan baso aci bagaikan dua masakan yang tidak dapat dipisahkan. Saat kita menyambangi warung makan yang menyajikan seblak, maka tidak jarang akan menemukan baso aci dalam daftar menunya. Jarak harga kedua menu itu juga tidak terlalu jauh. Penyajiannya pun hampir sama, menggunakan sebuah mangkuk.
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang, warung seblak dan baso aci menjamur di banyak daerah, tidak hanya di Jawa Barat saja. Jogja, Klaten, dan daerah lain di luar Jawa Barat juga banyak berdiri warung-warung seblak. Beberapa pendirinya ada yang asli orang Sunda, ada juga yang berasal dari daerah lain. Di Jogja sendiri, warung seblak banyak tersebar dari ujung ke ujung.
Di Jogja, ada penyajian seblak dan baso aci di salah satu warung makan di Jogja dengan pendiri dan pegawai yang hampir seluruhnya berasal dari Sunda.
Tekstur yang dapat dirasakan dari semangkuk seblak adalah alot dan kenyal. Tekstur ini berasal dari kerupuk atau makaroni yang direbus dan dimasak bersama bumbu dan bahan lainnya. Bahan utama yang digunakan untuk memasak semangkuk seblak mirip di semua warung seblak, yaitu kerupuk, makaroni, telur, ditambah topping bakso, sosis, jamur, dan mi. Topping itu menyesuaikan keinginan pembeli. Untuk bumbu yang digunakan adalah beberapa jenis rempah-rempah, bawang merah, bawang putih, garam, penyedap rasa, cabai keriting, dan cabai rawit sesuai selera. Cita rasa yang bisa dirasakan dari semangkuk seblak adalah gurih, asin, dan pedasnya. Untuk pembeli yang kurang suka dengan pedas, dapat request seblak atau baso aci yang tidak pedas. Di menu pun biasanya ada pilihan level kepedasan.
ADVERTISEMENT
Selain seblak varian khas Sunda, di warung ini juga ada seblak varian khas Garut dan Korea.
Yang menjadi pembeda antara warung corak Sunda dan Jawa adalah penulisan minuman teh di daftar menu. Di Jawa, termasuk Jogja, kalau di menu tertulis 'Teh', maka otomatis yang disajikan adalah teh manis. Berbeda dengan warung corak Sunda, ada dua jenis teh yang dituliskan di daftar menu, teh manis dan teh tawar.
Sering disandingkan dengan seblak, baso aci juga salah satu makanan khas Sunda, Jawa Barat yang tersebar sampai luar Jawa Barat, termasuk Jogja. Perbedaan antara seblak dan baso aci adalah unsur telur yang tidak ada dalam kuah baso aci. Sedangkan seblak, kuahnya identik dengan kental campuran telur. Sehingga, kuah baso aci teksturnya lebih cair. Semangkuk baso aci biasanya diisi baso aci, cuanki lidah, siomay mini, dan pilus. Biasanya ada juga topping tambahan yang bisa dipilih sesuai selera pembeli.
ADVERTISEMENT
Dalam baso aci, rasa rempah-rempah jarang ditemukan, atau mungkin malah nggak ada. Baso aci lebih terasa dari bumbu-bumbu tabur instan, salah satunya bumbu pedas. Beda dengan seblak yang rasanya khas pakai bumbu-bumbu alami. Penyajian seblak dan baso aci sama-sama menggunakan mangkuk, karena dua-duanya adalah makanan berkuah. Harga yang dipatok penjual di warung seblak yang didatangi penulis mulai dari Rp10.000 untuk menu seblak dan baso aci. Harga yang paling tinggi sekitar Rp25.000 untuk seblak yang pakai topping keju mozarella.
Beralih dari proses, penyajian, dan cita rasa dari seblak dan baso aci, mari kita melihat tempat makan seblak dan suasana di dalamnya.
Oleh karena warung yang didatangi penulis memiliki ciri khas yang Nyunda banget, maka suasana di dalam warung tersebut juga khas Sunda. Ornamen-ornamen hiasan di dinding juga khas Sunda, salah satunya kata-kata yang ditulis pakai bahasa Sunda. Selain itu, juga ada atap yang dilapisi pakai anyaman rotan, mirip atap saung Sunda.
ADVERTISEMENT
Percakapan dan obrolan yang disampaikan antara sesama karyawan dan pembeli terdengar menggunakan bahasa Sunda. Logat Sunda kental yang digunakan para karyawan di warung seblak itu menambah suasana Sunda jadi lebih terasa.
Sampai sekarang, seblak dan baso aci menggaet banyak pembeli dengan cita rasanya yang khas. Dari pengamatan akhir-akhir ini, seblak banyak digemari oleh perempuan remaja dan dewasa. Bahkan, seblak disebut moodbooster-nya para perempuan. Tapi, dalam mengonsumsi seblak dan baso aci harus dibatasi karena membahayakan kesehatan tubuh.