Creative Accounting, Etis atau Tidak Etis?

Yulfian Ibnu
Yulfian Ibnu Cahyo Widodo - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2021 13:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulfian Ibnu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Laporan Keuangan (Sumber : Pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Laporan Keuangan (Sumber : Pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem akuntansi adalah suatu metode dan prosedur untuk pencatatan, penggolongan dan pelaporan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan. Creative Accounting adalah suatu tindakan menyiapkan atau menyusun laporan keuangan yang memanfaatkan teknik, regulasi dan kebijakan akuntansi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Masalah ini telah menjadi perhatian lebih dalam praktik akuntansi, sudah menjadi hal biasa suatu perusahaan melakukan hal itu selama tidak melanggar regulasi yang sudah ditetapkan. Creative Accounting adalah bagian dari akuntansi, tetapi juga dapat menjadi bagian dari skandal akuntansi.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa celah yang sering digunakan untuk creative accounting seperti memanfaatkan fleksibilitas regulasi atau kelemahan regulasi, kemudian memanfaatkan akun yang bersifat diskresioner dan akun yang bersifat perpetual, membuat transaksi-transaksi fiktif atau buatan, dan manipulasi akun-akun sehingga nilai rasio keuangan terlihat baik. Celah tersebut yang dilakukan oleh akuntan untuk menyusun laporan keuangan yang diinginkan.
Creative Accounting dilakukan bertujuan untuk menghindari kewajiban perpajakan, data keuangan direkayasa untuk mendapatkan pinjaman Bank atau menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Bank, memperdaya para pemegang saham agar terkesan mendapatkan laba yang maksimal untuk mendapatkan bonus dan beberapa tujuan lainnya sesuai dengan strategi perusahaan.
Motivasi dan perilaku manusialah yang membuat creative accounting menjadi ilegal atau legal, etis atau tidak etis, atau baik atau buruk. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain latar belakang SDM, tingkat religius, gender dan ekonomi. Namun tidak hanya pada individual saja, dapat terjadi juga dalam organisasi dikarenakan adanya konflik kepentingan, ancaman, tekanan dari seseorang yang dominan yang berupaya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan, kurangnya moral yang mengakibatkan mereka memanfaatkan teknik dan standar profesional yang sudah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu sebagai akuntan profesional, kita harus menerapkan prinsip dasar etika akuntan yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan dan perilaku profesional. Sebagai seorang akuntan profesional, kita harus bekerja sesuai dengan kode etik yang berlaku. Sebisa mungkin hindari penyalahgunaan dari creative accounting untuk menghindari benturan kepentingan yang mungkin terjadi dan berimbas pada suatu perusahaan.
Penulis : Yulfian Ibnu Cahyo Widodo
Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang