Konten dari Pengguna

Hambatan dan Peluang komunikasi Massa di era Digital dalam Perguruan Tinggi

Yulia Septiani Ahmad
saya seorang mahasiwa jurnalistik di universitas bengkulu
12 Oktober 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulia Septiani Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
 
foto ilustrasi by : Yulia Septiani Ahmad
Komunikasi massa, khususnya di lingkup perguruan tinggi, sedang mengalami perubahan yang signifikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan mahasiswa dan dosen akses yang lebih luas terhadap saluran informasi dan komunikasi. Dalam konteks pendidikan, komunikasi massa menggunakan banyak media, seperti media cetak, elektronik, dan daring, untuk menyebarkan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi komunitas akademik.
ADVERTISEMENT
Komunikasi massa di perguruan tinggi bertujuan untuk menjalin interaksi sosial antara mahasiswa dan dosen, serta antar mahasiswa itu sendiri, yang dapat mempererat komunitas di dunia pendidikan. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat berbagai hambatan dalam komunikasi massa di perguruan tinggi yang harus diatasi.
Pertama, perbedaan gagasan dan sikap. Tentunya, setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, dan perbedaan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Misalnya, sikap skeptis terhadap informasi yang disampaikan melalui media digital dapat menghambat pemahaman yang efektif.
Kedua, hambatan teknis. Ketika koneksi internet tidak stabil atau perangkat yang digunakan dalam pembelajaran tidak memadai, hal ini akan menghambat proses komunikasi massa yang terjadi. Sebab, teknologi menjadi alat utama dalam berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, hambatan psikologis. Hal ini berperan penting, karena ketika mahasiswa merasakan was-was dan cemas saat harus berkomunikasi di depan banyak orang, terutama di lingkup digital yang interaksinya sering terjadi lewat video dan forum daring, hal ini akan membatasi partisipasi aktif dari mahasiswa maupun dosen.
Keempat, overload informasi. Di era digital saat ini, mahasiswa dibanjiri dengan informasi dari berbagai sumber. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kebingungan dan kesulitan untuk memilah informasi yang relevan dan akurat.
Mengenai hambatan-hambatan ini, sangat diperlukan pendekatan, evaluasi, dan bimbingan, termasuk pelatihan bagi pengajar dan mahasiswa, untuk meningkatkan keterampilan dalam komunikasi massa serta penggunaan teknologi.
Hambatan-hambatan tersebut menunjukkan pentingnya bagi perguruan tinggi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi massa yang lebih efektif. Hal ini bisa dicapai bersama jika mahasiswa dan pihak yang berada di perguruan tinggi, khususnya, secara kompak dan efektif dalam menjalin hubungan komunikasi. Selain itu, perguruan tinggi juga bisa memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dan memastikan akses yang mereka dapat setara dengan teknologi di era digital saat ini.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh era digital, dunia pendidikan akan menjadi lebih inklusif dan produktif. Komunikasi massa di era digital ini bukan hanya memiliki hambatan, tetapi juga peluang untuk menginovasi dan beradaptasi dalam proses pembelajaran, khususnya di perguruan tinggi.
Penulis : Yulia Septiani Ahmad, Mahasiswa Jurnalistik Universitas Bengkulu