Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Spotlight Effect : Ketika Kamu Merasa Jadi Pusat Perhatian Orang Lain
2 Desember 2022 18:29 WIB
Tulisan dari YULIA WAHYU NURIKA PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu saat sedang berjalan atau berada di sekeliling orang lain lalu kamu merasa bahwa orang orang tersebut menatap lekat ke arahmu? Atau kamu merasa bahwa orang orang tersebut menilai penampilanmu saat itu, seperti apakah bajumu cocok dengan celanamu, apakah riasanmu terlalu mencolok, atau apakah rambutmu terlihat berantakan.
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu psikologi, kejadian tersebut dinamakan dengan spotlight effect atau efek lampu sorot. Keadaan tersebut menjadikan kamu seperti seakan akan disorot dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Tapi sebenarnya, apa itu spotlight effect? Dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang?
Apa itu spotlight effect?
Spotlight effect atau efek lampu sorot adalah salah satu istilah dalam psikologi dimana seseorang merasa orang lain disekitarnya melihat atau memperhatikan mereka seakan akan seseorang tersebut berada di atas panggung dan ada lampu yang menyorot ke arah mereka. Jadi seakan-akan semua orang memfokuskan pandangannya ke arah kita.
Istilah ini mulai diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Thomas Gilovich, Victoria Medvec, dan Kenneth Savitsky. Ketiga ilmuwan tersebut melakukan penelitian yang berjudul “Spotlight Effect in Social Judgement”. Penelitian ini dilakukan dengan cara melibatkan beberapa responden lalu satu persatu diharuskan untuk mengenakan kaos dengan gambar wajah penyanyi pop bernama Barry Manilow. Setelah itu, orang yang mengenakan kaos tersebut disuruh untuk masuk ke dalam laboratorium dimana peserta yang lain yang memakai pakaian normal sedang mengerjakan kuisioner. Lalu peneliti akan bertanya menurut peserta yang memakai kaos tadi, berapa orang yang memperhatikan penampilan dia. Dan rata rata responden melebih-lebihkan jumlah orang yang mengamati penampilan mereka. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa rata rata orang akan melebih-lebihkan perhatian yang mereka dapatkan seakan-akan ada lampu sorot yang menyinari mereka.
ADVERTISEMENT
Apakah spotlight effect berbahaya?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Stopa, mereka ingin membuktikan apakah spotlight effect dapat berpengaruh negatif kepada keadaan mental seseorang. Mereka berdua melakukan penelitian dengan cara meminta sebagian responden untuk berbicara di depan kamera dan menghafal sesuatu. Lalu sebagian lainnya diminta menghafal juga namun dengan cara duduk di bangku dan tidak direkam. Responden yang diminta berbicara di depan kamera mempecayai bahwa penampilan mereka lebih buruk dan mereka merasa takut orang lain akan menyadari kesalahan yang mereka lakukan.
Dari eksperimen diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berada dalam spotlight effect dan memandang hal tersebut dalam konteks negatif maka mereka cenderung berfikiran buruk terhadap diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya wajar saja jika kita merasa orang lain memperhatikan penampilan kita atau kita merasa orang-orang selalu memperhatikan gerak-gerik kita. Namun, jika kita terlalu memikirkan bagaimana pendapat orang lain mengenai diri kita maka hal tersebut dapat memicu social anxiety atau gangguan kecemasan sosial. Karena spotlight effect dapat mempengaruhi pemikiran kita dalam berbagai situasi, sehingga sangat berpengaruh pada rendah atau tingginya kesadaran dan kepercayaan diri seseorang. Lalu bagaimana cara mengatasi spotlight effect tersebut?
Bagaimana cara mengatasi spotlight effect?
Dari eksperimen yang dilakukan oleh Gilovich dan teman-temannya, sebenarnya orang orang di sekitar kita cenderung tidak terlalu memperhatikan kita seperti apa yang kita bayangkan. Namun, fikiran kita sendiri yang mengasosiasikan bahwa orang lain seolah-olah sedang memperhatikan kita dan mencari-cari kesalahan kita. Karena pada dasarnya, setiap manusia cenderung untuk fokus ke dunia mereka masing-masing. Kita harus mulai menanamkan pemikiran bahwa dunia ini tidak hanya berputar pada kita, hidup ini tidak melulu tentang kita, dan semua orang mempunyai urusannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Peneliti lainnya yaitu Golubickis, juga melakukan penelitian yang menyatakan bahwa teknik meditasi mindfulness dapat mengurangi social anxiety yang salah satunya dapat diakibatkan oleh spotlight effect. Dengan kita menerapkan teknik mindfulness, kita dapat belajar menerima diri kita apa adanya dan mencintai diri kita. Jika kita sudah menerima dan mencintai diri sendiri, maka pemikiran negatif atau perkataan negatif tidak akan mempengaruhi kita lagi.
Referensi :
Bernique, A. S. (2020). Lights, Camera, Anxiety: The Spotlight Effect, Social Anxiety and the Perception of Gaze Direction. Undergraduate Review, 15(1), 21-37.
Brown, M. A., & Stopa, L. (2007). The spotlight effect and the illusion of transparency in social anxiety. Journal of Anxiety Disorders, 21(6), 804–819. doi:10.1016/j.janxdis.2006.11.006
ADVERTISEMENT
Gilovich, T., & Savitsky, K. (1999). The spotlight effect and the illusion of transparency: Egocentric assessments of how we are seen by others. Current Directions in Psychological Science, 8(6), 165-168.
Macleod, K. (2017, April 14). The Spotlight Effect – Social Psychology[Video]. Youtube. https://youtu.be/lAxOi9EEvlM
Parinussa, G. (2022, Februari 12). Ketika Kamu Merasa Semua Orang Memperhatikan Kamu – Spotlight Effect [Video]. Youtube, https://youtu.be/MzOWCaNW2vA