Model Pembelajaran make a match untuk Mengembangkan Aspek Literasi Anak

Yulistia
Seorang Guru di TK Negeri Pedesaan Sambirobyong
Konten dari Pengguna
13 November 2022 22:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulistia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemampuan literasi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, melihat dan berpendapat (Kuder & Hasit, 2002). Literasi secara umum didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis serta menggunakan bahasa lisan. Literasi anak usia dini berkembang dan diperoleh di rumah maupun lingkungan sosialnya.
ADVERTISEMENT
Literasi pada anak terjadi sejak lahir dan berkesinambungan. Pada perkembangannya literasi memiliki lima jenis pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak. Adapun ke-lima pengetahuan itu yaitu bahasa oral/ verbal, print awareness (kepekaan terhadap gambar dan tulisan), pengetahuan tentan buku, pengetahuan tentang huruf, dan kepekaan terhadap bunyi (phonological awareneness).
Akhdiah, dkk (2005:8) menjelaskan bahwa dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi didalam kelompok. Selanjutnya dikatakan pula, bahasa merupakan rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan serta sikap manusia. Jadi bahasa dapat dikatakan sebagai lambang. Dalam pemakaiannya, lambang itu digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan. Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata (Depdiknas, 2007:3).
Sumber Gambar: Anak Melaksanakan Kegiatan Make A Match
Make A Match dikembangkan oleh Lorna Current (1994). Make A Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternative yang dapat diterapkan kepada anak. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu anak disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, anak yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Suprijono (2010:95) menyebutkan bahwa “hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make A Match adalah kartu-kartu”. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Langkah-langkah
ADVERTISEMENT
Model Pembelajaran Make A Match(Loanna Curram, 1994): (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu gambar dan sisi sebaliknya berupa kartu kata). (2) Anak dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri kelompok terdapat 5 anak. (3) Setiap kelompok mendapat kartu gambar dan kartu huruf dari kartu yang dipegang. (4) Anak mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu gambar/kartu huruf) (5) Anak yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. (6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap anak mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Dalam model pembelajaran tipe Make A Match ini guru memfasilitasi kegitan yang akan dilaksanakan oleh anak, seperti kartu gambar dan kartu kata serta mengadakan penilaian dan juga mengajarkan kepada anak keterampilan kerja sama dan kolabosari. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat. Model pembelajaran Make A Match ini terbukti berhasil membantu perkembangan kemampuan literasi anak usia dini.
ADVERTISEMENT
Sumber Gambar: Guru menjelaskan aturan bermain Make A Match kepada anak