Konten dari Pengguna

Alternatif untuk Kesehatan: Minyak Goreng yang Aman untuk Digunakan Berulang

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
5 Februari 2025 9:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengulangi minyak goreng karena alasan ekonomis dan praktis, terutama dalam industri rumah tangga atau makanan. Namun, kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan Anda. Minyak yang dipanaskan berulang kali mengalami perubahan kimia yang dapat meningkatkan kemungkinan kanker, gangguan jantung, dan penyakit lainnya.
Minyak yang digunakan berulang kali akan oksidasi dan menghasilkan senyawa yang berbahaya. Radikal bebas, salah satu senyawa yang dihasilkan, memiliki kemampuan untuk merusak sel-sel tubuh, mempercepat penuaan, dan memicu berbagai penyakit degeneratif. Minyak jelantah juga mengandung akrilamida, senyawa berbahaya yang terbentuk saat minyak dipanaskan dalam waktu lama dan dapat menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Minyak yang telah digunakan berkali-kali juga cenderung mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), berkontribusi terhadap penyakit jantung.
Ilustrasi Minyak Goreng, Sumber:IStockphoto/Igor Ploskin
Selain itu, struktur kimia minyak yang digunakan berkali-kali berubah, yang mengganggu metabolisme tubuh. Minyak menjadi lebih beracun dan kehilangan kandungan antioksidannya saat dipanaskan berulang kali pada suhu tinggi. Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam minyak ini juga dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan seperti diabetes dan hipertensi menjadi lebih buruk. Minyak yang sudah terdegradasi bahkan dapat memperlambat sistem pencernaan dan meningkatkan risiko asam lambung naik dan iritasi usus.
ADVERTISEMENT
Tubuh dapat terkena dampak negatif jika Anda sering menggunakan minyak yang sudah digunakan. Karena kandungan lemak trans dan radikal bebas dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah, peningkatan risiko penyakit jantung adalah salah satu dampak terbesar. Kandungan akrilamida dalam minyak jelantah juga dikaitkan dengan risiko kanker lebih tinggi, terutama kanker lambung dan usus. Tubuh dapat mengalami masalah lambung seperti peradangan mukosa lambung, refluks asam, dan iritasi usus karena tubuh lebih sulit mencerna minyak yang telah teroksidasi.
Konsumsi minyak jelantah juga dapat meningkatkan berat badan dan mengakibatkan obesitas. Tubuh lebih sulit memproses lemak yang teroksidasi dalam minyak bekas, sehingga lebih mudah disimpan sebagai lemak. Kandungan lemak jenuh yang tinggi juga menyebabkan kadar lemak tubuh yang berlebihan meningkat. Minyak yang sudah rusak juga mengandung toksin yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih mudah terinfeksi oleh bakteri dan virus.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat penggunaan minyak lebih aman dan sehat. Untuk mencegah oksidasi berlebihan, jangan gunakan minyak lebih dari dua kali. Minyak kelapa, zaitun, dan kanola, yang memiliki titik asap tinggi, lebih stabil terhadap panas daripada minyak sawit. Setelah digunakan, saring minyak dengan saringan halus untuk menghilangkan sisa makanan. Ini membuat minyak lebih bersih dan mencegah proses oksidasi menjadi lebih cepat.
Hindari juga pemanasan berulang pada suhu yang terlalu tinggi; suhu yang terlalu tinggi mempercepat degradasi minyak dan pembentukan zat beracun. Untuk mengurangi jumlah minyak goreng yang digunakan, sebisa mungkin gunakan teknik memasak lain seperti mengukus, memanggang, atau merebus. Minyak yang sudah berubah menjadi kehitaman atau berbau tengik adalah tanda kerusakan, jadi pilihlah yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Sangat penting untuk memahami bahwa penggunaan minyak berulang membahayakan lingkungan dan kesehatan seseorang. Minyak jelantah dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem air jika dibuang sembarangan ke saluran pembuangan. Oleh karena itu, jika minyak tidak dapat digunakan lagi, sebaiknya dikumpulkan dan buang atau digunakan kembali untuk tujuan non-konsumsi seperti biodiesel.
Minyak goreng yang digunakan berulang kali memiliki bahaya kesehatan yang jauh lebih besar daripada penggunaan sekaligus. Minyak jelantah meningkatkan risiko penyakit jantung, kanker, dan gangguan pencernaan karena senyawa beracun, oksidasi, dan pembentukan lemak trans. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi penggunaan minyak bekas dan menggantinya dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Untuk menghindari masalah, baca label minyak goreng sebelum membeli, pilih yang memiliki kandungan lemak sehat yang lebih tinggi, dan kurangi menggoreng makanan. Dengan cara ini, kita dapat tetap menikmati makanan lezat tanpa mengorbankan kesehatan kita. Kesehatan lebih penting daripada menghemat minyak. Untuk tubuh yang lebih sehat, biaya penggunaannya.
ADVERTISEMENT