Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Bagaimana Aroma Makanan Bisa Mempengaruhi Otak dan Meningkatkan Nafsu Makan?
4 Maret 2025 9:35 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pernahkah Anda merasa tiba-tiba lapar hanya karena mencium aroma makanan yang menggoda?
ADVERTISEMENT
Ketika berjalan melewati toko roti yang baru saja memanggang kue atau mencium bau sate yang sedang dibakar, tiba-tiba saja perut terasa lapar, meskipun sebelumnya Anda tidak berniat makan. Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari bagaimana indra penciuman bekerja dalam mempengaruhi nafsu makan kita.
ADVERTISEMENT
Aroma makanan memiliki kekuatan besar dalam merangsang otak untuk makan, bahkan sebelum kita melihat atau menyentuh makanan tersebut. Jika Anda pernah mengalami hidung tersumbat karena flu, Anda mungkin menyadari bahwa makanan terasa hambar dan kurang menggugah selera. Ini membuktikan bahwa penciuman memainkan peran yang sangat penting dalam pengalaman makan. Tanpa penciuman, makanan kehilangan daya tariknya. Tetapi bagaimana sebenarnya aroma makanan bisa mempengaruhi nafsu makan? Apakah ada hubungan antara penciuman dan otak yang mengatur rasa lapar?
Penciuman bekerja melalui reseptor penciuman (olfactory receptors) yang terletak di hidung. Saat kita mencium aroma makanan, molekul-molekul bau masuk ke dalam rongga hidung dan diterima oleh reseptor ini. Sinyal kemudian dikirim ke bulbus olfaktorius, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab dalam mengenali dan mengolah bau.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, bulbus olfaktorius terhubung langsung dengan sistem limbik, yang merupakan pusat pengendali emosi dan ingatan di otak. Karena itulah, aroma makanan tidak hanya bisa merangsang nafsu makan, tetapi juga bisa membangkitkan kenangan tertentu dan memicu reaksi emosional. Misalnya, bau sup ayam bisa mengingatkan Anda pada masakan ibu di rumah dan membuat Anda ingin segera menyantap makanan tersebut, meskipun sebelumnya tidak merasa lapar.
Selain itu, penciuman juga berhubungan erat dengan hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Ketika kita mencium makanan yang menggugah selera, hipotalamus bisa merespons dengan meningkatkan produksi hormon ghrelin, yaitu hormon yang memicu rasa lapar. Oleh karena itu, meskipun kita sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan makanan, otak bisa memberikan sinyal untuk makan hanya karena mencium aroma makanan tertentu.
ADVERTISEMENT
1. Aroma Makanan Merangsang Hormon Lapar
Salah satu alasan utama mengapa aroma makanan bisa meningkatkan nafsu makan adalah karena hormon ghrelin. Hormon ini dilepaskan oleh lambung dan mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh membutuhkan makanan.
Ketika kita mencium bau makanan yang lezat, seperti ayam panggang, kopi segar, atau roti baru matang, otak langsung bereaksi dengan meningkatkan produksi ghrelin. Inilah sebabnya mengapa kita bisa merasa lapar secara tiba-tiba, meskipun sebelumnya tidak memiliki niat untuk makan.
2. Aroma Membantu Meningkatkan Kenikmatan Makan
Banyak orang berpikir bahwa rasa makanan hanya ditentukan oleh lidah. Padahal, sekitar 70-80% dari pengalaman rasa makanan sebenarnya berasal dari penciuman.
Saat kita mengunyah makanan, molekul aroma dari makanan naik ke rongga hidung melalui jalur yang disebut retronasal olfaction, yang membantu otak mengolah rasa makanan dengan lebih kaya dan kompleks.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya saat kita sedang flu atau hidung tersumbat, makanan terasa kurang menarik. Tanpa penciuman yang optimal, makanan yang biasanya terasa enak bisa menjadi hambar dan kurang menggugah selera.
3. Aroma Makanan Bisa Memicu Kenangan dan Emosi
Aroma makanan tidak hanya mempengaruhi nafsu makan dari segi biologis, tetapi juga dari sisi emosional.
Misalnya, aroma nasi goreng bisa mengingatkan Anda pada sarapan masa kecil, atau bau kue cokelat bisa membawa kembali kenangan perayaan ulang tahun. Karena otak mengasosiasikan aroma makanan dengan pengalaman emosional tertentu, seseorang bisa tergoda untuk makan hanya karena bau makanan membangkitkan kenangan yang menyenangkan, bukan karena tubuh benar-benar membutuhkan makanan.
4. Bau yang Lebih Kuat Bisa Membantu Mengurangi Nafsu Makan
ADVERTISEMENT
Meskipun aroma makanan sering kali meningkatkan nafsu makan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa aroma yang kuat justru bisa membantu mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi.
Sebuah studi menemukan bahwa ketika makanan memiliki aroma yang lebih kuat, seseorang cenderung makan dalam porsi lebih kecil. Hal ini disebabkan karena otak mengasosiasikan aroma yang kuat dengan rasa makanan yang lebih kaya dan memuaskan, sehingga seseorang merasa cukup dengan porsi kecil.
Karena itu, makanan yang kaya akan rempah-rempah atau memiliki aroma tajam seperti bawang putih dan jahe dapat membantu mengontrol nafsu makan.
Meskipun aroma makanan bisa meningkatkan kenikmatan makan, ada kalanya kita perlu mengontrol efeknya agar tidak tergoda makan berlebihan. Berikut beberapa tips untuk mengatasi dampak aroma makanan terhadap nafsu makan:
ADVERTISEMENT
Jika sedang berusaha mengontrol pola makan, hindari tempat-tempat dengan aroma makanan yang menggoda, seperti toko roti atau restoran cepat saji, terutama saat tidak benar-benar lapar. Gunakan Aroma yang Dapat Menekan Nafsu Makan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aroma tertentu seperti mint dan vanila dapat membantu menekan nafsu makan. Menghirup aroma ini sebelum makan bisa membantu mengurangi keinginan untuk makan berlebihan.
Saat mencium aroma makanan yang menggoda, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah saya benar-benar lapar, atau hanya tergoda oleh baunya?" Jika tidak benar-benar lapar, cobalah minum air putih atau mengalihkan perhatian dengan aktivitas lain.
ADVERTISEMENT
Karena aroma makanan dapat membuat otak merasa lebih puas, pilihlah makanan yang memiliki aroma kuat seperti rempah-rempah atau kopi untuk membantu mengontrol nafsu makan.
Kesimpulan: Bagaimana Aroma Makanan Memengaruhi Nafsu Makan?
Aroma makanan memiliki pengaruh besar terhadap nafsu makan kita. Indra penciuman berperan dalam merangsang hormon lapar, meningkatkan kenikmatan makan, dan membentuk kenangan serta emosi yang terkait dengan makanan.
Namun, meskipun aroma makanan bisa meningkatkan selera makan, penting untuk memahami bagaimana cara mengontrol efeknya agar tidak makan secara berlebihan. Dengan menyadari peran penciuman dalam pola makan, kita bisa lebih bijak dalam memilih makanan dan menghindari makan hanya karena tergoda oleh aroma yang menggugah selera.
ADVERTISEMENT