Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Benarkah Lebih Banyak Minum Air Bisa Membantu Percepat Efek Obat?
3 Februari 2025 15:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Air adalah komponen penting dalam tubuh, tetapi apakah konsumsi lebih banyak air saat minum obat benar-benar meningkatkan efektivitasnya?"
ADVERTISEMENT
Minum air adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Tubuh manusia membutuhkan hidrasi yang cukup untuk menjalankan berbagai fungsi, termasuk pencernaan, sirkulasi darah, dan detoksifikasi. Namun, apakah lebih banyak minum air juga dapat membantu obat bekerja lebih baik? Banyak orang percaya bahwa mengonsumsi obat dengan banyak air dapat meningkatkan penyerapannya, sementara yang lain beranggapan bahwa ini justru bisa mengurangi efektivitasnya.
Sebagian besar obat oral dirancang untuk dikonsumsi dengan air. Air membantu melarutkan obat di dalam lambung, mempercepat penyerapannya ke dalam aliran darah, dan memastikan obat tidak tersangkut di kerongkongan. Beberapa manfaat utama minum air yang cukup saat mengonsumsi obat meliputi:
1. Memastikan Obat Sampai ke Lambung dengan Aman
ADVERTISEMENT
o Minum obat tanpa cukup air dapat menyebabkan tablet atau kapsul menempel di dinding kerongkongan, yang dapat menyebabkan iritasi atau luka pada saluran pencernaan.
2. Membantu Proses Penyerapan Obat
o Air memainkan peran penting dalam melarutkan obat sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.
3. Mencegah Efek Samping Tertentu
o Beberapa obat seperti NSAID (ibuprofen, aspirin) dapat menyebabkan iritasi lambung jika tidak dikonsumsi dengan cukup air.
1. Mitos: Semakin Banyak Air yang Diminum, Semakin Cepat Obat Bekerja
• Fakta: Tidak semua obat bekerja lebih cepat jika dikonsumsi dengan lebih banyak air. Beberapa obat membutuhkan waktu tertentu untuk diserap dan dipecah dalam tubuh, dan air hanya membantu dalam proses transportasi.
ADVERTISEMENT
2. Mitos: Obat Bisa Diminum dengan Minuman Selain Air
• Fakta: Air adalah pilihan terbaik untuk mengonsumsi obat. Minuman lain seperti susu, jus jeruk, atau teh dapat berinteraksi dengan obat tertentu, menghambat penyerapannya, atau bahkan meningkatkan efek sampingnya.
3. Mitos: Air Bisa Mengencerkan Obat di Dalam Tubuh dan Mengurangi Efektivitasnya
• Fakta: Air tidak mengurangi efektivitas obat. Justru, beberapa obat memerlukan jumlah cairan yang cukup untuk dapat didistribusikan dengan baik dalam tubuh.
4. Mitos: Semua Obat Bisa Diminum dengan Banyak Air
• Fakta: Beberapa obat, seperti diuretik, mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Minum terlalu banyak air saat mengonsumsi obat ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar obat oral direkomendasikan untuk dikonsumsi dengan satu gelas air penuh (sekitar 200-250 ml). Namun, kebutuhan cairan bisa berbeda tergantung jenis obatnya:
• Obat yang memerlukan air lebih banyak: Antibiotik tertentu, suplemen serat, atau obat yang bekerja di saluran kemih biasanya dianjurkan dikonsumsi dengan lebih banyak air.
• Obat yang harus diminum dengan jumlah air terbatas: Beberapa jenis obat tekanan darah atau diuretik perlu diatur asupan airnya agar tidak mengganggu keseimbangan cairan tubuh.
1. Minum obat dengan air yang terlalu sedikit – Bisa menyebabkan obat sulit larut dan meningkatkan risiko iritasi saluran pencernaan.
2. Minum obat dengan air dalam jumlah berlebihan tanpa panduan medis – Bisa memengaruhi efektivitas obat tertentu dan meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit.
ADVERTISEMENT
3. Menggunakan air panas untuk minum obat – Suhu panas dapat merusak struktur beberapa obat dan mengurangi efektivitasnya.
Minum air yang cukup saat mengonsumsi obat sangat penting untuk memastikan obat bekerja dengan baik dan tidak menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Namun, minum terlalu banyak air tidak selalu meningkatkan efektivitas obat dan bisa berdampak negatif pada keseimbangan tubuh, terutama bagi mereka yang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Untuk hasil terbaik, selalu ikuti petunjuk dokter atau apoteker tentang cara yang benar dalam mengonsumsi obat.