Konten dari Pengguna

Benarkah Makan Terlalu Cepat Bisa Menyebabkan Gangguan Pencernaan?

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
24 Februari 2025 12:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

"Banyak orang makan terburu-buru karena kesibukan, tetapi apakah ini berdampak buruk bagi kesehatan? Simak bagaimana kebiasaan ini memengaruhi sistem pencernaan Anda!"

ADVERTISEMENT
Di era modern yang serba cepat, banyak orang terbiasa makan dalam waktu singkat, sering kali sambil melakukan aktivitas lain seperti bekerja, menonton televisi, atau menggunakan ponsel. Makan dengan terburu-buru mungkin terlihat efisien, tetapi tanpa disadari, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama sistem pencernaan.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang makan dengan cepat, makanan cenderung dikunyah lebih sedikit dan ditelan lebih cepat, yang bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti perut kembung, refluks asam lambung, hingga obesitas. Selain itu, makan terlalu cepat juga mengganggu kesadaran makan (mindful eating), yang dapat menyebabkan konsumsi makanan berlebih karena tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mengenali sinyal kenyang.
Ilustrasi Mengunyah Makanan, Sumber:IStockphoto/Anetlanda
Lalu, bagaimana mekanisme tubuh dalam mencerna makanan? Apa saja efek negatif dari kebiasaan makan terburu-buru? Dan bagaimana cara makan dengan lebih baik untuk mendukung kesehatan pencernaan?
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Mengunyah makanan dengan baik adalah langkah pertama dalam proses pencernaan, di mana enzim dalam air liur mulai memecah makanan sebelum dikirim ke lambung.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang makan terlalu cepat, makanan tidak dikunyah dengan sempurna. Akibatnya, lambung harus bekerja lebih keras untuk memecah makanan yang masuk dalam potongan besar. Hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan pencernaan, perut kembung, hingga refluks asam.
Selain itu, sinyal kenyang membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai otak. Jika seseorang makan dalam waktu kurang dari 10 menit, tubuh belum sempat menyadari bahwa ia sudah kenyang, yang dapat meningkatkan risiko makan berlebihan dan kenaikan berat badan.
1. Meningkatkan Risiko Gangguan Pencernaan
Makan dengan cepat berarti makanan tidak dikunyah dengan baik sebelum masuk ke lambung. Ketika makanan dalam potongan besar masuk ke dalam sistem pencernaan, lambung perlu bekerja lebih keras untuk memecahnya, yang dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman seperti kembung, nyeri perut, dan gangguan pencernaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika makanan tidak dicerna dengan baik di lambung, usus juga akan mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi dengan optimal. Akibatnya, meskipun seseorang mengonsumsi makanan bergizi, tubuh mungkin tidak dapat menyerap semua manfaat nutrisinya secara maksimal.
2. Memicu Refluks Asam dan Heartburn
Ketika seseorang makan terlalu cepat, makanan yang masuk ke lambung dalam jumlah besar bisa meningkatkan tekanan pada katup antara lambung dan kerongkongan. Hal ini bisa menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan (GERD atau refluks asam), yang ditandai dengan rasa perih di dada atau mulut yang terasa asam setelah makan.
Orang yang memiliki riwayat maag atau refluks asam sebaiknya lebih berhati-hati dalam kebiasaan makannya. Mengunyah dengan perlahan dan menikmati makanan dapat membantu mengurangi risiko naiknya asam lambung.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan Risiko Obesitas dan Makan Berlebihan
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan dengan cepat cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dibandingkan mereka yang makan perlahan. Hal ini disebabkan karena otak membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menerima sinyal kenyang dari lambung.
Jika seseorang makan dengan cepat, kemungkinan besar ia akan makan lebih banyak sebelum tubuh menyadari bahwa sudah cukup. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menemukan bahwa orang yang makan lebih cepat memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan lebih lambat.
4. Mengganggu Regulasi Gula Darah
Makan dengan cepat juga dapat memengaruhi metabolisme gula dalam tubuh. Sebuah penelitian dari Diabetes Care menunjukkan bahwa orang yang makan dengan cepat lebih berisiko mengalami resistensi insulin, yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
ADVERTISEMENT
Ketika makanan tidak dikunyah dengan baik, tubuh akan lebih sulit dalam mengatur lonjakan gula darah setelah makan. Akibatnya, kadar gula darah bisa naik secara tiba-tiba, yang dalam jangka panjang dapat berdampak buruk bagi kesehatan metabolisme.
5. Mengurangi Kenikmatan dan Kesadaran Makan (Mindful Eating)
Makan terlalu cepat membuat seseorang kurang menikmati rasa, tekstur, dan aroma makanan yang dikonsumsinya. Akibatnya, pengalaman makan menjadi kurang memuaskan, yang dapat meningkatkan keinginan untuk ngemil berlebihan di kemudian hari.
Dalam praktik mindful eating, seseorang dianjurkan untuk makan dengan penuh kesadaran, menikmati setiap gigitan, dan fokus pada sinyal tubuh yang mengindikasikan rasa kenyang. Ini dapat membantu dalam mengontrol porsi makan, mengurangi stres, serta meningkatkan kepuasan makan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Makan dengan terburu-buru bisa menyebabkan berbagai gangguan pencernaan seperti kembung, refluks asam, dan metabolisme yang tidak stabil. Selain itu, kebiasaan ini juga dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, karena tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mengenali rasa kenyang.
Sebaliknya, makan dengan perlahan dan penuh kesadaran dapat membantu pencernaan bekerja lebih optimal, mengurangi risiko gangguan kesehatan, serta meningkatkan kenikmatan makan.
Jadi, mulai sekarang, cobalah untuk lebih menikmati makanan dengan mengunyah lebih lama dan memperhatikan sinyal tubuh. Bukan hanya lebih sehat, tetapi juga membuat pengalaman makan menjadi lebih menyenangkan!

"Makan bukan sekadar mengisi perut—itu adalah proses yang seharusnya dinikmati agar tubuh bekerja dengan lebih baik!"