Konten dari Pengguna

Berawal Manis Berakhir Krisis: Efek Konsumsi Gula Berlebih pada Kesehatan

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
17 Desember 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makanan manis sering menjadi pelarian di tengah tekanan atau sebagai cara cepat untuk meningkatkan energi. Namun, di balik kenikmatannya, gula memiliki sisi gelap yang jarang disadari. Kebiasaan mengonsumsi gula berlebih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dari obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung. Lebih mengkhawatirkan lagi, gula bisa memicu kecanduan yang sulit dihentikan.
ADVERTISEMENT
Efek gula pada tubuh tidak hanya terjadi sesaat. Ketika gula dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, lonjakan glukosa dalam darah akan diikuti penurunan mendadak yang membuat tubuh terus-menerus menginginkan asupan gula. Kondisi ini berujung pada lingkaran setan yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Artikel ini akan mengupas efek berbahaya konsumsi gula berlebih, alasan mengapa gula bisa menyebabkan kecanduan, serta tips mengendalikannya.
Ilustrasi gula pasir, sumber : Pexels.com/RDNE Stock project
Mengapa Gula Bisa Membuat Ketagihan?
Konsumsi gula memicu pelepasan dopamin, zat kimia di otak yang bertanggung jawab untuk rasa senang. Inilah alasan mengapa makan cokelat atau kue terasa begitu menyenangkan. Namun, efek ini bersifat sementara. Saat kadar gula darah turun, tubuh akan kembali "menuntut" gula untuk mendapatkan sensasi yang sama. Lama-kelamaan, pola ini menciptakan ketergantungan, mirip seperti efek kecanduan pada obat-obatan tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam jangka panjang, kecanduan gula dapat memengaruhi fungsi otak dan membuat seseorang kehilangan kontrol atas pola makan. Lebih buruk lagi, gula tersembunyi sering kali terdapat pada makanan sehari-hari seperti saus, roti, atau minuman kemasan, membuat konsumsi gula menjadi lebih sulit dikendalikan.
Efek buruk gula tidak hanya terbatas pada kenaikan berat badan. Berikut adalah beberapa risiko kesehatan serius yang mengintai:
1. Obesitas dan Resistensi Insulin
Gula berlebih diubah menjadi lemak dalam tubuh, yang dapat menyebabkan obesitas. Kondisi ini juga mengganggu kemampuan tubuh menggunakan insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
2. Penyakit Jantung
Gula yang dikonsumsi dalam jumlah besar meningkatkan kadar trigliserida, menurunkan kolesterol baik, dan memperburuk tekanan darah—semua faktor yang terkait dengan penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
3. Kesehatan Mental
Gula dapat memengaruhi mood dan menyebabkan kecemasan atau depresi. Lonjakan energi cepat diikuti oleh kelelahan membuat tubuh merasa lemas dan suasana hati menurun drastis.
4. Penuaan Dini
Konsumsi gula berlebih mempercepat proses glikasi, yang merusak kolagen dan elastin di kulit, menyebabkan kerutan dan penuaan dini.
Mengurangi gula dalam pola makan tidak berarti harus berhenti sepenuhnya. Berikut beberapa langkah mudah yang bisa Anda coba:
1. Baca Label Makanan
Gula tersembunyi sering ada di produk seperti saus, yogurt kemasan, atau jus. Baca label nutrisi dan pilih produk dengan kadar gula rendah.
2. Konsumsi Karbohidrat Kompleks
Ganti makanan olahan tinggi gula dengan karbohidrat kompleks seperti beras merah, oatmeal, atau quinoa untuk memberikan energi yang tahan lama.
ADVERTISEMENT
3. Pilih Camilan Sehat
Ganti camilan manis seperti permen atau biskuit dengan buah segar, kacang, atau yogurt tanpa gula.
4. Kurangi Minuman Manis
Minuman kemasan seperti soda, teh manis, dan kopi kekinian mengandung banyak gula tambahan. Pilih air putih, teh hijau tanpa gula, atau infused water sebagai penggantinya.
5. Kelola Stres
Banyak orang makan makanan manis sebagai pelarian dari stres. Coba kelola stres dengan olahraga, meditasi, atau hobi yang Anda nikmati.
Kecanduan gula tidak hanya memengaruhi fisik tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan menyadari bahaya gula berlebih dan mulai membuat perubahan kecil, kita bisa melindungi diri dari risiko kesehatan jangka panjang. Ingatlah bahwa makanan manis tidak sepenuhnya buruk, tetapi konsumsinya harus bijak dan dalam batas wajar.
ADVERTISEMENT