Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Bukan Sekadar Luka Kecil, Ini Alasan Kenapa Sariawan Bisa Berulang!
12 Februari 2025 15:39 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sariawan Sumber:IStockphoto/dimid_86](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkd9q6z53bwvbbz53192n7p2.jpg)
ADVERTISEMENT
Sariawan adalah salah satu masalah kesehatan mulut yang sering dialami banyak orang. Luka kecil yang muncul di bagian dalam pipi, gusi, bibir, atau lidah ini bisa terasa sangat perih, terutama saat makan atau minum makanan yang asam, pedas, atau panas. Banyak orang menganggap sariawan hanya disebabkan oleh kurangnya vitamin C, tetapi kenyataannya ada banyak faktor lain yang dapat memicu munculnya sariawan berulang.
ADVERTISEMENT
Sariawan yang terjadi sesekali mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan, tetapi jika sering muncul atau sulit sembuh, ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Memahami penyebab sariawan yang sebenarnya sangat penting agar bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat dan menghindari rasa tidak nyaman akibat luka ini.
Salah satu penyebab paling umum sariawan adalah cedera atau trauma di dalam mulut. Luka kecil bisa terjadi akibat menggigit pipi atau lidah secara tidak sengaja, menggunakan sikat gigi dengan bulu yang terlalu kasar, atau terkena gesekan dari kawat gigi atau gigi palsu yang tidak pas. Bahkan mengkonsumsi makanan yang terlalu keras atau tajam, seperti keripik atau kacang, bisa menyebabkan luka kecil yang kemudian berkembang menjadi sariawan. Oleh karena itu, penting untuk lebih berhati-hati saat makan atau menyikat gigi agar tidak melukai jaringan mulut.
ADVERTISEMENT
Selain cedera, stres dan kurang tidur juga bisa menjadi faktor utama yang memicu sariawan. Saat tubuh mengalami stres, sistem kekebalan tubuh melemah, membuat tubuh lebih rentan terhadap peradangan, termasuk di dalam mulut. Kurang tidur juga berkontribusi terhadap melemahnya daya tahan tubuh, sehingga luka di mulut lebih sulit sembuh. Jika Anda sering mengalami sariawan saat sedang banyak tekanan atau kurang istirahat, kemungkinan besar faktor ini adalah penyebabnya.
Faktor lain yang sering diabaikan adalah sensitivitas atau alergi terhadap makanan tertentu. Beberapa makanan seperti cokelat, kopi, kacang-kacangan, makanan pedas, serta buah-buahan asam seperti jeruk dan nanas dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mulut, yang akhirnya memicu munculnya sariawan. Selain itu, beberapa produk perawatan mulut yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS), seperti pasta gigi dan obat kumur tertentu, bisa menyebabkan iritasi pada mulut dan meningkatkan risiko sariawan. Jika Anda sering mengalami sariawan setelah menggunakan produk tertentu, cobalah menggantinya dengan yang lebih lembut dan bebas SLS.
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengira bahwa hanya kekurangan vitamin C yang menyebabkan sariawan, tetapi faktanya, kekurangan vitamin B12, zat besi, dan asam folat juga bisa menjadi penyebabnya. Vitamin B12 dan zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah dan menjaga kesehatan jaringan mulut. Jika tubuh kekurangan nutrisi ini, luka di mulut bisa lebih sering muncul dan sulit sembuh. Jika Anda sering mengalami sariawan dan juga merasa lelah atau pucat, bisa jadi Anda mengalami anemia akibat kekurangan zat besi. Mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan dapat membantu mengurangi risiko sariawan akibat kekurangan zat besi.
Perubahan hormon juga bisa menjadi faktor penyebab sariawan. Banyak wanita mengalami sariawan menjelang menstruasi atau selama kehamilan karena perubahan kadar hormon dalam tubuh. Hormon dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko peradangan di dalam mulut. Jika Anda sering mengalami sariawan pada waktu-waktu tertentu dalam siklus menstruasi, kemungkinan besar hormon adalah penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Selain faktor-faktor di atas, sariawan juga bisa menjadi tanda adanya penyakit autoimun atau gangguan kesehatan tertentu. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan sariawan berulang antara lain penyakit Behçet, lupus, penyakit Celiac, dan diabetes.
Penyakit Behçet adalah gangguan autoimun yang menyebabkan peradangan di pembuluh darah, termasuk di mulut. Sementara itu, lupus juga bisa menyebabkan luka di dalam mulut sebagai salah satu gejalanya. Penderita penyakit Celiac, yang tidak bisa mencerna gluten dengan baik, sering mengalami sariawan sebagai bagian dari gejala gangguan pencernaan mereka. Selain itu, penderita diabetes lebih rentan mengalami infeksi dan gangguan penyembuhan luka, yang bisa membuat sariawan lebih sering terjadi.
Infeksi virus dan bakteri juga bisa menjadi penyebab sariawan. Salah satunya adalah virus herpes simpleks (HSV-1) yang menyebabkan luka di sekitar mulut yang dikenal sebagai cold sores atau herpes oral. Luka akibat herpes ini sering disalahartikan sebagai sariawan biasa, tetapi biasanya lebih menyakitkan dan sering muncul di sekitar bibir. Infeksi jamur seperti oral thrush yang disebabkan oleh jamur Candida juga bisa menimbulkan luka di dalam mulut yang menyerupai sariawan, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ADVERTISEMENT
Sariawan umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7–14 hari, tetapi ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit. Menggunakan obat kumur antiseptik dapat membantu mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, menghindari makanan yang terlalu asam, pedas, atau keras dapat membantu mengurangi iritasi pada sariawan yang sudah ada.
Jika Anda sering mengalami sariawan, cobalah untuk mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan makanan yang mengandung zat besi serta vitamin B12. Menggunakan pasta gigi yang bebas SLS juga bisa membantu mengurangi risiko iritasi di dalam mulut. Selain itu, mengelola stres dan memastikan tubuh mendapatkan cukup istirahat sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terkena sariawan.
ADVERTISEMENT
Jika sariawan berlangsung lebih dari dua minggu, sangat besar, atau disertai gejala lain seperti demam atau pembengkakan kelenjar getah bening, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sariawan yang sering kambuh dan tidak sembuh dalam waktu lama bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang lebih serius.
Kesimpulannya, sariawan bukan hanya disebabkan oleh kekurangan vitamin C, tetapi bisa juga terjadi akibat cedera mulut, stres, alergi makanan, kekurangan nutrisi lain, perubahan hormon, penyakit autoimun, atau infeksi virus dan bakteri. Dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa lebih mudah mencegah dan mengatasi sariawan agar tidak sering kambuh.