Konten dari Pengguna

Membelah Obat: Kapan Boleh dan Kapan Harus Dihindari?

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
8 Februari 2025 12:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Banyak orang memilih untuk menghancurkan atau membelah obat agar lebih mudah ditelan, terutama bagi lansia atau mereka yang kesulitan menelan tablet utuh. Namun, tidak semua obat boleh dihancurkan atau dibelah karena dapat mempengaruhi efektivitas, durasi kerja, atau bahkan meningkatkan risiko efek samping. Memahami kapan obat boleh atau tidak boleh dihancurkan sangat penting untuk memastikan terapi pengobatan berjalan dengan aman dan optimal.
Ilustrasi Membelah  Obat, Sumber:IStockphoto/:Anass Bachar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Membelah Obat, Sumber:IStockphoto/:Anass Bachar
Obat dirancang dengan berbagai bentuk dan lapisan khusus untuk mengontrol pelepasan zat aktif dalam tubuh. Jika obat dihancurkan atau dibelah sembarangan, efeknya bisa berubah, bahkan berbahaya. Berikut beberapa alasan mengapa obat tertentu tidak boleh dihancurkan:
1. Obat Berlapis Enterik (Enteric Coated - EC)
ADVERTISEMENT
o Obat dengan lapisan enterik dibuat untuk melindungi zat aktif dari asam lambung agar tidak rusak sebelum mencapai usus. Menghancurkan lapisan ini dapat menyebabkan iritasi lambung atau membuat obat tidak efektif.
2. Obat Lepas Lambat (Extended Release - XR, ER, SR, CR)
o Obat dengan mekanisme pelepasan lambat dirancang agar zat aktif dilepaskan secara bertahap dalam tubuh. Menghancurkan atau membelahnya dapat menyebabkan pelepasan obat secara sekaligus, yang dapat meningkatkan risiko overdosis.
3. Obat dengan Dosis Tepat
o Beberapa tablet mengandung dosis yang telah diukur dengan tepat dalam satu bentuk utuh. Jika dihancurkan, dosisnya bisa tidak merata, menyebabkan dosis terlalu tinggi atau rendah pada setiap konsumsi.
4. Obat dengan Rasa Sangat Pahit atau Iritatif
ADVERTISEMENT
o Beberapa obat memiliki rasa yang sangat pahit atau dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan jika dikunyah atau dihancurkan.
Tidak semua obat berbahaya jika dihancurkan atau dibelah. Beberapa obat memang dirancang agar fleksibel dalam cara konsumsinya. Berikut kondisi di mana obat boleh dihancurkan atau dibelah:
1. Obat Tablet Biasa (Non-Coated Tablet)
o Jika tidak memiliki lapisan pelindung atau mekanisme pelepasan lambat, tablet biasanya aman untuk dihancurkan atau dibelah.
2. Obat dengan Garis Pemisah (Scored Tablet)
o Beberapa tablet memiliki garis pemisah di tengahnya, menandakan bahwa obat bisa dibelah tanpa mengurangi efektivitasnya.
3. Obat yang Bisa Dicampur dengan Makanan atau Minuman
o Beberapa obat yang boleh dihancurkan dapat dicampurkan ke dalam makanan lunak seperti yogurt atau jus untuk memudahkan konsumsi.
ADVERTISEMENT
Jika dokter atau apoteker menyatakan obat bisa dihancurkan atau dibelah, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dengan aman:
• Gunakan alat penghancur obat – Hindari menggunakan benda tajam seperti pisau karena dapat menyebabkan tablet hancur tidak merata.
• Campurkan dengan makanan yang sesuai – Gunakan makanan yang tidak mengandung kalsium tinggi jika obat dapat berinteraksi dengan kalsium.
• Hindari mencampur dengan minuman panas – Beberapa obat bisa kehilangan efektivitasnya jika terpapar suhu tinggi.
Jika Anda tidak yakin apakah obat boleh dihancurkan atau dibelah, langkah terbaik adalah bertanya kepada dokter atau apoteker. Jangan mengambil risiko dengan menghancurkan obat tanpa informasi yang jelas karena dapat mempengaruhi pengobatan.
ADVERTISEMENT
Menghancurkan atau membelah obat tidak selalu aman dan bisa berdampak pada efektivitas pengobatan. Memahami jenis obat yang boleh dan tidak boleh dihancurkan sangat penting untuk memastikan keamanan konsumsi. Jika ragu, selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum mengubah bentuk konsumsi obat Anda.