Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Rasa Kantuk Setelah Makan: Normal atau Tanda Masalah Kesehatan?
7 Februari 2025 18:04 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah makan siang, banyak dari kita sering mengalami rasa kantuk yang luar biasa. Mata terasa berat, tubuh lemas, dan fokus pun menurun. Fenomena ini sangat umum terjadi, terutama bagi mereka yang harus kembali bekerja atau belajar setelah jam makan siang. Tapi kenapa ini bisa terjadi? Apakah ini pertanda sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, atau hanya reaksi alami?
![Ilustrasi Makan Siang, Sumber:IStockphoto/NickyLloyd](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkd5seypstae6zq632fvp208.jpg)
Sebagian orang menganggap kantuk setelah makan siang sebagai tanda tubuh yang kenyang dan rileks. Namun, bagi yang harus tetap produktif, rasa kantuk ini bisa menjadi penghalang besar dalam menjalankan aktivitas. Untuk itu, mari kita kupas lebih dalam penyebab kantuk setelah makan dan bagaimana cara mengatasinya agar tetap segar dan fokus.
Kantuk setelah makan siang sebenarnya merupakan fenomena alami yang terjadi karena perubahan biologis dalam tubuh kita. Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Pertama, perubahan kadar gula darah yang terjadi setelah makan bisa menjadi penyebab utama. Saat kita mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula, tubuh akan melepaskan insulin dalam jumlah besar untuk menyeimbangkan kadar gula darah. Namun, lonjakan insulin ini sering kali diikuti oleh penurunan kadar gula yang cukup cepat, menyebabkan tubuh merasa lelah dan mengantuk.
ADVERTISEMENT
Selain itu, produksi hormon serotonin dan melatonin juga berperan dalam munculnya kantuk setelah makan. Makanan tertentu, terutama yang mengandung triptofan seperti ayam, ikan, telur, dan susu, dapat meningkatkan produksi serotonin, hormon yang memberikan efek relaksasi. Jika dikombinasikan dengan karbohidrat, efek kantuk akan semakin terasa karena serotonin dapat berubah menjadi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur kita.
Tidak hanya itu, peningkatan aktivitas pencernaan juga bisa menyebabkan rasa kantuk. Setelah makan, tubuh mengalihkan sebagian besar aliran darah ke sistem pencernaan untuk membantu memecah makanan. Akibatnya, suplai darah dan oksigen ke otak sedikit berkurang, membuat kita merasa lebih lemas dan sulit berkonsentrasi. Fenomena ini diperparah oleh ritme sirkadian atau jam biologis tubuh yang secara alami mengalami sedikit penurunan energi pada siang hari, terutama antara pukul 12.00 hingga 15.00.
ADVERTISEMENT
Meskipun kantuk setelah makan siang adalah hal yang normal, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa membuatnya lebih parah. Jika kantuk datang dengan intensitas yang berlebihan atau disertai gejala lain seperti pusing, jantung berdebar, atau kelelahan ekstrem, bisa jadi ini adalah tanda dari masalah kesehatan yang lebih serius seperti diabetes, gangguan tiroid, atau gangguan tidur. Diabetes, misalnya, dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang lebih ekstrem, sehingga kantuk terasa lebih berat dibandingkan biasanya.
Untuk mengatasi kantuk setelah makan siang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Mengurangi konsumsi karbohidrat berlebihan dalam makan siang dapat membantu menghindari lonjakan dan penurunan gula darah yang drastis. Sebagai gantinya, pilih makanan dengan indeks glikemik rendah seperti sayuran, kacang-kacangan, dan protein yang bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil. Selain itu, minum air putih yang cukup juga penting untuk mencegah dehidrasi, yang bisa memperparah rasa kantuk.
ADVERTISEMENT
Setelah makan, sebaiknya tidak langsung duduk diam atau tidur. Berjalan ringan selama 5-10 menit dapat membantu mempercepat pencernaan dan menjaga energi tetap stabil. Jika memungkinkan, paparan sinar matahari atau pencahayaan terang juga bisa membantu tubuh tetap terjaga. Selain itu, tidur yang cukup di malam hari sangat penting untuk mengurangi rasa kantuk di siang hari. Kurang tidur dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap efek kantuk setelah makan, sehingga pastikan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas selama 7-9 jam setiap malam.
Bagi yang membutuhkan dorongan energi tambahan, minum secangkir kopi atau teh hijau bisa menjadi solusi. Kafein dalam jumlah moderat dapat membantu meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kantuk. Namun, konsumsi kafein harus dilakukan dengan bijak, karena terlalu banyak kafein dapat mengganggu kualitas tidur di malam hari.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, rasa kantuk setelah makan siang adalah hal yang wajar dan biasanya tidak berbahaya. Ini merupakan efek dari perubahan kadar gula darah, produksi hormon tertentu, serta peningkatan aktivitas pencernaan. Namun, jika kantuk terasa berlebihan atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi ada faktor kesehatan lain yang berperan. Dengan mengatur pola makan yang lebih seimbang, tidur cukup, dan tetap aktif setelah makan, rasa kantuk bisa dikurangi sehingga tetap produktif sepanjang hari.
"Makan siang yang sehat bukan hanya soal apa yang dimakan, tapi juga bagaimana tubuh meresponsnya. Kenali tubuhmu dan atur pola makan yang tepat agar tetap segar dan fokus sepanjang hari!"