Konten dari Pengguna

Sarapan atau Tidak Sarapan? Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Yulius Evan Christian
Dosen Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
18 Februari 2025 13:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yulius Evan Christian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Benarkah sarapan adalah waktu makan terpenting dalam sehari? Atau justru melewatkan sarapan bisa memberikan manfaat tertentu?"
ADVERTISEMENT
Sarapan sering disebut sebagai waktu makan terpenting dalam sehari. Banyak pakar kesehatan menyarankan untuk tidak melewatkan sarapan karena dianggap dapat membantu meningkatkan energi, metabolisme, dan konsentrasi. Namun, di sisi lain, ada tren di kalangan tertentu yang memilih untuk melewatkan sarapan, seperti dalam pola makan intermittent fasting atau karena merasa tidak lapar di pagi hari.
Ilustrasi Sarapan Pagi, Sumber:IStockphoto/fcafotodigital
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sarapan Pagi, Sumber:IStockphoto/fcafotodigital
Perdebatan mengenai sarapan ini masih terus berlangsung, dan banyak orang bertanya-tanya apakah sarapan benar-benar penting, atau apakah tubuh tetap bisa berfungsi dengan baik tanpa makan di pagi hari. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bagaimana sarapan memengaruhi metabolisme, fungsi otak, berat badan, serta risiko penyakit jangka panjang.
Manfaat Sarapan bagi Kesehatan
Sarapan bukan hanya soal mengisi perut setelah tidur semalaman, tetapi juga tentang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalani aktivitas sepanjang hari. Berikut beberapa manfaat utama sarapan:
ADVERTISEMENT
1. Sumber Energi untuk Aktivitas Sehari-hari
Saat kita tidur, tubuh tetap bekerja untuk memperbaiki sel dan menjalankan fungsi metabolisme, tetapi selama waktu tersebut, kita tidak mengonsumsi makanan. Setelah tidur selama 6–8 jam, tubuh mengalami kondisi puasa alami, di mana kadar gula darah mulai menurun. Sarapan dapat membantu mengisi kembali energi yang hilang, sehingga tubuh lebih siap untuk beraktivitas.
Sarapan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat akan membantu menjaga kadar energi yang stabil. Orang yang terbiasa sarapan cenderung merasa lebih berenergi dan fokus dibandingkan mereka yang melewatkannya.
2. Mengontrol Nafsu Makan dan Mengurangi Risiko Makan Berlebihan
Salah satu alasan utama mengapa sarapan sering dianjurkan adalah karena dapat membantu mengontrol nafsu makan sepanjang hari.
ADVERTISEMENT
Ketika kita melewatkan sarapan, kadar hormon ghrelin, yang bertanggung jawab untuk merangsang rasa lapar, akan meningkat. Hal ini bisa membuat kita lebih cepat merasa lapar dan cenderung makan dalam porsi lebih besar di siang atau malam hari. Akibatnya, tanpa disadari, kita mungkin mengonsumsi lebih banyak kalori dibandingkan jika kita makan dalam porsi yang lebih seimbang sepanjang hari.
3. Menjaga Kesehatan Metabolisme
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang terbiasa sarapan memiliki metabolisme yang lebih baik dibandingkan mereka yang melewatkan sarapan.
Ketika tubuh mendapatkan makanan di pagi hari, sistem metabolisme mulai bekerja lebih cepat, membantu membakar kalori lebih efisien. Selain itu, sarapan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang sangat penting bagi penderita diabetes atau resistensi insulin.
ADVERTISEMENT
4. Meningkatkan Konsentrasi dan Fungsi Otak
Sarapan yang sehat dapat membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, serta keterampilan kognitif.
Bagi anak-anak dan remaja, sarapan telah terbukti meningkatkan kemampuan belajar dan membantu mereka lebih fokus di sekolah. Bagi orang dewasa, sarapan yang kaya akan protein dan lemak sehat dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.
5. Mengurangi Risiko Penyakit Jangka Panjang
Orang yang terbiasa sarapan dengan pola makan sehat memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, serta tekanan darah tinggi.
Beberapa penelitian menemukan bahwa melewatkan sarapan secara rutin dapat meningkatkan risiko obesitas, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis.
Dampak Negatif Melewatkan Sarapan
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak manfaat dari sarapan, beberapa orang tetap memilih untuk melewatkannya. Namun, ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi jika sering tidak sarapan, di antaranya:
1. Meningkatkan Risiko Makan Berlebihan di Siang atau Malam Hari
Ketika seseorang melewatkan sarapan, mereka cenderung merasa sangat lapar di siang atau malam hari. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi makanan dalam jumlah besar, terutama makanan yang tinggi gula dan lemak.
2. Bisa Menyebabkan Gangguan Metabolisme
Melewatkan sarapan dapat menyebabkan kadar insulin dan gula darah yang tidak stabil, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Selain itu, tubuh yang terbiasa melewatkan sarapan dapat mengalami penurunan metabolisme basal, yang berarti jumlah kalori yang dibakar saat istirahat menjadi lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
3. Menurunkan Konsentrasi dan Produktivitas
Bagi banyak orang, tidak sarapan bisa membuat mereka merasa kurang fokus, mudah lelah, atau bahkan mengalami pusing akibat kadar gula darah yang rendah.
Ini bisa berdampak pada produktivitas kerja atau prestasi akademik, terutama bagi mereka yang harus berpikir cepat atau melakukan aktivitas fisik intensif.
Apakah Ada Manfaat dari Melewatkan Sarapan?
Di sisi lain, beberapa orang memilih untuk tidak sarapan sebagai bagian dari pola makan tertentu, seperti intermittent fasting (IF).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak sarapan dalam jangka waktu tertentu dapat membantu tubuh dalam proses "autofagi", yaitu proses pembersihan sel yang membantu regenerasi tubuh dan meningkatkan kesehatan metabolisme.
Selain itu, bagi orang yang merasa tidak lapar di pagi hari, memaksakan diri untuk sarapan juga bukan pilihan yang baik. Dalam kasus ini, lebih baik mendengarkan sinyal tubuh dan makan saat benar-benar merasa lapar.
ADVERTISEMENT
Mana yang Lebih Baik: Sarapan atau Tidak?
Keputusan untuk sarapan atau tidak bergantung pada kondisi tubuh, gaya hidup, dan tujuan kesehatan masing-masing orang.
Jika Anda termasuk orang yang:
✅ Sering merasa lemas atau sulit berkonsentrasi jika tidak makan pagi, maka sarapan sangat disarankan.
✅ Memiliki masalah metabolisme atau diabetes, sarapan dapat membantu menstabilkan kadar gula darah.
✅ Sering merasa sangat lapar di siang atau malam hari, sarapan dapat membantu mengontrol nafsu makan.
Namun, jika Anda:
❌ Tidak merasa lapar di pagi hari, tidak perlu memaksakan diri untuk makan pagi.
❌ Menjalani pola makan intermittent fasting, melewatkan sarapan bisa memberikan manfaat tertentu.
❌ Lebih suka makan dalam porsi besar di siang atau malam hari, pola ini bisa tetap sehat selama asupan kalori tetap terkontrol.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan: Sarapan atau Tidak Sarapan?
Sarapan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan energi, menjaga metabolisme, hingga membantu fokus dan konsentrasi. Namun, tidak semua orang perlu sarapan jika tubuh mereka lebih nyaman dengan pola makan berbeda.
Yang paling penting adalah memilih makanan yang sehat dan seimbang, baik saat sarapan maupun pada waktu makan lainnya. Jika Anda memilih untuk sarapan, pastikan menu yang dikonsumsi kaya akan protein, serat, dan lemak sehat, bukan hanya karbohidrat sederhana yang bisa menyebabkan lonjakan gula darah.
Jika Anda memilih untuk tidak sarapan, pastikan asupan nutrisi tetap tercukupi dalam makanan berikutnya agar tubuh tetap mendapatkan energi yang dibutuhkan.
"Sarapan atau tidak, yang penting adalah memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menjalani aktivitas dengan optimal!"
ADVERTISEMENT