Konten dari Pengguna

Bushido : Nilai-Nilai Kehormatan Dalam Budaya Jepang Modern

rizky pratama sastra atmadja
mahasiswa universitas airlangga surabaya
6 Oktober 2024 13:09 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rizky pratama sastra atmadja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
• PENDAHULUAN
Bushido, yang berarti “jalan prajurit”, itu adalah kode etik yang diterapkan oleh para samurai pada masa feodal di jepang. Ada juga nilai - nilai bushido seperti ; kehormatan, keberanian, kesetiaan, dan juga pengendalian diri. Jadi ya selama berabad abad itu samurai telah membentuk yang namanya moralitas dan budaya sdalam diri mereka, walau pada abad ke – 19 itu kelas samurai sudah secara resmi telah di bubarkan nah namun, Nilai – nilai bushido tetap berpengaruh dalam masyarakat modern dan ada juga warisanya yang masih hidup dalam etos kerja, hubungan sosial, tanggung jawab, keberanian, disipin, dan cara pandang orang jepang.
ADVERTISEMENT
ilustrasi bushido , katana samurai (sumber: https://pixabay.com/)
• ISI
Meskipun awalnya Bushido itu dikaitkan dengan kehidupan prajuri jepang, tapi ya esensinya teap relevan di berbagai kehidupan modern di Jepang. Ada salah satu nilai penting dalam Bushido yaitu kehormaan (Meiyo), jadi terus menjadi prinsip moral yang sampai saat ini masih sanga dihargai. Menurut buku the japanese mind, orang jepang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap reputasi mereka di mata masyarakat. Kehormatan (Meiyo) tidak hanya di terapkan dalam lingkup kerja saja, tetapi juga dalam sosial yang dimana menjaga etika itu sangat penting.
Nilai kesetiaan (chuugi) yang sangat di junjung tinggi oleh para samurai jepang dalam melayani si tuan nya pun jga tercermin dalam budaya perusahaan Jepang. Karyawan Jepang juga sering menunjukan loyalitas yang kuat terhadap perusahaan tempat dimana mereka bekerja, ya itu bisa diartikan ke sebuah karakterisik yang sangat di hargai di dalam dunia jepang yang berfokus ke dunia bisnis di jepang. Di buku the japanese mind ini juga menyebutkan bahwa prinsip ini sih mirip dengan dedikasi para samurai jepang kepada tuan nya yang ada di masa lalu, jadi di mana hubungan antara atasan dan bawahan yang di penuhi dengan rasa saling menghormati dan tanggung jawab tentunya. Jadi contoh nya tuh seperti ini sih.... ibarat hubungan bos dan karyawan biasa di suatu perusahaan, jadi si karyawan biasa ini sangat menghormati bos nya karena bos nya mungkin saja baik kepadanya, tapi sayang nya si bos nya meninggal karna sakit jadi disini karyawan biasa ini memiliki dedikasi karyawan kepada bos nya, jadi sama sih dimana hubungan antara atasan dan bawahan yang di penuhi dengan rasa saling menghormati dan tanggung jawab penuh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga konsep keberanian (yuu) di dalam bushido ini juga dapat di terjemahkan ke dalam bentuk keteguhan hati untuh menghadapi segala tantangan dan rintangan di dalam kehidupan sehari – hari di jepang. Masyarakat jepang ini juga memiliki kecenderungan untuk menghadapi kesulitan, menghadapi segala tantangan, menghadapi segala rintangan, dengan sangat sabar dan pemikiran yang sangat tenang, jadi ya masyarakat jepang memang sangat tidak mudah menyerah. Walau banyak kesulitan, banyak rintangan, banyak tantangan, dan juga banyak rintangan, masyarakat jepang tidak akan mudah menyerah begitu saja semua akan mereka hadapi dengan sepenuh tenaga. Keberanian ini pun juga bukan hanya sekedar soal fisik setiap individu orang jepang saja, tetapi ini lebih mengarah kepada keteguhan mental setiap individu dalam mengatasi tekanan sosial diluar sana. Maka dari itulah kita jadi tau kenapa orang jepang tidak pernah menyerah dan mental nya bagus bagus... ya karena alasan ini itulah yang membuat orang jepang memiliki konsep keberanian (yuu) atau bisa disebut keteguhan hati.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir ada yang namanya pengendalian diri (jisei) ini merupakan salah satu aspek lain dari bushido yang sangat relevan dalam budaya orang jepang modern saat ini. Orang jepang juga sangat menghargai sikap yang sopan santun dan pengendalian diri (jisei) di dalam berinteraksi dengan orang lain, jadi ya kalau di artikan itu seperti saya dan ada satu orang lagi teman saya, nah disini saya mampu mengendalikan diri saya dalam berinteraksi dengan teman saya saat kita mengobrol, jadi saya tetap berinteraksi dengan sopan dan menghargai apa yang di obrolkan teman saya. Ini bisa di artikan ke dalam bentuk konsep pengendalian diri (jisei). Di dalam budaya yang menekankan kehidupan harmoni sosial masyarakat jepang, kemampuan untuk mengendalikan emosi hati, pikiran, dan menjaga sikap diri untuk tenang itu sangat penting. Jadi seperti saya yang menjaga sikap untuk tetap tenang disituasi yang rumit seperti saya mengerjakan soal UTS Matematika yang susah dan disini saya tetap menjaga sikap untuk tetap tenang agar tidak panik saat mengerjakan soal yang rumit, lalu contoh lain saat saya sedang di dalam situasi yang penuh tekanan waktu bekerja di suatu perusahaan, tekanan yang dimaksud itu lebih mengarah ke bos yang suka memberikan tekanan saat karyawan sedang bekerja (saya), nah disini saya menerapkan salah satu aspek bushido pengendalian diri (jisei) agar saya tetap tenang walau diberi tekanan mental oleh bos saya.... dan disini saya tetap mampu juga mengendalikan emosi agar saya tetap menjaga sikap untuk tenang karena sangat penting supaya tidak menimbulkan kekacauan yang lebih. Sama halnya dengan seorang samurai jepang yang dimana mereka harus mampu untuk mengendalikan emosi di dalam dirinya saat melawan musuh dan tetap tenang terutama di situasi dan di posisi yang penuh tekanan, konsep ini aslinya sangat bermanfaat dan berguna untuk seorang samurai agar tenang dan karena tenang jadinya bisa berpikir dengan leluasa untuk mengatur strategi melawan musuh nya.
ADVERTISEMENT
• KESIMPULAN
Jadi kesimpulan nya, meskipun Bushido berasal dari zaman dulu di zaman samurai, namun nilai – nilai yang terkandung di dalam nya tetap berpengaruh dan mempengaruhi ke dalam masyarakat jepang hingga masa dan hari ini. Di buku ini juga menggambarkan bahwa prinsip – prinsip seperi kehormatan, keberanian, pengendalian diri. Itu tidak hanya membentuk moralitas prajurit, tetapi juga bisa menjadi fondasi yang sangat penting di dalam kehidupan modern dimana orang jepang yang menjalaninya. Ya dengan demikian, bushido tetap menjadi warisan budaya yang sampai saat ini masih relevan dalam membantu membentuk etos kerja, hubungan sosial, dan tentunya tanggung jawab pribadi di dalam masyarakat jepang modern. Dan juga kehadiran nya tidak hanya terlihat di dalem kehidupan yang profesional saja, tetapi juga di dalam hubungan sosial sehari – hari, yang dimana rasa tanggung jawab itu menjadi elemen yang paling penting dalam kehidupan jepang. Nilai nilai ini pun menunjukan bagaimana warisan tradisional juga dapat terus beradaptasi dan terus berfungsi dalam masyarakat jepang modern, bahkan juga menjadi penyeimbang lah antara masa lalu dan masa kini. Ya balik lagi ini karena bushido banyak diterapkan di masa lalu dan sampai masa ini pun tetap ada.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, A. (2017). Bushido and the art of living: An inquiry into samurai values. Japan Publishing Industry Foundation for Culture.
Davies, R., & Ikeno, O. (2002). The Japanese Mind: Understanding Contemporary Japanese Culture. Tuttle Publishing.