Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bersikap Egois dalam Suatu Hubungan
17 Juli 2022 10:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari YUMNA NUR HAFIZHAH KHAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kehidupan memiliki jalan yang tidak lurus. Terkadang kita harus melewati beberapa tantangan dan cobaan di perjalanan. Apalagi kita merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dengan orang lain. Pertengkaran dan perdebatan menjadi hal yang tidak dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Dalam pertengkaran tersebut, pasti setiap individu akan berpikir untuk dirinya sendiri terlebih dahulu. Sehingga terkadang sifat egois muncul dari diri kita. Lalu, apakah bersikap egois itu salah?
Egois adalah sifat dasar manusia
Seperti yang kita tahu, egois adalah sifat dasar yang ada dalam diri manusia. Sifat ini cenderung membuat kita berpikir, bahwa diri kita adalah yang terpenting dibandingkan hal lainnya.
Jadi, setiap manusia pasti pernah menjadi egois. Walaupun begitu terdapat batas tertentu dalam penerapannya. Kita terkadang tidak menyadari bahwa telah bersikap egois atau menolak pemikiran bahwa kita telah egois. Sehingga orang lain yang akan menilai sikap kita.
Mungkin bersikap seperti yang kita pikirkan itu adalah yang terbaik bagi semuanya tetapi ternyata hal itu hanya menjadi terbaik untuk kita tidak dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Good Therapy, egoisme seseorang yang berlebihan juga bisa terkait dengan masalah kesehatan mental tertentu, seperti gangguan kepribadian. Salah satunya adalah gangguan kepribadian narsistik dan anti sosial yang menyebabkan seseorang begitu terpaku pada keinginannya sendiri, tanpa peduli pada kebutuhan orang lain.
Egois saat terlibat masalah
Apabila dihadapkan dengan sebuah hal yang membuat diri tidak nyaman, kita cenderung mencari cara agar kembali nyaman. Dalam proses tersebut kita mungkin tidak sadar telah bersikap egois.
Orang yang egois apabila dihadapkan dengan suatu perdebatan maka memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan tujuan awal. Apabila dalam sebuah kelompok terdapat perbedaan pendapat, maka dengan berbagai cara ia mencoba untuk mematahkan pendapat lain dan menginginkan orang lain untuk setuju dengan apa yang ia pikirkan.
ADVERTISEMENT
Orang yang egois juga akan sulit untuk meminta maaf. Walaupun mungkin ia melakukan kesalahan, ia sulit untuk menurunkan egonya untuk meminta maaf. Sehingga sulit untuk mengakhiri suatu masalah dengan orang lain.
Egois dengan batas wajar
Walaupun egois identik dengan hal negatif bukan berarti tidak dibutuhkan. Egois dengan batas yang wajar terkadang dapat dilakukan sebagai bentuk mencintai diri. Misalnya ketika sedang lelah tetapi pasangan meminta untuk bertemu. Akhirnya kita memilih untuk beristirahat.
Kita dapat melakukannya sebagai bentuk rasa sayang kita terhadap diri agar tidak sakit. Tetapi, jangan lupa untuk memberi pengertian kepada pasangan. Apabila dalam kondisi tersebut, pasangan tetap menginginkan bertemu tanpa memikirkan kondisi kita, maka itu sudah termasuk egois.
Contoh lainnya apabila kita memiliki satu makanan tetapi orang lain memintanya. Akhirnya kita memilih untuk tidak memberi karena lapar. Maka itu merupakan hal yang wajar. Tetapi, hal itu mungkin dapat membuat penilaian orang terhadap kita menjadi kurang baik.
ADVERTISEMENT
Menentukan yang salah
Dalam sebuah hubungan pasti tidak lepas dengan pertengkaran. Biasanya dalam menyelesaikan pertengkaran perlu adanya kata maaf sebagai peredam. Satu kata yang sangat sulit untuk diucapkan. Apabila terus bersikap egois maka masalah tidak akan terselesaikan. Dengan begitu perlu adanya pihak yang mengalah.
Mungkin mengalah sulit untuk dilakukan, apalagi kita merasa tidak salah. Tetapi, dengan mengalah masalah akan lebih mudah terselesaikan. Maka, orang yang pertama menurunkan egonya untuk mengalah adalah orang yang sangat menghargai hubungan tersebut.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa tidak selamanya egois itu tidak diperlukan. Tetapi, perlu adanya penyesuaian dalam penerapannya. Hal itu sebagai bentuk rasa cinta kita terhadap diri sendiri.
Egois yang berlebihan bukan hanya dapat menyusahkan orang lain tetapi juga dapat menyusahkan diri sendiri. Hal itu dikarenakan penilaian orang menjadi kurang baik terhadap diri kita. Penilaian tersebut dapat mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Sehingga perlu adanya pengenalan terhadap diri sendiri berupa introspeksi diri. Hal ini dapat memudahkan kita untuk sedikit demi sedikit mengubah sifat egois yang berlebihan tersebut. Selain itu, kita juga perlu meningkatkan kepekaan kita terhadap orang lain.
Coba untuk berpikir bagaimana jika kita yang berada di posisinya. Juga dalam sebuah hubungan, perlu adanya komunikasi yang baik. Beri penjelasan apabila kita merasa pasangan, keluarga, atau teman mulai bersikap egois. Beri pengertian kepadanya seperti apa keadaan kita apabila ia tetap bersikap egois.
Penulis: Yumna Nur Hafizhah Khan