news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Keunikan Dialek dan Aksen Bahasa Indonesia

yuni sartika
saya seorang mahasiswi universitas pamulang
15 Mei 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari yuni sartika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://www.istockphoto.com/id/vektor/terima-kasih-word-cloud-gm464836813-33188704
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.istockphoto.com/id/vektor/terima-kasih-word-cloud-gm464836813-33188704
ADVERTISEMENT
Bahasa Indonesia memiliki beragam dialek dan aksen yang mencerminkan kekayaan budaya dan geografis Nusantara. Berikut adalah beberapa keunikan dialek dan aksen dalam bahasa Indonesia:
ADVERTISEMENT
1. Dialek Betawi : Dialek ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Belanda, Cina, Arab, dan Portugis. Ciri khasnya adalah penggunaan kata-kata seperti "gue" untuk "saya" dan "elu" untuk "kamu". Contoh kalimat: "Gue mau pergi ke pasar."
2. Dialek Jawa : Meskipun bahasa Jawa berbeda dari bahasa Indonesia, penutur bahasa Jawa sering menggunakan kata-kata dan aksen Jawa dalam berbahasa Indonesia. Contohnya, penggunaan kata "ora" untuk "tidak" atau "iyo" untuk "iya".
3. Dialek Sunda : Penutur bahasa Sunda di Jawa Barat memiliki aksen khas ketika berbicara bahasa Indonesia, dengan intonasi yang cenderung lebih lembut dan penggunaan kata-kata seperti "mah" untuk penekanan. Contoh: "Saya mah nggak tahu."
4. Dialek Minang : Orang Minangkabau sering menggunakan kata-kata dari bahasa Minang ketika berbicara bahasa Indonesia, seperti "ndak" untuk "tidak" dan intonasi yang cenderung naik di akhir kalimat. Contoh: "Ndak, saya belum makan."
ADVERTISEMENT
5. Dialek Bali : Penutur bahasa Bali sering mencampurkan kata-kata Bali dalam percakapan bahasa Indonesia, dan intonasinya cenderung lebih melodius. Contoh: "Tiang mau ke pasar dulu."
6. Dialek Batak : Penutur bahasa Batak Toba sering menggunakan kata-kata Batak dan intonasi yang tegas dan keras dalam berbahasa Indonesia. Contoh: "Horas, apa kabar?"
7. Dialek Makassar : Penutur bahasa Makassar memiliki aksen khas dengan intonasi yang tegas dan penggunaan partikel "ji" yang berarti "saja". Contoh: "Saya ji yang akan pergi."
8. Dialek Melayu : Di Sumatera dan beberapa bagian Kalimantan, dialek Melayu banyak mempengaruhi bahasa Indonesia yang digunakan, dengan penggunaan kata-kata seperti "kau" untuk "kamu" dan "aku" untuk "saya". Contoh: "Aku mau pergi, kau ikut?"
ADVERTISEMENT
9. Dialek Ambon : Penutur bahasa Ambon sering mencampurkan kata-kata dari bahasa Ambon dan memiliki aksen yang khas. Contoh: "Beta (saya) su makan."
10. Dialek Papua : Orang Papua sering menggunakan kata-kata dari bahasa lokal dan memiliki aksen yang unik, dengan intonasi yang bervariasi dan sering kali menambahkan partikel "eh" di akhir kalimat. Contoh: "Saya pergi dulu eh."
Setiap dialek dan aksen ini memberikan warna dan keunikan tersendiri dalam penggunaan bahasa Indonesia di berbagai daerah, mencerminkan keragaman budaya dan identitas lokal.