Konten dari Pengguna

Ramadhan Sebagai Momen Pemersatu Umat

Yuni Setiowati
Mahasiswa di Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen
16 Maret 2024 22:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yuni Setiowati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
People hunting of Dessert (takjil) for Iftar. Foto: wisely/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
People hunting of Dessert (takjil) for Iftar. Foto: wisely/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ramadan telah lama menjadi pilar spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia, tetapi kekuatannya sebagai momen pemersatu umat kini lebih penting daripada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Di tengah ritual puasa yang dijalani umat Muslim, Ramadan bukan hanya sekadar ibadah, tapi juga menjadi momentum penyatuan hati dan pikiran lintas keyakinan.
Pada esensinya, Ramadhan membawa pesan universal tentang persaudaraan, toleransi, dan pluralisme agama.
Pluralisme agama adalah konsep yang menekankan pentingnya menghargai dan mengakui keberagaman keyakinan dan praktik keagamaan.
Selama bulan Ramadhan, konsep ini tercermin dalam berbagai cara, mulai dari partisipasi umat Muslim maupun non-Muslim dalam kegiatan lintas-agama hingga penghormatan terhadap praktek keagamaan yang berbeda.
Di banyak tempat di seluruh dunia, umat Muslim dengan tulus mengundang teman-teman dari berbagai agama untuk berpartisipasi dalam berbuka puasa bersama (iftar).
Selain itu, dalam sorotan berbagai media belakangan ini, viral sebuah konten mengenai non-Muslim yang ikut berburu takjil di bulan Ramadhan tahun ini.
ADVERTISEMENT
Banyak konten berjudul "nonis berburu takjil" yang sudah banyak dibuat, termasuk di platform X, TikTok, maupun Instagram. Uniknya, mereka seringkali menggunakan lagu atau backsound dengan judul yang sama, yakni "Rindu Muhammadku" dari Haddad Alwi.
"Fenomena takjil viral banyak banget yang antri, non muslim malah datang paling cepat" demikian tulisan di postingan yang diunggah akun mood.jakarta di Instagram, dikutip Sabtu (16/3/2024).
"POV:lagi siap-siap berburu takjil jam 3 sore mumpung yang puasa lagi lemes-lemesnya," tulis konten video akun Diva Nainggolan di TikTok, dikutip Sabtu (16/3/2024).
Di platform X, warganet seolah membalas dengan ciutan sebagai bentuk protes kepada mereka. Nampaknya, mereka merasa dicurangi lantaran tingkah para nonis tersebut.
Rupanya, mereka para nonis berburu takjil sejak masih siang hari. Alhasil warga muslim yang berpuasa dan mencari takjik untuk berbuka kerap kali kehabisan makanan.
ADVERTISEMENT
"Dear nonis... Kalian gapapa kalau mau berburu takjil... TAPI YANG FAIR DONG!! MASA CURI START MULU JAM 3 BAHKAN JAM 2 DAH BERBURU DULUAN?!?! Kita kita juga mau berburu takjil sekalian ngabuburit, tapi lolang pada malah habisin " demikian tulis akun @convomfs di X, dikutip Sabtu (16/3/2024).
Inisiatif-inisiatif semacam itu menunjukkan bahwa dalam keberagaman agama, ada kekuatan yang besar untuk mempersatukan umat manusia.
Ramadhan bukan hanya tentang umat Muslim menjalankan ibadahnya sendiri, tetapi juga tentang mereka membuka pintu-pintu rezeki untuk semua orang, menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua umat beragama.