Konten dari Pengguna

Ketergantungan Mahasiswa Terhadap AI Ketika Mengerjakan Tugas

Yunita Dwi Permata
Mahasiswa Sastra Indonesia UAD yang suka menulis, nonton film dan drama, K-Pop stan too
15 Januari 2025 8:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yunita Dwi Permata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa dikenal sebagai individu yang harus dituntut untuk berpikir kritis dan rasional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa ialah orang yang belajar di perguruan tinggi. Tempat menuntut ilmunya pun sudah disebut sebagai perguruan tinggi jadi tentu saja mahasiswa itu dikatakan sebagai tahta tertinggi seorang pelajar di Indonesia. Berbeda dengan status siswa yang mana masih selalu “disuapi” ilmu oleh bapak dan ibu guru di sekolah. Namun, terdapat persamaan dalam keduanya, yaitu sama-sama selalu mengerjakan sebuah tugas. Entah itu tugas tertulis maupun tidak tertulis. Tentunya ketika diberikan sebuah tugas oleh guru atau dosen, pasti mendapatkan beban moral bagi para siswa atau mahasiswa walaupun hakikatnya sebuah tugas itu adalah kewajiban setiap orang yang sedang menempuh pendidikan bahkan ibu rumah tangga pun memiliki tugasnya sendiri.
Ilustrasi Mahasiswa Sedang Belajar (Sumber: Pinterest)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mahasiswa Sedang Belajar (Sumber: Pinterest)
Berbicara tentang mahasiswa, si pemegang tahta tertinggi pelajar di Indonesia yang sering mengalami perasaan terbebani saat mengerjakan tugas pada akhirnya memutar otak agar tetap enjoy dalam menghadapi problematika kehidupan perkuliahan. Salah satunya ialah dengan menggunakan Artificial Intelligence atau yang akrab dikenal pada era modern ini sebagai AI. Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan ialah sistem komputer yang mampu melakukan tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. AI dapat membuat keputusan dengan cara menganalisis dan menggunakan data yang tersedia di dalam sistem. Karena disebut sebagai sistem yang mampu melakukan apa yang biasanya manusia lakukan, banyak sekali orang yang menggunakan AI ini. Contohnya dikalangan mahasiswa, pada kemajuan zaman yang sangat cepat ini tidak menutup kemungkinan bahwa banyak mahasiswa yang menggunakan AI dalam mengerjakan tugas kuliah sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan implementasi dari AI itu sendiri ialah untuk mendapatkan hasil yang optimal dan tentunya dalam waktu atau proses yang cepat. Penulis mengambil contoh betapa lumrahnya mahasiswa yang sedikit-sedikit mencari jawaban tugas di laman AI. Padahal terkadang itu hanyalah pertanyaan yang mudah dijawab dengan cara berpikir yang sederhana. Untuk itu, para mahasiswa di era saat ini menjadi seseorang yang terlalu menggampangkan sesuatu dan berubah menjadi personal yang enggan berpikir. Semuanya ingin yang serba instan.
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang orang mana yang tidak mau serba instan. Semuanya pasti ingin mendapatkan sebuah hasil yang sempurna dengan proses yang singkat. Mengesampingkan istilah trust the process dan tidak menikmati sekaligus menghargai setiap langkah kecil dalam berproses. Seperti yang sudah ditulis di atas, kebanyakan mahasiswa saat ini terlalu bergantung pada AI. Contohnya saat ingin menjawab pertanyaan dari dosen, padahal mahasiswa tersebut bisa menjawabnya dengan rasional yang sederhana, tetapi karena ketergantungan tadi membuat segala sesuatu harus ditanyakan pada AI terlebih dahulu. Hal tersebut tanpa sadar bisa memengaruhi etika dari seorang individu. Mengapa begitu? Coba kita perhatikan lebih dekat, mahasiswa yang dikit-dikit menggunakan AI dalam menjawab sebuah pertanyaan atau mengerjakan tugas cenderung memiliki sifat malas untuk berpikir. Ketika kita berpikir, maka lebih banyak pertimbangan saat ingin melakukan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Penulis merasakannya sendiri ketika memelihara rasa malas berpikir dan bergantung pada internet membuat sikap kita juga menjadi acuh tak acuh serta menjadi pribadi yang sering menggampangkan sesuatu. Karena ketergantungan tersebut, seringkali ketika apa yang kita cari tidak ada diinternet dan di web AI (kelemahan sistem buatan) kita menjadi lebih mudah marah atau kesal lalu menyalahkan orang lain atas ketidaktahuan diri sendiri. Tugas-tugas yang telah dikerjakan dengan cara mencarinya lewat web AI dan tidak dilakukannya pengecekan ulang alias langsung copas (copy paste) akan ketahuan oleh dosen dan malah membuat hasil yang diperoleh itu tidak maksimal walaupun sudah dikerjakan dalam waktu singkat. Namun, untuk apa jika singkat tapi tidak tepat. Segala sesuatunya itu harus seimbang jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal, istilah nikmati prosesnya itu benar adanya, ketika terjadi hal seperti itu tidak terlalu berlarut-larut dalam kemarahan dan kesedihan yang dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Melakukan sebuah kegiatan yang dinamakan belajar ialah memerlukan sebuah proses yang harus dinikmati.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki dampak positif, pasti selalu ada dampak negatif dari penggunaan AI ini pada bidang pendidikan. Beberapa sektor pendidikan seperti perguruan tinggi terkadang harus memenuhi tuntutan bisnis, universitas bekerja melawan waktu untuk menciptakan sebanyak mungkin lulusan dengan gelar AI. Banyak kasus tugas akhir atau skripsi yang sebenarnya tidak layak untuk disahkan karena terlalu banyak data yang dimanipulasi dan hanya mengcopynya dari web AI. Hal tersebut terjadi karena faktor internal yaitu rasa malas seseorang yang lagi-lagi diakibatkan oleh ketergantungan dengan AI dalam mengerjakan tugas apapun. Mungkin awalnya sepele, hanya sekedar memanfaatkan teknologi yang sudah ada dan semakin maju. Namun, kebiasaan-kebiasaan kecil tapi buruk inilah yang menyebabkan sifat ketergantungan menjadi parah sampai memengaruhi hasil belajar dari mahasiswa itu sendiri. Kita sangat boleh untuk memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang modern ini dengan sepuasnya. Tetapi, perlu juga memperhatikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh untuk dilakukan, ambil suatu hal yang positifnya saja seperti kita jadi lebih berpengetahuan luas karena bebas mengakses apapun menggunakan AI dan membuang hal yang negatifnya seperti menjadi individu yang malas untuk berpikir kritis serta sering menyepelekan sesuatu. Walaupun terkadang pembelajaran di kampus ada yang mengharuskan mencari materi lewat AI, jangan jadikan kesempatan tersebut menjadi kebiasaan buruk yang membuat kita kurang kritis dalam berpikir.
ADVERTISEMENT
Kita harus membatasi diri dengan kecerdasan buatan tersebut karena akan membuat diri kita hanya memupuk kebiasaan buruk sehingga terjadi kurang kritis dalam proses berpikir. Selalu ingatlah bahwa AI itu juga buatan manusia jadi jangan terlalu bergantung dan mulailah kembali mengasah pemikiran logis dengan cara membaca buku atau artikel jurnal sesuai porsinya masing-masing.