Pengaruh Krisis Kemanusiaan terhadap Pembentukan Moral Anak di Nigeria

Yunita Nurlaela Lestari
Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
2 Desember 2022 22:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yunita Nurlaela Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Dalam kehidupan bermasyarakat, pertumbuhan moral pada anak tanpa disadari sering dipandang sebelah mata. Krisis kemanusiaan yang kerap kali diperlihatkan turut menyumbang makna tersendiri bagi pembentukan moral anak, tanpa terkecuali krisis kemanusiaan yang terjadi di Nigeria. Lalu, apakah krisis kemanusiaan dapat berpengaruh pada pembentukan moral anak di Nigeria?

Ilustrasi Pengaruh Krisis Kemanusiaan terhadap Anak di Nigeria. Sumber Foto: Yunita Nurlaela Lestari
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengaruh Krisis Kemanusiaan terhadap Anak di Nigeria. Sumber Foto: Yunita Nurlaela Lestari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Krisis kemanusiaan adalah suatu kondisi dimana manusia mengalami penderitaan, ketidakamanan, kesejahteraan yang terganggu serta terjadinya pelanggaran terhadap HAM dengan skala rasio yang signifikan besar. Kehadiran krisis kemanusiaan yang semakin merajalela menjadi problematika tersendiri bagi masyarakat di Nigeria. Nigeria merupakan salah satu negara yang berada di kawasan benua Afrika dengan faktor kecenderungan ekonomi, sosial dan keamanan yang relatif kurang stabil.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2016 di Nigeria seringkali ditemukan kasus krisis kemanusiaan, baik dari segi fisik maupun psikis yang rentan menimbulkan konflik kemanusiaan. Krisis kemanusiaan dapat berupa kemiskinan, kelaparan massal, kekerasan seksual, pembunuhan, ancaman teror dan permasalahan lainnya yang dapat menimbulkan perasaan "tidak aman" di kehidupan masyarakat Nigeria.
Hal tersebut menimbulkan kecenderungan kontradiksi terkait pembentukan moral pada anak di Nigeria, yang semestinya mendapatkan pemenuhan terhadap haknya. Adapun beberapa kasus krisis kemanusiaan serta pengaruhnya terhadap pembentukan moral anak di Nigeria, yakni sebagai berikut.

Data Kasus Krisis Kemanusiaan di Nigeria

Berdasarkan data pada tahun 2016-2022, beberapa kasus krisis kemanusiaan di Nigeria, yakni:
Pada tahun 2018, PBB mencatat ada lebih dari 12,8 juta anak di Nigeria yang terdampak krisis pangan dan busung lapar akibat konflik yang berkepanjangan dan perubahan iklim secara ekstrem di kawasan Nigeria sampai saat ini. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus mengingat pemenuhan gizi terhadap anak termasuk kategori terpenuhinya hak anak, terutama dalam masa pertumbuhan anak di Nigeria.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2017, terdapat lebih dari 2.200 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan oleh kalangan remaja kepada pihak yang berwenang menurut data resmi Biro Statistik Nigeria dan mencapai 70 persen kenaikan angka kasus di tahun 2020 lalu. Hal ini menjadi sorotan publik dimana dikabarkan bahwa hukum di Nigeria terkait kasus kekerasan seksual tidak lebih berpihak kepada korban sehingga menimbulkan "ketidakadilan" bagi pihak korban.
Berdasarkan sumber Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Bersenjata pada tahun 2021 terdapat geng kriminal bersenjata di Kaduna, barat laut Nigeria yang menewaskan sekitar 2.600 warga sipil. Pada tahun 2021, Amnesty international menyatakan bahwa pasukan keamanan di Nigeria telah berulang kali gagal dalam melindungi anak-anak dari kejahatan konflik bersenjata. Tercatat ada sekitar 279 anak diculik oleh kelompok bersenjata Boko Haram di Chibok dan Dapchi. Hal ini yang menjadi penyebab lebih dari 600 sekolah dilaporkan tutup karena takut akan ancaman konflik bersenjata tersebut.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Krisis Kemanusiaan terhadap Pembentukan Moral Anak di Nigeria

Krisis kemanusiaan di Nigeria telah menjadi isu internasional dan merupakan fenomena yang terbilang sudah "biasa" dalam kehidupan sehari-hari di negara tersebut. Para pelaku kejahatan kemanusiaan masih dapat berkeliaran tanpa aparat keamanan negara di Nigeria mampu menangani sepenuhnya. Fenomena yang terlihat "biasa" ini bisa saja terekam dalam sel otak anak serta tumbuh menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan keseharian mereka dan berpeluang menjadikan anak-anak di Nigeria berpikir mengenai perilaku sirkular tersebut di masa depannya adalah hal yang sudah biasa terjadi.
Pertumbuhan moral pada anak merupakan langkah awal dalam membangun dasar suatu entitas masyarakat yang mumpuni. Ada banyak faktor yang dapat mewarnai pertumbuhan moral pada anak, baik itu warna positif maupun bermakna negatif. Anak sebagai "peniru ulung" dari perilaku orang tua maupun lingkungan sekitar menjadi fokus tersendiri jika dihadapkan dengan lingkungan kehidupan yang bernilai krisis terhadap norma kemanusiaan. Sehingga krisis kemanusiaan yang terjadi di Nigeria membawa makna negatif bagi kehidupan sosial dan moral anak di Nigeria.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya apapun bentuk krisis kemanusiaan tersebut dapat mempengaruhi kinerja otak dan perubahan pola perilaku pada manusia, terutama pada pengelolaan moral di usia anak yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Hal tersebut tentu saja perlu untuk digarisbawahi, mengingat bahwasanya anak-anak adalah penerus generasi serta penggerak harapan bangsa.
Dalam menangani hal tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi internasional yang memiliki visi untuk menjaga perdamaian dunia turut berpartisipasi dalam menangani krisis kemanusiaan di Nigeria dan pengaruhnya bagi pola perkembangan moral anak di wilayah tersebut.
Dengan menggunakan pendekatan konsep "responsibility to protect" yang telah dikemukakan dalam laporan International Commission on Intervention and State Sovereignty (ICISS) pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa hak kedaulatan tidak hanya diberikan kepada negara untuk mengontrol krisis kemanusiaan, tetapi juga memberikan tanggung jawab untuk menangani dan melindungi rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian konsep ini juga menyatakan bahwa jika peran negara gagal dalam memberikan perlindungan kepada rakyatnya, baik karena negara tersebut tidak mau ataupun tidak mampu dalam menanganinya, maka tanggung jawab tersebut dapat dialihkan kepada organisasi internasional
Untuk itu, UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund) mengambil peran dalam mengatasi pemenuhan hak anak di Nigeria, yakni diantaranya memajukan pendidikan, pelopor kesehatan, serta perlindungan kekerasan seksual dan menangani perdagangan anak di Nigeria.
Dengan adanya bantuan internasional, maka diharapkan pengaruh krisis kemanusiaan yang kemungkinan dapat berpengaruh terhadap pola pertumbuhan dan pembentukan moral pada anak di Nigeria dapat ditangani dengan baik serta mencegah lingkaran setan kasus krisis kemanusiaan di Nigeria terus berlanjut pada masa mendatang.
ADVERTISEMENT