Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perkembangan dan Kegunaan Sajadah di Indonesia
12 November 2019 16:49 WIB
Tulisan dari Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata sajadah berasal dari Bahasa Arab (sajada) yang berarti sujud. Bagi kaum Muslim sajadah biasanya digunakan untuk alas saat menjalankan ibadah sholat. Jadi sejatinya sajadah merupakan alas bagi seorang Muslim saat beribadah sholat.
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia, sajadah telah lama digunakan sebagai alas sholat. Sebelum mengenal sajadah berbentuk dan berbahan permadani seperti banyak dijumpai sekarang, dahulu kaum Muslimin di Indonesia menggunakan daun pisang atau pelepah yang kering sebagai alas sholat. Seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat Indonesia mengenal sajadah berbentuk seperti saat ini sebagai alas untuk beribadahnya.
Memang sebuah sajadah bukanlah menjadi hal wajib dalam menjalankan ibadah sholat, namun ada beberapa kegunaan sajadah yang memiliki kegunaan yang dianjurkan. Berikut fungsi dan kegunaan sajadah dalam menjalankan sholat:
1. Menghindari panas dan kotor
Menjalankan sholat tidak hanya dilakukan di dalam rumah, pada saat tertentu kita melakukannya di luar rumah atau pada tanah lapang. Seperti saat kita melaksanakan sholat Idul Fitri atau Idul Adha, biasanya dilaksanakan di tanah lapang atau di sekitar luar masjid. Untuk terhindar dari panas dan kotor, sebaiknya menggunakan alas sajadah, agar ibadah lebih sempurna.
ADVERTISEMENT
2. Menghindari najis
Sebagai sebuah alas, fungsi sajadah adalah menghalangi seseorang yang akan menjalankan sholat dari najis. Tidak hanya diluar rumah, tapi di dalam rumah dapat ditemui najis yang terkadang tidak kita sadari letaknya. Najis yang dimaksud seperti kotoran cicak, tikus, bahkan urin anak kecil yang ada di lantai.
3. Pembatas dari najis
Perlu diketahui, walaupun letak najis itu cukup jauh dari jangkauan pada saat kita sholat, namun selama kita tidak menggunakan sajadah tetap itu dianggap najis untuk kita. Maka kegunaan sajadah seakan menjadi pembatas tak terlihat dari najis tersebut.
Pada masa saat ini, sajadah telah berkembang menjadi banyak tipe dan jenisnya, termasuk tipe yang digunakan di masjid dan perorangan. Salah satu jenis sajadah adalah yang dikeluarkan oleh Brand Lasouk, sebuah sajadah premium modern yang terinspirasi dari Kota Marrakesh, sebuah kota di Maroko di kaki pegunungan Atlas yang dikenal sebagai "Mutiara dari Selatan". Lasouk diproduksi dari Singapura dan telah meluncurkan dua jenis ukuran, yaitu ukuran versi Musholla (105x50cm) dan ukuran versi Home (140x50cm).
ADVERTISEMENT
Desain Lasouk yang modern mencakup keindahan kontemporer yang terinspirasi tren modern untuk menciptakan suasana lebih tenang dan khusyuk dalam beribadah. Sajadah ini ramah lingkungan, karena menggunakan tinta berbahan dasar air, sehingga tidak akan luntur ketika dicuci, 100% bebas latex dan PVC. Dengan daya serap yang tinggi, sajadah Lasouk merupakan sajadah anti-slip karena dilengkapi dengan lapisan sintesis yang lembut dan karet pada bagian bawah sajadah sehingga memiliki daya cengkram kuat pada permukaan lantai. Lasouk memiliki bahan dasar karet alami yang dapat terurai tanpa mengganggu ekosistem. Dengan tingkat kepadatan bantal yang tinggi untuk meningkatkan ketenangan dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah. Produk Lasouk dibagi menjadi tujuh varian produk, yaitu Bahia Jade, Dar Si Said Black, Koutoubia Emerald, Majorelle Blue, Mamounia Black & Brown, Mansour Pink, dan Sultana Purple. Kesemuanya dibungkus ke dalam paket premium yang cantik.
Brand Lasouk juga berkomitmen untuk mendukung para pelajar yang kurang beruntung untuk mendapatkan edukasi lebih tinggi. Maka dari itu, Brand Lasouk bekerjasama dengan Education For All Morocco (Efamomcco), sebuah lembaga Non-Govermental Organization yang didirikan tahun 2007, untuk membantu para anak perempuan berusia 12 - 18 tahun yang tinggal di daerah pedesaan terpencil High Atlas untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi. Pada setiap penjualan 300 sajadah, Lasouk akan mensponsori seorang anak untuk sekolah dan tinggal di asrama Efamomcco selama 1 tahun penuh.
ADVERTISEMENT